PERKATAAN YANG BENAR

(THE FAITHFUL SAYING)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Timotius 1:15

6-15-58

 

 

Ini adalah Pendeta yangmembawakan warta pukul sebelas pagi yangdiberi judul: Perkataan Yang Benar. Di dalam pelajaran kita melalui Firman itu, kita meninggalkan hari Minggu malam yang lalu dengan ayat yang kesebelas dari pasal yang pertama kitab 1 Timotius. Dan pada hari ini, kita memulai dengan ayat yang kedua belas, dibaca sampai dengan ayatnya yang keenam belas.

 

1 Timotius 1:12-16: Paulus telah menyelesaikan yang pertama, pendahuluan tersebut, bagian dari pesannya kepada gembalanya yang masih muda dengan kata-kata demikian:

 

Yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku. (Kemudian ia melanjutkannya)

“Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku;

Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman

Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Yesus Kristus.

Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.

Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.

Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya, bagi raja segala zaman, Allah yang Kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin

 

Hanya dengan membaca bagian tersebut merupakan apologinya sendiri. Ayat-ayat itu merupakan salah satu dari ayat-ayat yang paling agung di dalam Alkitab. Dan terhadap ayat-ayat tersebut, saya telah mempersiapkan sebanyak tiga buah khotbah; yang pertama adalah yang sedang disampaikan di pagi hari ini. “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa:” 1 Timotius 1:15.

 

Paulus baru saja menuliskan sebuah ringkasan yang kecil, sebuah ikhtisar yang kecil mengenai hidupnya sendiri:

 

Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku.  

 

Kemudian, setelah membuat refernsi kecil terhadap kehidupannya, dia memasukkan alat tulisnya ke dalam darah dari hatinya sendiri dan menuliskan teks Injil yang indah, mengesankan, dan mengagumkan ini: “Bahwa Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Nats itu merupakan nats yang didasari oleh pengalaman. Nats itu muncul dari pengalaman hidupnya. Nats itu merupakan sesuatu yang telah diketahuinya sendiri. Dia telah menyebarkan Injil yang timbul dari mata air dari kedalaman jiwa dan hidupnya sendiri.

 

Sekarang, dia mengatakan bahwa hal itu merupakan cara yang tidak lazim. Daripada hanya membicarakan nats tersebut, menuliskannya, kemudian dia meletakkannya di dalam suatu kerangka kerja. Dia menggambarkannya: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya (dan kalimat itu dituliskan dengan menggunakan bahasa tua yang sudah tidak dipakai lagi) - patut diterima sepenuhnya bahwa …”

 

Kemudian dia menuliskan teks itu: seperti buah apel yang terbuat dari emas dan gambaran dari perak – kata-kata, begitu indahnya, diucapkan begitu fasihnya – maka Paulus meletakkan teks ini di dalam sebuah kerangka kerja: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya.”

 

Jadi, pertama-tama saya akan berbicara tentang perkataan: Perkataan ini; merupakan sebuah aksioma dari orang-orang; ucapan itu sering diulangi dan dikatakan sehingga menjadi sebuah perkataan. Tidak ada kalimat yang merupakan sebuah perkataan yang diucapkan satu kali atau dengan jarang diucapkan. Akan tetapi sesuatu hal akan menjadi sebuah perkataan ketika hal itu dipercakapkan, dan dipercakapkan, dan dipercakapkan dan kebenaran darinya berseru ke dalam hati. Dan demikianlah sebuah perkataan, sebuah aksioma umat Kristen, di dalam komunitas yang pertama. Orang-orang tua mengajarakannya kepada anak-anak mereka; dan para bapa dan ibu mengulanginya, dan mengulanginya kembali; dan putra-putra serta putri-putri mereka akan memperkokoh serta menegaskannya. Telah diucapkan di dalam masa muda dan diucapkan kembali di usia tua. Hal itu merupakan sebuah perkataan; merupakan sebuah aksioma agung dari umat Kristen, merupakan kebenaran dari Injil.

 

Dan sekarang, izinkanlah saya berhenti sebentar untuk mengakui bahwa ayat-ayat yang berada di dalam kitab suci ini berakhir di mana kita sering melewatinya, begitu lancarnya – kita hanya membacanya dan cepat-cepat pergi – oh, betapa arti mereka telah bermandikan darah dan di dalam air mata, di dalam perjuangan, di atas tiang pancung, di dalam rak, di dalam penjara bawah tanah – nats-nats ini, perkataan-perkataan ini, aksioma-aksioma umat Kristen yang telah kita baca di dalam pesan Injil di sini. Saya telah memilih salah satu dari beberapa kitab sejarah – tentang yang satu ini: “Bahwa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Demikianlah sebuah aksioma umat Kristen yang agung; demikianlah sebuah perkataan.

 

Kembali ke masa lampau, di zaman kegelapan terdahulu, pada seribu lima ratus, di awal tahun seribu limaratus, datanglah ke Inggris seorang sarjana besar dari zaman Renaissance. Namanya adalah Desiderius Erasmus. Dan dia berbicara di awal tahun seribu limaratus kepada pusat apresiasi dan studi intelektual di Inggris: Dia berbicara di pusat-pusat universitas dan akhirnya dia berbicara di Cambridge. Di sana terdapat serang pelajar yang bernama Thomas Bilney, yang mana para sahabatnya sesama pelajar dengan mesra menyebutnya sebagai Bilney kecil. Dia mendengarkan Erasmus ketika dia sedang berbicara dan jiwanya menjadi terperangkap di dalam kobaran api. Di dalam agama yang telah dikenalnya sepanjang hidupnya, ada kehampaan yang menyakitkan tertinggal di dalam hatinya, suatu perasaan lapar dan dahaga. Dan ketika dia menyimak kepada Erasmus, sarjana yang tak tertandingi itu, dia merasa bahwa Erasmus memiliki sesuatu yang disembunyikan dari pandangan mata orang-orang Inggris. Jadi, sahabat muda ini berkata di dalam hatinya: “Setiap buku yang telah dituliskannya, setiap kalimat yang diterbitkannya, dengan setia akan kubaca.”

 

            Segera setelah Erasmus telah kembali ke benuanya sendiri, di Perancis dia menerbitkan sebuah terjemahan dari kitab Perjanjian Baru dengan menggunakan bahasa Latin. Dan menurut kepada kepintaran dari Bilney kecil, dengan segera dia mengatur untuk membeli sebuah salinan dari kitab itu dan membacanya. Sekarang, saya akan mengutip dari kisah Bilney kecil sendiri:

 

Jiwaku merasa sakit, dan aku rindu akan kedamaian, akan tetapi tidak di manapun juga aku dapat menemukannya. Aku pergi menemui pendeta-pendeta, dan mereka menunjukkanku penebuan dosa dan berziarah; walaupun begitu dengan semua hal ini, jiwaku yang sakit dan buruk tidak menghasilkan apapun juga. Akan tetapi pada akhirnya, aku mendengar tentang kasih karunia Yesus. Hal itu seperti ini ketika pertama kali kitab Perjanjian Baru ditetapkan oleh Erasmus bahwa terang itu datang. Aku membeli kitab itu, menjadi ditarik kesana oleh bahasa Latin tersebut, lebih baik daripada oleh Firman Tuhan. Karena, di saat itu, aku tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan Firman Tuhan. Dan, pada saat pembacaan pertama dari kitab itu, sebagaimana yang dapat aku ingat, secara untung-untungan aku melihat kata-kata ini: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Satu kalimat itu, melalui pekerjaan Tuhan di dalam, demikian mengangkat jiwaku yang kurang baik dan rusak, sehingga setiap tulang-tulang yang berada di dalam diriku melompat karena sukacita dan kegembiraan. Seolah-olah, setelah suatu malam panjang yang kelam, fajar tiba-tiba menyingsing.

 

Dan Bilney kecil, murid dari Cambridge itu, menemukan Tuhan di dalam teks tersebut.

 

Hari-hari berlalu dan Hugh Latimer, seorang biarawan yang paling tekun, penuh pengabdian dan terpelajar atas seluruh pengajaran dariInggris, datang mengunjungi Universitas Cambridge. Dan rahib itu menuruni mimbar di dalam gereja di Cambridge itu dan mennerangkan warta itu. Dan, ketika Bilney kecil mendengarkannya, Hugh Latimer berbicara dengan begitu fasihnya, begitu agungnya dalam penampilannya, begitu meyakinkan di dalam kemampuannya berbicara, sehingga murud sekolah kecil itu berkata: “Oh, jika saja Tuhan Allah dapat menyingkapkan kebenaran itu kepada orang ini, dia akan merubah Inggris!” Dan dia berfikir: “Jika saja seseorang dapat menerima Hugh Latimer dan bersama-sama dengan dia ketika Aquilla dan Priscilla kepada Apollo, pendeta yang pintar berbicara dari Perjanjian Baru itu.”

 

Dan Bilney kecil menundukkan kepalanya dan berkata: “Oh, Tuhan, tidak ada yang dapat Engkau lakukan terhadap Bilney kecil. Aku tidak dapat melakukan apapun untukku. Akan tetapi, Tuhan, jika saja Engkau dapat memberikanku jiwa dalam kehidupan kepada orang tersebut, apa yang mau Engkau lakukan kepadaku.”

 

Berdoa di sana, di Universitas Cambridge tersebut, ketika Hugh Latimer turun dari mimbar tersebut, di sana, di Cambridge, dia datang begitu dekatnya, melewati lorong tersebut kepada Bilney kecil, bahwa jubahnya menyapu wajah dari murid tersebut. Dan, hanya seperti itu saja, tanpa adanya perencanaan, murid yang muda itu bangkit dan berkata: "Bapa Latimer, dapatkah saya mengaku I jiwa saya kepadamu?” Dan gembala hebat itu merasa direndahkan, dia memberi isyarat kepada murid tersebut, lalu kemudian mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang hening dan bersama-sama mereka duduk di sana.

 

Dan Bilney kecil menjatuhkan wajahnya di hadapan gembala hebat itu. Dan pengakuan itu merupakan pengakuan yang paling luar biasa yan gpernah didengarkan oleh dunia ini. Dan pengakuan tersebut merupakan pengakuan yang paling luar biasa yang pernah dilimpahkan ke telinga dari seorang gembala sejak pengakuan langsung dimulai – karena murid yang masih kecil itu, berlutut pada kedua lututnya melimpahkan seluruh jiwanya kepada gembala yang hebat itu, betapa lapar dan dahaganya dia di dalam jiwanya. Dan Erasmus datang, dan di dalam Erasmus dia menemukan sesuatu yang dia tidak miliki. Dan dia telah membeli kitab Perjanjian Baru dari Erasmus dan telah dibacanya. Dan Bilney kecil meneteskan air matanya ketika dia mengutipnya: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”

 

Dan dia berkata: “Dan Bapa Latimer, Bapa Latimer, jiwaku terbakar dan setiap tulang-tulangku melompat bersukacita, dan saya mengetahui bahwa saya dapat dibenarkan oleh iman dan dosa-dosa saya diampuni. Dan saya telah memiliki damai sejahtera bersama dengan Tuhan!”

 

Dan gembala itu melakukan hal yang berkelimpahan: Dia berdiri di depan murid yang putus asa dan sedang menangis itu, yang mencurahkan jiwanya, dan dia berlutut di samping Bilney kecil itu; dan dia berkata kepada Bilney kecil: "Saya juga memiliki rasa lapar dan dahaga di dalam jiwa saya!”

 

Dan merogoh dari jubah gaun akademisnya Bilney kecil mengeluarkan kitab Perjanjian Baru yang telah diterjemahkan oleh Erasmus tersebut; dan jatuh terbuka pada halaman yang telah basah oleh air mata itu: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Dan terang dari surga jatuh menimpa jiwa Latimer dan hati Latimer. Lalu kemudian dia menaikkan Injil dari Anak Allah yang benar, agung dan kuasa itu.

 

Lihatlah kepadanya sekarang. Dia berjalan melalui pantai itu untuk berkhotbah di hadapan raja dari Fight Hall. Dan kerumunan manusia itu mengelilingi dia hanya untuk menyentuh keliman jubahnya – gembala yang hebat itu, Hugh Latimer, membawa seluruh bangsa bersama dengannya ke kaki dari kayu salib itu – orang Tuhan penganut Protestan yang agung itu membuat bangsa Inggris mendengar suara dan firman Injil dari Anak Allah itu.

 

Dan kemudian tahun-tahun berlalu, dan tidak berapa lama, Bloody Mary menjadi ratu. Dan dia menjangkaukan tangannya yang penuh dengan darah itu kepada pemimpin pendeta itu untuk menangkap gembala hebat itu. Dan dia kembali lagi ke jalanan, dan kali ini dia pergi mengunjungi Oxford.  Dan kerumunan manusia di sana menjadi hening, karena para algojo berjalan dari samping, dan tiang pancung telah dipersiapkan, dan kayu-kayu bakar telah dikumpulkan, dan kemudian kayu itu dibakar.

 

Dan di sana (saya menyalin kembali dari buku-buku sejarah) ada Uskup Ridley menjadi yang pertama memasuki daftar itu, berpakaian di dalam kebiasaan keuskupannya. Dan segera setelahnya Uskup Latimer, berpakaian seperti biasa di dalam pakaian penjaranya. Guru Latimer sekarang membuat penjaganya menderita untuk menarik pakaian penjaranya dan kemudian dia muncul dalam kain kafan. Karena telah siap, dia mempercayakan jiwanya kepada Tuhan; dan kemudian dia menyerahkan dirinya sendiri kepada sang algojo berkata kepada Uskup di kota kata-kata yang bersifat nubuat ini: “Pada hari ini, kita akan, Tuhanku menghidupkan sebuah lilin di Inggris yang tidak akan pernah padam.”

 

Saya sudah pernah berdiri di tempat yang keramat itu di mana mereka membakarnya bersama dengan Ridley di tiang pancung:

 

Di kota Oxford, kayu-kayu bakar telah ditumpukkan

Dengan tergesa-gesa karena amarah dan engan kutuk liar,

Di sekeliling dua orang dari keturunan Inggris kita

Yang berani bersaksi benar dalam pembicaraan mereka, sungguh.

Di sekeliling dua orang pemberani dari ras yang kokoh,

Dengan jiwa yang tidak bergetar, mampu menghadapi yang terburuk.

Mengelilingi dua jiwa yang berani yang dapat menjaga mereka tetap berjanji bertemu,

Melalui jalan berapi untuk mengikut Kristus.

Dan kobaran api itu melompat, tetapi asap yang membutakan

Tak mampu membuat jiwa tercekik.

"Karena," katanya, "Guru Ridley, jadilah pesorak yang baik,

Sebuah lilin di Inggris menerangimu disini,

Yang oleh anugerah Tuhan tidak akan pernah padam,

Dan pidato itu, dalam bisikan, yang telah didengungkan.

Cahaya Latimer tidak akan pernah padam,

Bagaimanapun angin akan meniupnya

Cahaya Latimer telah datang untuk menetap,

Sampai bunyi terompet dari datangnya hari penghakiman.

 

Teks ini, saya katakan, yang begitu fasih diteruskan, mereka mandi di dalam asap, dan di dalam api, dan di dalam air mata, dan di dalam darah. Jadi, ketika saya sampai pada teks ini, saya melakukannya dengan rasa hormat yang besar. “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”

 

Ini merupakan perkataan yang benar – kebenaran, kebenaran selama seribu sembilan ratus tahun lamanya – tidak pernah berubah, seperti mentari yang selalu memberikan sinarnya yang sejati, keping uang dari surga, citranya dan angka-angka yang tertulis di atasnya, tidak pernah dihapuskan oleh penggunaan dari generasi-generasi yang melaluinya. Keping uang logam ini, yang dicetak oleh Tuhan ini, begitu segar, bersinar, hal itu merupakan perkataan yang benar, “Patut diterima sepenuhnya.” Patut diterima sepenuhnya oleh setiap manusia. Patut dari seluruh iman kita dan kepercayaan kita – sepenuhnya penerimaan kita! Orang-orang terpelajar itu, orang-orang kaya itu, orang-orang bijaksana itu, orang-orang yang murni itu, oang-orang yang tidak bersalah itu, kaum pengemis itu, perempuan-perempuan sundal itu, pelacur-pelacur itu, para pencuri, yang bejad akhlaknya itu, yang tidak berdaya itu, yang tak punya harapan itu – semuanya sama, teks ini patut diterima sepenuhnya!

 

            Apabila kita berdiri di tengah-tengah orang yang berdosa yang paling hina, dan harus mengulanginya:  “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.”

 

Dan seorang manusia hina berdiri dan berkata: “Pak Pendeta, apakah semua itu menjangkau bahkan sampai kepada saya?”

 

Saya dapat mengatakannya: “Saudaraku, bahkan jangkauannya itu sampai juga kepadamu.”

 

Jika saya harus berdiri di dalam sebuah kantor dari sebuah industri besar yang terkemuka, atau seorang ahli ang terpelajar dan mengulangi teks tersebut: “Dan Dia datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.”  Apakah semua itu sampai juga menjangkau dia? Bahkan jangkauannya sampai kepadanya! “Patut diterima sepenuhnya!”

 

Di dalam beberapa menit lagi yang tersisa, Izinkanlah saya mengatakan teks ini: “Kristus Yesus (jadi kita memiliki seseorang yang akan datang) Kristus Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan orang berdosa.” Jadi, seorang malaikat tidak dapat menolong kita. Dan seorang manusia biasa tidak dapat melakukan penebusan untuk kita.

 

Kristus Yesus: “Kristus” artinya “Yang Diurapi.” “Yesus” artinya “Juru Selamat” Jadi, kedua kata itu berarti “Juru Selamat Yang Diurapi.” Kembali ke zaman dahulu, saya tidak tahu kapan, Alkitab menyebutkan kepada suatu waktu sebelum dibangunnya dunia ini, kembali ke zaman dahulu, Tuhan Allah mengurapi Yesus, Kristus, Lambang itu, Anak allah itu, Illah, untuk menjadi Juru Selamat kita.

 

“Kristus Yesus datang ke dunia ini:” Demikianlah gambaran dari penjelmaan-Nya.:

 

Turun,

Turun,

Turun,

 

Melalui seluruh semesta alam memenuhi langit yang dipenuhi bintang;

 

Turun

Dan turun

Pada atom debu ini;

Turun kepada kita makhluk bumi ini

 

Dan kepada-Nya mengambil sifat alami kita;

 

Turun,

Turun

Dan menjadi manusia

Turun,

Dan turun

Dan turun

Dan menderita, kelaparan, kehausan, berduka, tersedu, menangis.

Mati seperti seorang manusia!

 

Datang ke dunia dari seorang manusia – Tuhan Allah – Untuk mengapa? Untuk mengapa? Untuk menyelamatkan orang berdosa! Bukan untuk memanggil orang-orang beriman untuk bertobat, akan tetapi orang yang berdosa! Bukan untuk menyembuhkan yang sehat, akan tetapi menyembuhkan yang sakit! Bukan untuk melepaskan orang yang bebas, akan tetapi belenggu – untuk menyelamatkan orang yang berdosa. “Karena Anak Manusia telah datang mencari dan menyelamatkan mereka yang telah tersesat.”

 

“…… Dan di antara mereka akulah yang paling berdosa” Saya tidak begitu mengetahui apa yang akan dikatakan mengenai hal itu. Dia mengatakan bahwa dia dulunya adalah orang yang paling. Saya kira, setiap orang dari kita yang dapat berdiri di tempatnya pagi hari ini dan mengatakan: "Paulus, anda tidak begitu benar di sini. Saya – saya adalah yang paling!”

 

Tetapi, terima kasih Tuhan, jika sebuah jembatan dapat menahan sebuah kereta api yang besar, maka jembatan itu mampu manahan seseorang seperti kita berjalan di atasnya. Jika suatu makhluk yang bear dapat melalui sebuah pintu yang besar, maka makhluk kecil seperti kita, kita dapat juga melalui pintu yang besar tersebut. Apabila Kristus dapat menyelamatkan Paulus – yang dahulunya adalah seorang penghujat, dan seorang penganiaya dan seseorang yang berbahaya, manghabisi gereja-gereja Tuhan – apabila Dia dapat menyelamatkan Paulus, Dia dapat menyelamatkan saya; Dia dapat menyelamatkan saudara-saudara.

 

Saya masih memiliki sedikit waktu yang tersisa. Izinkanlah saya berbicara agak tergesa-gesa, mengenai beberapa doktrin atau ajaran dari nats tersebut. Saya akan berbicara mengenai dua hal; lalu yang pertama, bahwa kita adalah orang yang berdosa; dan aneh bahwa seorang manusia yang akan diteliti padanya. Saya tidak pernah memahami mengapa. Tetapi semua sifat alami manusia datang untuk mempertahankan dirinya; dan semua begitu bangga atas pencapaiannya serta atas penyelesaiannya. Dia tidak datang ke dunia ini untuk mengatakan: “Sifat alami manusia tidak begitu buruk sama sekali. Banyak orang yang masih agak baik, setelah dipertimbangkan bawalah mereka semua.”

 

Dia tidak turun ke bawah untuk memuji-muji sifat alami manusia. Dia tidak datang untuk menghargai, dan untuk memuji, dan untuk memuliakan manusia yang bersiap untuk mandiri; dan untuk bertempur dengan gagah berani serta bersemangat di jalan mereka menuju ke surga. Tidak ada suku kata mengenai hal itu di dalam Alkitab. Dia datang ke dunia ini, karena kita begitu tersesat, tidak berdaya, orang yang berdosa yang hancur – kita semua berada di dalam lumpur, kita semua terjebak di kedalaman kematian ini.

 

            Dan dia datang ke dunia ini untuk menyelamatkan kita. Dia melakukannya – untuk menyelamatkan orang yang berdosa!  Baiklah, saya kemudian menerimanya, menerima mujizat-Nya. Dia tidak datang ke dunia ini untuk menolong orang yang berdosa untuk menyelamatkan diri mereka sendiri. Dia melakukannya itu semua, semuanya. Keseluruhan daripadanya! Dan hal itu merupakan pekerjaan yang telah diselesaikan. Saya tidak dapat memikirkan sebuah ilustrasi yang lebih baik lagi daripada Orang Samaria yang Baik Hati itu. Dia Dia membalut luka-luka dari korban it. Dia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Dia telah mengalami pemukulan dan memar-memar. Dia sudah sekarat. Dia terbaring di bawah terik sinar matahari di tepi jalan itu, dan orang Samaria yang baik hati tersebut merawat luka-lukanya, menaruhnya ke atas hewan tunggangannya sendiri, dan membawanya ke sebuah penginapan: “Dan jika terdapat kekurangan, tagihkan saja ke dalam rekening saya. Saya akan membayarnya kembali ketika saya pulang.”

Jika terjadi kekurangan di dalam keselamatan kita, Yesus akan melakukannya untuk kita. Kita tidak melakukannya sendiri. Kita hanya menerimanya sebagai hadiah yang cuma-cuma dari tangan-Nya.

 

Di dalam tanganku, tidak ada hadiah kubawakan

Hanya dengan kerendahan kepada salaibMu aku berpegang teguh.

(Sebuah tangan kosong yang menerima sebuah berkat dari Tuhan)

 

Dan Dia tidak menyelamatkan kita separuh jalan. Dia menyelamatkan kita! Sungguh sebuah jenis kehidupan yang abadi yang aneh yang berakhir di dalam satu bulan, atau setahun, atau dua tahun, dan kemudian binasa. Dia menyelamatkan kita untuk selamanya. Ketika Yesus meletakkan tangan-Nya untuk membajak, Dia tidak pernah menoleh ke belakang. Kita boleh pergi melalui badai dan api, kita boleh menjadi seorang anak yang pemboros di dalam hidup kita, kita boleh saja melupakan sementara waktu dan berlalu, akan tetapi apabila Dia pernah menumpangkan tangan-Nya ke atas kita, Dia akan menyelami kita. Dia menyelamatkan kita selama-lamanya! Demikianlah mengapa Paulus mengakhiri dengan penghormatan serta pemuliaan yang indah tentang pujian kepada Yesus: “ Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya, bagi raja segala zaman, Allah yang Kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.

 

Dia menyelamatkan orang yang berdosa dan Dia menyelamatkan kita untuk selama-lamanya. Amin. Amin. Dan demikianlah ajakan kita terhadap seseorang dari saudara-saudara pagi hari ini. Berikanlah hatimu kepada Kristus, maukah saudara-saudara melakukannya? Menerima dari tangan-Nya yang murah hati berkat dari anugerah-Na yang berkelimpahan, pengampunan dosa di dalam darah-Nya – sebagai tempat untuk melihat, untuk dipercayai, untuk percaya pada Tuhan Yesus.

 

Saudara-saudara datang di pagi hari ini, di sekeliling balkon, di dalam kerumunan di lantai yang lebih rendah ini, seseorang dari saudara berikan hatimu kepada Tuhan, datang dan berdiri di samping saya. Seseorang dari saudara, atau sekeluarga, letakkan hidupmu di dalam gereja. Datang bedasarkan surat – maukah saudara-saudara? Masuk ke dalam lorong dari belakang sampai ke depan, berdiri di samping saya? Seseorang yang ingin mendedikasikan kembali hidupnya kepada Tuhan: “Aku ingin mulai diperbaharui dengan Dia.” Saudara-saudara datang dan berdiri di samping saya.

 

Seperti Tuhan yang berfirman, ketika Roh akan memimpin jalan kita, maukah saudara-saudara memberikan hidupmu kepada-Nya di dalam iman dan di dalam kepercayaan di pagi hari ini? Bukan untuk membelinya: Kita tidak memiliki uang yang cukup. Bukan untuk menghasilkannya: kita tidak akan perbah menjadi cukup baik. Akan tetapi menerima sebagai sebuah berkat dari Tuhan – hidup yang tidak akan pernah binasa, kekal, tiada akhir. Maukah saudara-saudara datang? Maukah saudara-saudara melakukannya sekarang juga? Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi?