ORANG YANG PALING BERDOSA
(THE CHIEF OF SINNERS)
Dr. W. A. Criswell
1 Timotius 1:15
6-15-58
Sekarang, di dalam Alkitab-Alkitab kita, marilah kita buka kitab 1 Timotius, pasal yang pertama dan kita akan membaca, dimulai dari ayatnya yang kedua belas sampai pada akhir dari pasal tersebut – kitab 1 Timotius 1:12, kita baca sampai yang terakhir—1 Timotius 1:12.
Nama besar yang ada di sini adalah Himeneus. Sekarang kita telah melihatnya, di dalam kitab 1 Timotius 1:12 – marilah kita semua membaca firman Tuhan itu bersama-sama:
“Aku bersyukur kepada Dia, yang menguatkan aku, yaitu Kristus Yesus, Tuhan kita, karena Ia menganggap aku setia dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku –
Aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.
Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Yesus Kristus.
Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.
Tetapi justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal.
Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya, bagi raja segala zaman, Allah yang Kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.
Tugas ini kuberikan kepadamu, Timotius anakku, sesuai dengan apa yang telah dinubuatkan tentang dirimu, supaya diukuatkan oleh nubuat itu engkau memperjuangkan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni.
Beberapa orang telah menolak hati nuraninya yang murni itu, dan karena itu kandaslah iman mereka,
Di antaranya Himeneus dan Aleksander, yang telah kuserahkan kepada Iblis, supaya jera mereka menghujat.
Dan warta kita untuk malam ini adalah mengikuti khotbah tadi pagi – salah satu yang besar, teks yang besar dari Alkitab: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Dan warta kita pagi tadi adalah: “Perkataan yang benar”. Dan khotbah untuk malam hari ini adalah berjudul: Orang yang paling berdosa.
Tidak semua orang sama. Ada beberapa perbedaan di antara sesama orang yang berdosa. Ada beberapa perbedaan di dalam hukuman. Di dalam pasal yang kedua belas dari Kitab Injil Lukas, Tuhan kita berkata: Mereka yang layak mendapatkan banyak pukulan, akan dipukul dengan banyak pukulan. Mereka yang layak mendapatkan sedikit pukulan, akan dipukul dengan sedikit pukulan.
Tidak semua neraka itu sama. Ada tingkatan kesalahan, tingkatan dosa dan tingkatan atas hukuman. Tidak semua orang sama keji dengan orang yang keji. Ada beberapa tingkatan di dalam dosa. Kita semua berada di dalam lumpur, terjebak di dalam lumpur kebejatan moral dan kemesuman ini, dan rasa bersalah, akan tetapi tidak semua dari kita yang terjebak di kedalaman lumpur yang sama, di dalam tingkatan yang sama.
Maka, dengan menggunakan hal tersebut, Paulus berbicara tentang dirinya sendiri sebagai yang paling buruk dari orang-orang yang berdosa. Sekarang mengapa dia memikirkan dia sendiri seperti dalam perhitungan terhadap apa yang telah dilakukannya menentang Kristus serta menentang gereja Kristus: “Saya adalah seorang penghujat, berdiri di hadapan Sanhedrin dan mencela Injil dari Anak Allah.” Dia meminta kutuk atas namanya sendiri: “Saya adalah seorang penghujat! Saya seorang penyiksa, memasukkan laki-laki dan perempuan ke dalam penjara karena tidak ada kesalahan selain mereka mengasihi Yesus. Dan saya dulunya adalah orang ang berbahaya – saya yang memimpin pelaksanaan hukuman mati terhadap Stefanus.”
Dan selama Paulus hidup, dia merasakan bahwa darah dari martir tersebut membebani jiwanya sendiri. Hal-hal dari waktu yang telah berlalu serta kenangan ini, tidak pernah dapat dihapuskannya, dikeringkannya ataupun dilupakannya. Kenangan itu berdiam di dalam ingatannya. Dan demikian mengapa dia berkata: “Saya, adalah orang yang paling berdosa.”
Saudara tahu, kenangan merupakan sebuah alat Tuhan, baik itu untuk kebaikan maupun ubtuk penderitaan. Kenangan dipakai oleh Tuhan untuk mengundang kita kepada pengabdian yang paling tinggi:
“Engkau harus mengenang bahwa engkau adalah orang yang terbelenggu di tanah Mesir dan Tuhan telah membebaskan engkau.”
“Ingatlah hari Sabbat, untuk tetap mengkuduskannya.”
“Sekarang ingatlah Penciptamu di masa mudamu.”
“Hal ini berlaku di dalam kenangan akan Aku.”
Tuhan menggunakan kemampuan itu untuk suatu penegasan, serta dorongan semangat dan penguatan terhadap bangsa-Nya. Akan tetapi Tuhan juga menggunakannya sebagai hukuman atas dosa-dosa kita: Di sanalah mereka berada, di sanalah mereka berdiam, kelihatannya mereka selalu ada selamanya – apa yang telah keliru kita lakukan.
Setiap kali saudara-saudara kandung Yusuf mendengar suara dari penguasa Mesir, membuat rasa takut dan kengerian di dalam hati mereka. Ketika raja Herodes Antipas mendengar akan mujizat-mujizat yang dilakukan oleh Yesus, jiwanya yang berdosa berkata: “Dia itu Yohannes Pembabtis, yang telah kupenggal kepalanya itu. Dia telah bangkit dari antara orang mati!”
Kenangan! Di dalam pasal yang ke lima belas dari kitab Injil Lukas, Tuhan kita mengilustrasikan seorang kaya yang mengangkat matanya untuk melihat siksaan di dalam neraka. Dan ketika dia membela diri terhadap kobaran api yang membakar serta memusnahkan, mengapa Bapa Abraham berkata: “Anakku, kenanglah. Kenanglah hal ini yang oleh dosa dan kesalahan terbakar di dalam jiwa.”
Dan Paulus tidak pernah melarikan diri daripadanya - “seorang penghujat, seorang penganiaya, dan seorang yang berbahaya, orang yang paling berdosa. Dan “orang yang paling berdosa” ada di mana-mana di zaman sekarang ini, sama seperti yang dikatakan rasul Paulus terhadap dirinya: “Orang yang paling berdosa.” Ada orang di zaman sekarang ini yang menganiaya anak-anak Tuhan. Ada suami-suami yang menganggap remeh, dan mengolok-olok serta menertawakan iman kepercayaan dan agama dari istri-istri mereka. Sekali-sekali, ada seorang istri yang mampu memungkinkan suaminya menjadi melayani Tuhan.
Saya kenal dengan seorang pria di gereja ini, yang ketika dia berlutut, istrinya menertawakannya dan mengolok-olok serta tertawa terbahak-bahak sementara dia sedang berlutut di samping tempat tidurnya mencoba untuk berdoa. Oh, begitu kelirunya dan begitu berdosanya dan begitu bersalahnya! Ada majikan yang menjadikannya sukar terhadap para pegawainya, karena mereka itu penganut agama Kristen. Ada pria dan wanita serta para pemuda dan pemudi yang mengejek dan berbuat kesenangan dan mencemoohkan dan tertawa kepada hamba Tuhan yang penuh pengabdian – “orang yang paling berdosa,” yang menganiaya bangsa Tuhan.
Ada mereka yang bersalah atas kejahatan yang kotor, seperti anak yang pemboros yang hidup di dalam kemesuman wanita menghabiskan pokok isinya serta hidupnya di dalam kehidupan mesum. Dan ada orang-orang yang lebih berdosa lagi – seperti saudara-saudara yang berdiam di dalam rumah, seperti orang-orang Farisi, yang sombong, tidak mau mengalah, dan tidak bersahabat dan tidak simpatik. Dan ada mereka-mereka yang membawa nama Tuhan di dalam kesia-siaan yang mana merupakan dosa yang paling tak termaafkan dan tak berguna yang pernah saya tahu – dengan tanpa upah atau imbalan jasa apapun: Jika seseorang mencuri, dia mendapatkan sesuatu untuk hal itu jika dia mendapatkannya dengan hal itu; akan tetapi ketika seseorang menggunakan nama Tuhan di dalam kesia-siaan, dia tidak akan memperoleh apapun kecuali hukuman dari Tuhan Yang Mahakuasa. Orang yang berdosa keji!
Kemudian ada mereka yang berdosa terhadap terang: bukannya mereka anak-anak dari orang tuan pemuja berhala yang tinggal di daerah Afrika yang paling suram dan tidak mengetahui perbedaan apapun; akan tetapi mereka adalah anak-anak dari orang tua penganut agama Kristen yang melakukan perbuatan yang paling tidak memungkinkan serta paling mengerikan terhadap Tuhan dan terhadap iman kepercayaan dari ayah-ayah mereka dan ibu-ibu mereka. Berbuat dosa terhadap terang!
Ada mereka yang membuat Roh Kudus Tuhan menjadi bersedih hati: Tuhan telah berbisik ke dalam hatimu, dan Dia meminta dan Dia mengarahkan dan saudara-saudara menjawab-Nya dengan “tidak” dan menulangkan jiwamu melawan Yesus. Dan sekarang semua hal hampir tidak menggerakkan saudara-saudara lagi yang dulunya pernah membawa saudara-saudara ke perbatasan bintang-bintang. Berbuat dosa terhadap Roh Kudus dari Tuhan!
Kemudian ada mereka yang membawa yang lainnya ke dalam dosa – mendorong mereka ke dalam kekeliruan. Ketika saya masih remaja, saya dapat mengingat seorang pemuda yang membawa seorang anak kecil – kemenakannya – dan mengajarkan anak kecil itu tentang hal-hal yang paling hina. Oh, mengarahkan yang lain ke dalam dosa! Seorang pria yang telah berubah menjadi percaya berdoa: "Oh, Tuhan, ampunilah dosa-dosa orang-orang lainku " – hal-hal yang telah dilakukannya di dalam hidupnya sebelum berubah yang membawa sahabat-sahabatnya serta tetangga-tetangganya ke dalam kekeliruan dan ke dalam kesalahan dan kedalam dosa.
“Orang yang paling berdosa!” Dan jika saya dapat menelusuri daftar itu, akhirnya, semua kita akan menemukan sebuah tempat. Siapa dari antara kita semua yang belum pernah menggunakan nama Tuhan di dalam kesia-siaan? Siapa dari antara kita yang belum pernah marah tanpa ada penyebabnya? Siapa dari kita yang belum pernah mengangkat semangatnya di dalam kesombongan – seperti seorang saudara laki-laki yang lebih tua di rumah – merasa dirinya sendiri lebih baik daripada anak pemboros itu? Dan siapa dari kita yang belum pernah, kadang kala di dalam hidupnya, terperosok ke dalam pemborosan baik di dalam pikiran, atau di dalam hati, atau di dalam perbuatan dan kehidupan yang sebenarnya? Siapa dari antara kita yang belum pernah membuat Roh Kudus Tuhan bersedih hati? Siapa dari antara kita yang belum mengetahui bagaimana untuk menolak permohonan dari bisikan dari hadirat Tuhan di dalamjiwa kita serta di dalam hidup kita?
“Orang yang paling berdosa!” Kita semua berdiri di samping Paulus dan berkata: "Dan itu termasuk diriku. Termasuk diri saya!" Kemudian sungguh sebuah teks yang mengagumkan: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan …… mu, sahabatku.” Dia datang bukan untuk sahabat-sahabat yang beiman. Dia datang bukan karena orang yang berfikir bahwa dirinya sendiri begitu baik, begitu kuat serta begitu sempurna. Orang itu tidak membutuhkan Tuhan. Dia tidak memerlukan Dokter Agung itu. Dia datang untukmu, sahabat mudaku. Dia datang untuk saya. Yesus datang ke dunia ini untuk menyelamatkan orang yang berdosa; dan, jika saudara-saudara adalah orang yang berdosa, saudara-saudara memiliki persyaratan untuk mendapatkan cinta, kasih, karunia serta keselamatan dari Tuhan.
Dia datang ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan orang yang berdosa. Paulus menggambarkan dirinya sendiri di sini. (Bukankah saudara-saudara gembira tentang waktu sekarang dari Iman Kepercayaan Kristen) “Saya dulunya,” katanya, “seorang penghujat. Saya dulunya seorang penganiaya, seperti seekor macan tutul yang merasakan darah, mati-matian mengikuti di belakang bangsa Tuhan. Saya dulunya seorang penganiaya. Saya dulunya berbahaya. Akan tetapi kasih karunia Tuhan menjamah saya dan berkat dari Tuhan kita Yesus Kristus berkelimpahan mendahului menuju ke arah saya.”
Saya ingin menunjukkan sesuatu di sana: Di dalam Alkitab, saudara-saudara tidak akan pernah menemukan di mana Tuhan pernah menggambarkan diri-Nya sendiri sebagai orang yang kaya dalam kekuasaan, atau kaya dalam kemahakuasaan, atau kaya di dalam kemuliaan. Akan tetapi saudara-saudara sekalian akan menemukan banyak dan banyak lagi bahwa nama-Nya berharga di dalam kasih karunia-Nya. “Dia kaya di dalam kasih!” Dan saudara-saudara akan menemukan banyak dan banyak lagi bahwa Dia kaya, Dia berharga di dalam kasih menurut kepada kekayaan dari kasih-Nya. Diberkatilah hatimu, ketika kita telah berdosa, Tuhan memperhitungkannya sebagai bagian dari kekayaan-Nya, bahwa Dia memiliki belas kasihan kepada kita dan bahwa kasih-Nya disampaikan kepada kita, kepada saya.
Lalu kemudian Paulus berkata: “Dan aku memperoleh kemurahan, bahwa di dalam diriku, penderitaan panjang dari Tuhan kemungkinan telah ditunjukkan, sehingga aku boleh menjadi pola terhadap mereka yang akan percaya kepadanya kepada hidup yang kekal.
“Sebuah pola;” yaitu, Tuhan mengambil rasul Paulus serta menetapkan dia di sana sebagai “bukti bagian A,” sebagai sebuah pola dari apa Tuhan dapat lakukan terhadap orang hina yang berdosa. Dia mengambil penganiaya ini dan mengangkatnya menjadi murid-Nya. Dia menggunakan orang yang berdosa ini dan membuatnya menjadi orang yang kudus. Dia memakai penghujat keji ini serta mengangkatnya sebagai seorang pendeta. Dia menggunakan orang fasik ini dan membuatnya menjadi seorang pekabar Injil. Mengapa, diberkatilah engkau.
Kita tidak berurusan dengan kepribadian. Akan tetapi, jika saya dulunya bebas, saya dapat memulai di sisi sebelah sini dan dengan terang-terangan pergi menemui pendengar di sini dan mulai pada balkon ladam kuda dan mengelilinginya serta berkata: "Sekarang, saya ingin agar saudara-saudara melihat kepada sahabat itu: Inilah bagaimana dia telah dipakai, dan ini adalah bagaimana dia sekarang. Saya ingin agar supaya saudara-saudara melihat kepada wanita itu: Inilah bagaimana dia dulu dia biasa, dan inilah bagaimana wanita ini sekarang. Saya ingin agar saudara melihat yang satu itu … Piala Kasih – “pola” – “bukti bagian A,” “bukti bagian B,” “bukti bagian C,” – apa yang dapat dilakukan Tuhan terhadap orang-orang yang berdosa.”
“Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.” Sekarang, lihatlah apa yang dikatakan oleh orang-orang yang berdosa itu, ketika kasih karunia Tuhan telah menjamah jiwa mereka dan kasih dan penderitaan Kristus telah menjamah hatinya, lihatlah padanya:
Sekarang, kepada raja Kekal, abadi, tak terkalahkan, satu-satunya Tuhan yang bijaksana, (Juru Selamat kita kepadanya), akan dihormati dan dimuliakan selama-lamanya. Amen.
“Sekarang,” mengapa orang-orang yang berdosa yang telah diselamatkan itu mulai untuk memuji Tuhan: Ketika dia dibersihkan – pakaiannya dengan kemuliaan serta rasa syukur dan dan terima kasih – mengapa, kita akan memuji Tuhan di surga, benar sekali! Semua anak-anak Tuhan akan memuji Tuhan selamanya di dalam kemuliaan – akan tetapi kita tidak akan menunggu sampai kita sampai kepada kemuliaan tersebut. Sekarang! Sekarang kita sedang memuji Tuhan: “Sekarang kepada Raja Kekal,” Tuhan kita adalah seorang raja yang memiliki sebuah kerajaan, dan Dia tidak pernah wafat; dan Dia tidak pernah dikalahkan; dan Dia tidak pernah turun takhta; dan Dia tidak pernah berhenti memerintah. Dia adalah seorang raja dan Dia akan memerintah selama-lamanya, kekal: “Sekarang kepada Raja yang Abadi,” Dia tidak pernah mati di dalam diri-Nya sendiri. Dia memiliki kekuasaan di dalam diri-Nya sendiri. Dan Dia mampuu untuk membangkitkan jiwa yang telah mati kepada hidup, kepada keabadian dan tak terkalahkan.
Kita tidak dapat melihat-Nya dengan mata telanjang. Roh Kudus memberikan penglihatan Iman. Barang siapa yang belum melihat, kita cintai, dan di sana dia tinggal, Tuhan kita, satu-satunya Allah yang bijaksana, memilih dari dalam kehendak-Nya dan keputusan-Nya yang selektif, sehingga kita tidak mengetahui bagaiamana membuatnya, akan tetapi Dia membuatnya. “Hikmat kita, hanya Tuhan (Juru Selamat kita, pada-Nya), akan dihormati serta dimuliakan selama-lamanya. (Seperti keabadian yang berganda di dalamnya, “selama-lamanya”). Kita tidak akan pernah cukup memuji kepada Tuhan di sini di dalam kehidupan kita ini. Kita hanya akan memuji Dia di dalam keabadian, di sana yang sedang dalam perjalanan untuk datang – selama-lamanya.
Seseorang tidak dapat membuat terlalu banyak Injil. Oh, para malaikat dapat membunyikan terompetnya, dan para filsuf yang besar dapat menatap kedalam kerahasiaannya, dan orang hina yang paling berdosa dapat menyanyikan puji-pujiannya, dan kita semua dapat memuja Tuhan kita yang Hidup untuk selama-lamanya. “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: “Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,” dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.”
Sementara kita menyanyikan ajakan permohonan itu malam hari ini, apakah ada seseorang dari antara saudara-saudara, yang mau datang menuruni lorong ini dan menerima tangan dari Pendeta ini? “Pak Pendeta, malam hari ini, di dalam iman, aku menyerahkan jiwaku dan hidupku kepada Yesus.” Apakah ada seseorang yang mau berubah di malam hari ini, yang mau bertobat di malam hari ini dan mau datang kepada Tuhan dan kepada kita? Ada satu keluarga di malam hari ini, yang mau memberikan hidup mereka dengan kita di dalam persekutuan gereja ini. Apakah ada seseorang dari antara saudara-saudara di malam hari ini, yang telah merasakan panggilan dari Roh Kudus Tuhan di dalam hatimu? Maukah saudara-saudara datang dan menjawab panggilan itu di malam hari ini?
Saya tidak dapat melakukan permohonan itu. Jika permohonan itu adalah permohonan saya, maka akan menjadi sia-sia. Apabila permohonan itu adalah milik Tuhan, telah dipertimbangkan-Nya segalanya. Maukah saudara-saudara mendengarkan suara Roh dari Yesus? Maukah saudara-saudara menjawabnya dengan hidup saudara-saudara? “Inilah aku, pak Pendeta, Inilah aku datang. Aku telah memberikan hatiku kepada Yesus. Aku akan memberikan tanganku kepadamu. “Aku menjawab sebuah panggilan dari Tuhan untuk suatu kebaktian khusus.” “Aku mendedikasikan kembali hidupku kepada Kristus.” “Aku memasuki persekutuan dari gereja ini. Aku belum pernah dibaptis sebelumnya. Aku ingin dibaptis.”
Saya tidak dapat mengucapkan permohonan itu. Permohonan itu merupakan bisikan Roh dari Tuhan. Akan tetapi apabila Dia berbisik ke dalam jiwamu, maukah saudara-saudara datang? Maukah saudara-saudara melakukannya sekarang juga – pada nada yang pertama di bait yang pertama, menuruni anak-anak tangga ini, dari sisi ke sisi yang lain? “Inilah aku datang, Pak Pendeta, inilah aku. Aku telah melakukannya sekarang juga.” Sembari kita berdiri dan sembari kita bernyanyi.