PEJABAT-PEJABAT GEREJA YANG DITAHBISKAN

(THE ORDAINED OFFICERS OF THE CHURCH)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1Timotius 3:1-13

4-18-82

 

 

Dan selamat datang saya ucapkan kepada kumpulan dari saudara-saudara yang sedang turut mengikuti kebaktian di saat ini di radio dan di televisi. Ini adalah siaran Gereja First Baptist Church kota Dallas. Dan ini adalah Pendeta yang membawakan warta di pagi hari ini, mengenai salah satu doktrin yang agung dari Alkitab di gereja ini, yang diberi judul dengan: Petugas-petugas yang ditahbiskan di Gereja – Tata Tertib dari Pendeta Kristen, para petugas, keuarga-keluarga yang melayani. Saya tidak dapat melakukan apapun kecuali menyinggung warta di malam hari ini di dalam pengamanan, baik di sini maupun di sana, di dalam dunia sekarang ini ataupun dunia yang datang nanti. Selama bertahun-tahun dalam persiapan khotbah saya, saya tidak pernah mempersiapkan salah satu yang dapat menggerakkan hati saya sendiri, yang benar-benar memiliki arti lebih untuk diri saya sendiri, dari pada yang akan disampaikan di malam hari ini. Dan, setelah disampaikan, kita akan memecah-mecah roti sejenak bersama-sama; kita akan menjalankan peringatan Perjamuan Terakhir Tuhan. Jadi, jika memungkinkan, akan menerima saudara-saudara untuk kebaktian jam tujuh malam nanti.

 

Di dalam kitab Filipi, pasal yang pertama, ayat yang pertama, disebutkan dua petugas yang ditahbiskan di dalam gereja. Paulus menulis:

 

“Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba dari Yesus Kristus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.

 

Keduanya – “para penilik jemaat dan para diaken:” Di dalam warta itu, yang pertama kita akan, yang mana merupakan bagian dari rangkaian pengajaran ini, yang mana akan segera dicetak di dalam buku jilid yang ketiga. (Buku jilid yang kedua telah dipersiapkan dan akan beredar di dalam satu tahun ini.) Jilid yang ketiga – buku ini merupakan sebuah bagian mengenai eklesiologi, mengenai doktrin agung dari gereja. Dan di dalam kehidupan gereja yang telah diorganisir, ada dua petugas yang ditahbiskan, disucikan. Dan pertama, kita akan membahas mereka, apa yang menjadi persamaan mereka, kedua – karakteristik yang menjelaskan keduanya kepada kita. Dan kemudian bagian yang kedua dari warta tersebut akan menjadi suatu penugasan yang unik untuk masing-masing mereka.

 

Jadi, pertama, apa yang menjadi persamaan mereka, di dalam apa yang menjadi kemiripan mereka berdua. Ada lima karakteristik yang dijelaskan mereka di dalam Alkitab, dan yang pertama adalah: Mereka boleh menentukan kepemimpinan dari gereja tersebut. Dan hal itu merupakan kenyataan di dalam Perjanjian Baru – kepemimpinan di dalam gereja. Jika saudara-saudara membaca sebuah keselarasan dari Injil-Injil, sebuah keselarasan di dalam hidup Kristus, saudara-saudara akan menemukan bahwa, di dalam pengajaran-Nya kepada orang banyak, ketika Dia mulai untuk menemukan kesukaran dan perlawanan, Dia mengangkat – Dia memanggil dan menempatkan disamping-Nya kedua belas murid-murid-Nya dan memberikan wewenang kepada mereka, serta mengutus mereka untuk menyampaikan pesan mengenai penebusan. Demikianlah yang terjadi di dalam gereja! Kiat tidak tinggal di dalam sebuah dunia yang sempurna. Kita tinggal di dalam dunia yang bersifat keduniawian, sebuah dunia yang gagal. Dan di dalam dunia tersebut, Tuhan telah menetapkan gereja-Nya. Dan, supaya gereja tersebut menjadi demikian efektif dan kokoh, gereja itu harus memiliki sebuah kepemimpinan; dan kepemimpinan tersebut diberikan di dalam kedua petugas yang ditahbiskan oleh gereja tersebut – pendeta dan diaken.

 

            Karakteristik yang kedua yang mereka miliki sebagai suatu persamaan berkenaan dengan kualifikasi mereka. Sebagai contoh, di dalam pasal yang ketiga dari kitab 1Timotius, pertama-tama dia menuliskan kualifikasi-kualifikasi dari seorang pendeta – ketujuh ayat yang pertama. Lalu kemudian ayatnya yang kedelapan dimulai seperti ini: “hôsautôs” (dengan cara yang sama, seperti cara yang sama – diterjemahkan di sini “demikian juga”) harusnya para diaken …” Kemudian dia memberikan kualifikasi dari seoarng diaken. Sekarang, sebagian besar mereka gagal di bawah tiga kategori, Nomer Satu, diharapkan keduanya harus dapat dilaporkan dengan baik tentang keadaan di luar, orang-orang dibalik gereja yang berfikiran yang baik mengenai mereka. Mereka seharusnya menjadi orang yang dengan integritas dan dikenal sedemikian di dalam sebuah komunitas.

 

Hal yang kedua yang dapat saudara-saudara temukan di dalam kualifikasi yang menyangkut kehidupan rumah tangga mereka sendiri. Dilarang untuk melakukan praktek poligami dan deutrogami. Mereka harus sebagai penganut paham monogami. Mereka pernah hidup di suatu zaman ketika ada banyak sekali istri-istri. Mereka pernah hidup di zaman dimana selalu ada dua orang istri. Tidak ada petugas gereja pernah memiliki lebih dari satu istri. Dan, tentu saja, dia akan menjadi orang bodoh, bodoh secara keuangan, untuk mencoba mendukung dua orang istri di zaman kita yang sekarang ini.

 

            Kualifiasi yang ketiga, tentu saja, harus beriman. Sebagai contoh, diaken yang ada di sini, akan memegang rahasia iman kepercayaan di dalam keyakinan diri yang murni. Dan penyebaran ajaran oleh Kristus, tentu saja, adalah menjadi orang yang memperhatikan jemaatnya di dalam memberikan makanan rohani mereka, mengajari mereka – bertanggung jawab kepada Tuhan terhadap jiwa mereka dan berbuat kepada Tuhan kita yang Diurapi. Kualifikasi dari kedua petugas kita ini sebagian besar adalah sama. Apa yang saudara-saudara sekalian harapkan dari seorang pendeta sehubungan dengan Kitab Tuhan, juga merupakan pengharapan saudara-saudara dari seorang diaken.

 

Kualifikasi yang ketiga yang merupakan persamaan dari mereka: mereka tidak akan ditahbiskan tanpa terlebih dahulu diuji dan dicobai. Dalam kitab 1 Timotius, pasal yang kelima, dari ayatnya yang ke 22, rasul Paulus menuliskan:

 

“Janganlah engkau tacheôs – (diterjemahkan di sini “tiba-tiba”. Kata tacheôs berarti dengan cepat atau tergesa-gesa) – terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu.”

Tidak ada orang yang akan ditahbiskan yang pertama sebelumnya tidak diuji atau dicobai dengan hati-hati.

 

            Seperti yang saudara-saudara sekalian ketahui, saya mulai berkhotbah serta menjadi gembala ketika saya masih berusia remaja. Dan saya telah membaca di dalam Alkitab di mana kita akan mendapatkan seorang diaken di dalam gereja. Baiklah, di dalam jemaat saya, saya memiliki delapan belas anggota jemaat. Di dalam jemaat kecil saya, saya berfikir bahwa seharusnya kami mematuhi hubungan alkitabiah dan mentahbiskan diaken-diaken. Jadi kami memilih tiga orang diaken untuk ditahbiskan. Ketika waktu untk pentahbisan itu tiba, salah satu dari antara mereke mabuk, jadi dia tidak jadi ditahbiskan, yang satunya lagi sangat menyesal sehingga dia tidak dapat hadir. Dan yang ketiga kami tahbiskan, dan tidak berapa lama lagi, di dalam waktu yang tidak berapa lama, dia terjatuh.

 

Sekarang, demikianlah ketidak-dewasaan seorang remaja. Di dalam beberapa tahun yang baru berlalu ini, kita telah mentahbiskan beberapa orang ke dalam penjemaatan dari gereja ini. Kita tidak pernah melihat mereka lagi; tidak mengetahui sama sekali apa yang menimpa mereka. Mereka datang untuk ditahbiskan di dalam gereja ini sehingga mereka dapat berkata: "Aku telah ditempatkan di sisi pekabaran Injil di dalam Gereja First Baptist Church kota Dallas yang agung itu.”

 

Semua hal tersebut merupakan sebuah kontradiksi terhadap kesederhanaan firman Tuhan: “Janganlah engkau tacheôs (tergesa-gesa, tiba-tiba, di katakan demikian di sini di dalam the King James Version) – terburu-buru – menumpangkan tangan atas seseorang”  Dia harus dicobai serta diuji sebelumnya.

 

Lalu kemudian ada sebuah ketentuan di sana bahwa, ketika saudara-saudara melihat, saudara-saudara bertanya-tanya dengan baik, mengapa dia menuliskannya?  “Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain.”

 

Baiklah, apa yang mereka miliki? Ketika saudara-saudara mempelajarinya, hal itu menjadi sangat jelas. Ketika kita mentahbiskan seseorang, seorang diaken atau seorang gembala, dengan demikian kita menempatkan ketidak-telitian di dalam hidupnya, sebuah materai persetujuan terhadap apa yang telah dilakukannya. Oleh karena itu, kita menjadi saling berbagi di dalam pekerjaannya, penjemaatannya. Dan jika dia membawa orang-orang itu sehingga menjadi tersesat, kita telah memiliki bagian di dalam kepemimpinan yang menyesatkan tersebut. Jika dia mengajarkan sesuatu yang berbau klenik, kita memiliki bagian daripadanya. Jika dia tidak melakukan tugas-tugasnya dengan penuh kesabaran, kiat akan bersalah.

 

Saya ingat, ketika membaca mengenai kehidupan Agustinus seorang pendoa, yang ketika saya untuk pertama sekali membacanya, sungguh menakjubkan bagi saya. Dia berkata: “Oh, Tuhan, ampunilah aku karena dosa orang-orang lain!” Baiklah, Itu merupakan doa yang paling ganjil: “Oh, Tuhan, ampunilah aku karena dosa orang-orang lain!” Kemudian, ketika saudara-saudara membaca ayat ini, janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain,” hal itu menjadi sangat nyata. Saya bukan hanya saja bersalah untuk dosa-dosa saya sendiri, akan tetapi juga saya merasa bersalah atas dosa-dosa anak-anak saya. Dan saya bersalah atas dosa-dosa dari gereja saya dan saya bersalah atas dosa-dosa teman-teman saya serta tetangga-tetangga saya. Hidup saya terikat dengan kuat sehingga tidak mungkin terlepas lagi dengan keluarga saya, dengan gereja saya, dan dengan komunitas saya dan di dalam negera saya. Dan saya harus bertanggung jawab kepada Tuhan karena tugas kepada saya dalam pertolongan untuk membimbing semua yang boleh saya ketahui ke dalam cara hikmat kebijaksanaan Tuhan.

 

            Sekarang, kualifikasi yang keempat yang dimiliki oleh keduanya sebagai suatu persamaan – apakah dia itu sebagai seorang gembala atau apakah dia itu seorang diaken, orang awam – kita merupakan hamba-hamba dari Kristus. Salah satu hal yang paling tegas dari seluruh pengajaran dari Tuhan adalah:  “Dia yang akan menjadi yang terbesar dari antara kamu sekalian, biarkanlah dia menjadi pelayan dari semuanya.”

 

Murid-murid Yesus, di dalam kitab 2 Korintus, disebut juga dengan para diaken (diakŏnoi  merupakan bahsa Yunani yang umum dipakai dengan arti sebagai pelayan).  Dan murid-murid Tuhan Yesus disebut juga dengan para diaken – mereka adalah pelayan-pelayan Kristus.

 

            Ada banyak sekali Paulus – seperti ketika di Efesus dan Galatia – menyebut dirinya sendiri dengan: “Aku, Paulus - (diterjemahkan sebagai minister – kata itu maksudnya diakŏnos) – Aku, Paulus, seorang diaken dari Yesus Kristus.”

 

Pelayanan jemaat kita selalu berada di dalam kerajaan dari seorang hamba. Saya tidak akan berkeberatan – saudara-saudara sekalian boleh berfikir bahwa saya telah kehilangan akal sehat saya – saya tidak akan berkeberatan tentang praktek-praktek orang-orang dari Gereja Baptist lama yang primitif dan dan keras tentang pembasuhan kaki. Saya tidak akan mengajukan keberatan terhadap hal tersebut sama sekali. Hal itu bukanlah sebuah ordonansi atau peraturan, akan tetapi hal tersebut merupakan pertanda dari suatu penghinaan dari Utusan yang benar-benar telah dinobatkan, petugas-petugas dari Kristus. Kita semua adalah pelayan-pelayan! Dan dia akan menjadi yang terbesar di antara kita, biarkanlah dia berambisi di dalam hal ini: Bahwa dia akan melayani kita semua. Bahkan seperti yang telah dikatakan Tuhan: Dia datang bukan untuk dilayani, akan tetapi untuk menjadi seorang pelayan.

 

            Sekarang, karakteristik yang kelima baik sebagai gembala maupun sebagai diaken adalah: mereka mendapatkan upah yang khusus.

 

Mereka yang telah memakai jasa dari seorang diaken akan membeli untuk diri mereka sendiri suatu derajat yang baik, dan keberanian yang besar di dalam iman …

 

 

Sekarang, “keberanian di dalam iman” itu sangatlah nyata. Jika seseorang itu merupakan seorang diaken yang penuh dengan kesetiaan, dia tidak akan merasa malu atau ragu-ragu untuk berbicara untuk Tuhannya, untuk mengatakan perkataan-perkataan yang baik untuk Yesus di mana saja, kapan saja, untuk kelompok apa saja – di dalam bidang usahanya, di dalam jabatannya, dimana saja, untuk mengatakan ucapan-ucapan yang baik untuk Yesus.

 

Saya tidak pernah merasa lebih kecewa di dalam hidup saya daripada berbicara kepada seorang pengusaha di kota Dallas. Dan kita harus berbicara mengenai salah seorang dari gereja kita. Baiklah, dia berkata: “Saya tidak tahu bahwa dia merupakan anggota jemaat dari gereja anda.”

 

Kemudian saya berkata: “Dia bukan hanya sebagai anggota jemaat dari gereja kami saja, akan tetapi dia merupakan seorang diaken di dalam gereja kami.”

 

            Lalu dia berkata: “Saya sudah pasti tidak mengetahui hal itu!” Dia berkata: “Saya telah melakukan ikatan bisnis dengannya selama hampir dua puluh tahun lamanya, selama dua puluh tahun lamanya – secara terus menerus, saya telah berbisnis dengannya. Dan saya tidak pernah mengetahui bahwa dia adalah seorang pengikut Kristus. Saya tidak pernah mengetahui bahwa dia termasuk salah satu anggota dari gereja anda, dan saya tidak pernah menduga bahwa dia merupakan seorang diaken!”

 

Sekarang, ayat itu sangat, sangat jelas. Seseorang yang setia kepada jabatan tersebut akan tegas di dalam iman kepercayaan. Dia tidak akan memiliki keragu-raguan untuk berbicara kepada setiap orang tentang Tuhan – memberikan kesaksiannya sendiri: “Saya telah menemukan kasih karunia dan damai serta kekuatan di dalam Juru Selamatku yang ajaib. Apakah saudara mengenal Dia?”

 

Atau, “Kami memiliki sebuah persekutuan yang luar biasa di sana di gereja kami yang indah itu. Apakah saudara pergi ke gereja? Apakah saudara membentengi anak-anak saudara di dalam kasih Tuhan?”

 

Ada sepuluh ribuan cara di dalam mana saudara-saudara sekalian dapat berbicara kepada seseorang mengenai Yesus, dan dia tidak akan pernah merasa tersinggung akan hal itu. Saya telah menjadi seorang gembala selama lima puluh empat tahun lamanya. Saya belum pernah, di dalam lima puluh empat tahun, pernah mendapatkan pengalaman dari seseorang yang menolak perkataan saya kepada seseorang itu mengenai Tuhan. Tidak pernah! Kadang kala dia itu merupakan orang asing, kadang kala seseorang itu merupakan seorang kafir, kadang-kadang dia itu merupakan seseorang yang disumpah; akan tetapi saya tidak pernah mendapatkan pengalaman tersebut, belum pernah, mendapatkan pengalaman tentang seseorang yang merasa tersinggung akan minat saya kepada jiwanya. Saudara-saudara sekalian akan berada di dalam jalan itu juga nantinya. Allah akan menolong saudara untuk berada di jalan itu.

 

“Keberanian besar di dalam iman:” Demikianlah salah satu upahnya. Dan mereka telah “membeli untuk diri mereka sendiri sebuah derajat yang baik.” Sekarang, hal itu menunjukkan kepada upah di dalam kehidupan ini. Ada penghormatan dan penghargaan serta apresiasi dan kasih dari satu orang Tuhan yang memperbesar jabatan dari seorang diaken, seorang pelayan. Akan tetapi hal itu juga berbicara mengenai dunia yang akan datang. Ada derajat-derajat yang tertentu di surga sana. Jangan pernah meyakinkan diri saudara sendiri bahwa surga itu suatu yang lunak, berselimutkan kebulatan suara, keseragaman dari segalanya – tidak seperti itu! Ada beberapa orang yang akan sedikit saja untuk masuk kedalam, kepada siapa surga akan seperti tingkat tertinggi dari neraka.

 

Ada derajat-derajat yang tertentu di neraka sana.  Paulus mengatakan, di dalam pasal yang ketiga dari kitab 1 Korintus, dia berkata:

 

“Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana dengan pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dalam api.”

 

Demikianlah, seolah-olah saudara berlari keluar dari dalam sebuah rumah dalam keadaan tanpa busana – tidak berpakaian sama sekali - sama sekali tidak mengenakan pakaian! Tuhan, Tuhan, Saya tidak ingin seperti itu. Ada upah di surga. Demikianlah arti dari bçma itu.

 

            Tuhan berbicara begitu banyak mengenai upah yang telah disimpan-Nya kepada siapa yang telah bekerja, di dalam kasih kepada-Nya. Demikianlah sebabnya mengapa saya meminta saudara-saudara sekalian membaca ayat-ayat yang barusan ini, di dalam pasal yang kesepuluh dari kitab Matius: Kita harus meninggalkan segalanya dan mengikuti Dia, dan, jika kita melakukannya, Allah sudah mempersiapkan upah yang kekal di surga untuk saudara-saudara sekalian.

 

Sekarang, dia berbicara mengenai upah dari seorang gembala. Di dalam kitab 1 Petrus pasal yang ke lima, dari ayatnya yang keempat, ketika dia selesai berbicara mengenai gembala-gembala, dia berkata: “Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.”

 

Ada lima jenis mahkota yang dibicarakan di dalam Alkitab: mahkota kemenangan, mahkota pemenang iman, mahkota Advent (mereka yang menantikan kedatangan-Nya), mahkota martir dan mahkota gembala ini. Gembala yang setia di dalam pekerjaannya, Tuhan Allah memiliki sebuah upah yang khusus kepadanya di surga nanti – dan sungguh suatu harapan yang indah bahwa Allah demikian menghargai sebuah kesetiaan di dalam penggembalaan.

 

Sekarang, kita akan membicarakan mengenai keunikan tugas dari masing-masing mereka yang mengabdikan, mereka yang ditahbiskan, yang disamping, petugas yang menumpangkan tangan di gereja. Yang pertama, mari kita berbicara mengenai gembala. Ada tiga kata yang dipergunakan di dalam kitab Perjanjian Baru untuk menggambarkan orang tersebut, petugas tersebut. Dan kata-kata itu digunakan dengan cara yang saling dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain. Dia disebut juga dengan prĕsbutĕrŏs, dia juga disebut dengan ĕpiskŏpŏs, dia dipanggil dengan sebutan poimçn. Dia disebut dengan “seorang penatua,” dia disebut juga dengan “uskup (demikianlah caranya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris)” dan dia disebut dengan seorang “pastor (seorang gembala).”

 

Sekarang, kata-kata tersebut dapat saling dipertukarkan antara satu dengan yang lainnya, mereka menunjuk kepada orang yang sama. Kadangkala Kitab Suci menyebutnya dengan seorang prĕsbutĕrŏs, kadang-kadang menyebutnya sebagai seorang ĕpiskŏpŏs, dan kadang kala dengan sebutan poimçn – selalu orang yang sama. Sebagai contoh, di dalam kitab Titus, pasalnya yang pertama, di dalam ayat yang kelima, dia berkata kepada Titus:

 

“Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu …

 

Penatua – karena dia mengatakan: “Seorang gembala haruslah suci,” dan dia melanjutkan untuk memberikan kualifikasi terhadap para penatua yang disebutnya dengan Uskup. Maka mereka dipanggil dengan tiga buah nama. Penatua, prĕsbutĕrŏs, sebenarnya merupakan kata untuk orang yang lebih tua. Dari kitab Perjanjian Lama, kepala-kepala keluarga itu sangatlah dihormati – orang yang memimpin keluarga tersebut, dan mengacu kepada demikianlah kata tersebut. kata itu menunjuk kepada martabat dari jabatannya serta penghormatan orang lain terhadap pemangku jabatan tersebut, gembala itu. Dia menyebutnya dengan seorang prĕsbutĕrŏs.

 

Dia dipanggil dengan sebutan ĕpiskŏpŏsepi (“upon”- “pada”), skopos (“untuk menjaga”). Jadi arti dari epi, “menjaga pada” - skopos, “melihat” Dia adalah seorang ĕpiskŏpŏs. Dia menjaga semua pekerjaan Tuhan – diterjemahkan sebagai “bishop.” Lalu kemudian dia sebagai seorang poimçn, dia adalah seorang gembala, dia memelihara jiwa dari orang-orang. Dia dipanggil dengan sebutan seorang prĕsbutĕrŏs, mengacu kepada martabat dari jabatannya.

 

            Dr. Truett, seorang gembala dari jemaat ini yang sangat terkenal dimana-mana, merupakan seorang gembala daripada gereja ini selama empat puluh tujuh tahun lamanya. Dia sangat dihormati dan dicintai dengan sangat mendalam. Ketika saya datang ke sini, usia saya empat puluh tiga tahun lebih muda dari Dr. Truett — empat puluh tiga tahun! Akan tetapi saya mendapatkan warisan dari beliau kasih yang sama dan rasa hormat dan penghargaan yang sama menurut Dr. Truett, walaupun saya berusia jauh lebih muda – di awal usia tiga puluhan saya.

 

Ini adalah gereja yang agung. Ini adalah jemaat yang besar, setiap gereja yang mengasihi serta menghargai gembalanya, bagaimanapun besarnya, adalah sebuah gereja yang ajaib. Dan di hadapannya adalah kebenaran; setiap gereja yang melihat kepada gembalanya sebagai seorang sewaan merupakan sebuah gereja murahan, sebuah gereja yang lemah, dan tidak mendapatkan berkat. Tidak ada pengecualian kepadanya di dalam sejarah penggembalaan dunia.

 

Saya akan berkata kepada sebuah gereja: “Jadi, saudara tidak menyukai gembala anda, dan saudara ingin menyingkirkannya. Saya akan memberitahukan saudara mengenai apa yang seharusnya saudara lakukan: Berdoalah untuknya. Berdoalah untuknya! Allah selalu menjawab doa. Berdoalah untuk dia, dan dia akan berubah menjadi seorang gembala dan pengkhotbah yang baik yang mana gereja yang lain akan memanggilnya dan menerimanya dari tangan saudara.”

 

Hal itu akan berhasil! Mengasihi serta menghargai gembalamu merupakan kehendak Allah. Dia adalah seorang prĕsbutĕrŏs. Kata “Presbyterian” berasal dari kata itu. Prĕsbutĕrŏs – Dia merupakan pemimpin yangditahbiskan Allah di dalam gereja.

 

            Dan hal itu membawa kita kepada kata yang kedua yang menandai dia. Dia adalah seorang ĕpiskŏpŏs. Kata di dalam bahasa saudara “episcopal” berasal dari kata ĕpiskŏpŏs, dan kata itu menunjuk kepada tugasnya di dalam jemaat. Sekarang, bagian ini dari warta tersebut bukan datang dari saya. Ini hanya merupakan suatu uraian yang terperinci dari Firman Tuhan. Alkitab menyebutkan Penatua – ĕpiskŏpŏs itu, poimçn itu, gembala itu - Alkitab mengacu kepadanya secara terus menerus sebagai penguasa gereja. Di dalam kitab 1 Timotius, 5:17, dia akan berkata: “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.” Lalu dia meneruskan – kita akan kembali kepadanya.

 

Saya kembali lagi kepada kitab Ibrani, ada sebanyak tiga kali di dalam pasal yang ketiga belas, pasal yang terakhir dari kitab Ibrani, gembala disebutkan sebagai seorang penguasa dari gereja. Ibrani 13, ayat ke tujuh: “Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan Firman Allah kepadamu (yang telah mengajarkan firman Tuhan kepadamu). Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” Lihatlah kembali di dalam ayat yang ke 17: “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.” Dan kemudian, kembali, di dalam pasal yang sama, di bagian akhir dari pasal itu:  “Sampaikan salam kepada semua pemimpin kamu dan semua orang kudus…”

 

Baiklah, lihatlah kembali di sini di dalam kitab 1 Timotius, pasal yang ketiga, ayatnya yang keempat: Penatua ini, gembala ini, uskup ini, adalah “seorang kepala keluarga yang baik … karena jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat ĕpimĕlĕŏmai - mengurus jemaat Allah?”

 

Baiklah, yang demikian sangatlah sederhana: Pemimpin gereja adalah ĕpiskŏpŏs, prĕsbutĕrŏs, poimçn.  Sekarang, Paulus mengatakan hal yang lain lagi mengenai dia: di dalam kitab 1 Timotius 5, dalam ayatnya yang ke 17:

“Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. 

Bukankah Kitab Suci berkata: “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik,” dan lagi “seorang pekerja patut mendapat upahnya,”

 

Sekarang, marilah kita melihat di dalam cara Paulus menuliskannya: “Penatua-penatua (gembala-gembala) yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat …” Demikian merupakan suatu terjemahan yang baik - diplŏus memiliki arti “dua kali lipat,” “double” dihormati (timç). Pengertian yang pertama darinya adalah “upah tetap” apa yang saudara-saudara bayarkan kepada seseorang untuk sesuatu hal. Dan pengertian yang kedua daripadanya ialah “penghargaan dan penghormatan.” Jadi sekarang pengertian yang mana dari kedua pengertian itu yang disebutkan oleh Paulus di sini? Jawabannya sangatlah jelas, karena dia telah menggambarkannya di dalam ayat:

 

“Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat (gaji sebanyak dua kali lipat)…, terutama mereka dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar. 

Bukankah Kitab Suci berkata: “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik,” dan lagi “seorang pekerja patut mendapat upahnya (diterjemahkan disini dalam bahasa Inggris “reward),” misthŏs (gaji).

 

Apakah saudara-saudara para diaken melihat hal tersebut di dalam Kitab Suci? Kita mengadakan suatu pertemuan para diaken besok malam, dan hal itu ada di dalam Alkitab ini: “Jika dia adalah seorang pengajar dan gembala yang baik, dia pantas mendapatkan gaji sebanyak dua kali lipat! Oh, Saya suka akan hal itu! Bukankah saya pernah memberitahu kepada saudara-saudara bahwa seluruh hidup saya telah terinspirasi dari dalam Firman Tuhan yang sempurna. Bukankah benar apa yang telah saya ajarkan kepada saudara-saudara sekalian? Amen! Saya beritahukan kepada saudara-saudara, Saya cinta kepada Tuhan. Saya suka apa yang Dia tuliskan. Sungguh ajaib. Sungguh-sungguh ajaib.

 

Dan dia disebut sebagai seorang poimçn, p-o-i-m-e-n, poimçn. Demikianlah kata yang ringkas untuk kata “gembala” Dan kata itu beberapa kali diterjemahkan sebagai pastor di dalam Alkitab – di dalam kitab Efesus, di dalam kitab Petrus, di seluruh Alkitab. Mereka menyebut dia sebagai seorang pastor, seorang prĕsbutĕrŏs, sebagai seorang ĕpiskŏpŏs, sebagai seorang poimçn – seorang gembala. Saya tidak tahu – di dalam semua bacaan saya – saya tidak mengetahui adanya sebuah kalimat yang pernah menggerakkan saya lebih dari yang ini yang saya baca di dalam hidup dari Dr. Truett. Kepadanya pernah diminta – ketika dia masih seorang gembala dari gereja di sini – dia pernah diminta untuk menjadi Rektor dari Universitas Baylor. Dan ketika komite itu berbicara kepadanya tentang meninggalkan gereja dan turun untuk menjadi seorang Rektor di Baylor, di dalam penurunannya, di dalam penolakannya, dia mengucapkan sebuah kalimat yang telah membakar di dalam hati saya selama ini. Beliau mengatakan saat menolak: “Saya telah mencari dan saya telah menemukan hati dari gembala itu.” Dan beliau bertahan di sini sampai akhirnya beliau meninggal dunia – empat puluh tujuh tahun, gembala di dalam Tuhan.

 

“Saya telah mencari dan saya telah menemukan hati dari gembala itu.” “Baiklah” sauadara katakan, “itu merupakan sebuah kalimat yang sederhana. Mengapa kalimat itu membuat sebuah rekasi di dalam diri anda?”

 

Baiklah, untuk beberapa alasan. Yang pertama adalah begini: Saya tidak dapat mengingat ketika saya tidak menginginkan untuk menjadi seorang pendeta sejauh saya dapat mengingat dan membawa saya ke masa kanak-kanak saya. Saya melihat kepada anak-anak kecil di zaman sekarang ini pergi bersekolah ke sebuah akademi di sebelah sana, anak-anak yang masing kecil-kecil ini. Dan saya berfikir, dapatkah, ketika saya masih seusia mereka ketika berada di sekolah menengah pertama, apakah saya belajar sedemikian keras untuk menjadi seorang gembala?

 

Setelah memasuki penjemaatan ini, saya pernah diminta untuk menjadi ketua dari beberapa universitas dan perguruan-perguruan tinggi. Saya pernah diminta untuk menjadi seorang pemimpin eksekutif di dalam kelompok-kelompok keagamaan. Belum pernah terjadi sesuatu yang dikatakan kepada saya yang pernah menarik saya, di dalam kepentingan apapun, dari gairah ini, dan doa ini, dan kasih untuk menjadi seorang pendeta, seorang gembala.

 

            Jika saya mengundurkan diri dari gereja saya untuk menjadi seorang Presiden Amerika Serikat, saya akan merasa bahwa saya sedang melangkah turun. Jika saya mengundurkan diri dari gereja saya untuk menjadi Perdana Menteri dari kerajaan Inggris Raya, saya merasa saya sedang menapak turun. Saya tidak mengatakan bahwa yang lain juga akan mengatakan hal yang sama; hal itu hanya bagaimana saya merasakannya. Saya suka menjadi seorang gembala! Saya hanya memiliki satu keberatan menjadi seorang gembala dari sebuah gereja yang besar dan demikianlah: Ketika saya masih bersama-sama dengan desa saya, dan dengan dusun saya, dan dengan gereja saya, saya tinggal dengan orang-orang. Saya berada di dalam rumah setiap orang. Hampir setiap waktu. Saya belum menikah. Saya masih sendiri. Saya makan dengan orang banyak. Saya tidur di dalam rumah-rumah mereka, di tempat-tempat tidur mereka. Saya mengetahui segala sesuatu mengenai mereka. Saya suka hal tersebut. Saya hanya memiliki satu keberatan saja untuk menjadi seorang gembala di kota besar, saya belum pernah masuk ke dalam sebagian besar rumah jemaat di sini. Saya tidak pernah makan bersama dengan anak-anak mereka. Saya tidak pernah berlutut dengan mereka dan berdoa bersama-sama dengan mereka di dalam rumah-rumah mereka. Saya fikir bahwa hal tersebut merupakan satu kerugian besar yang saya alami. Saya tidak melihat siapa saja akan tetapi bahwa saya berharap bahwa saya dapat pulang bersama-sama dengan mereka.

 

“Baiklah, pak Pendeta, kami memang belum pernah mengundang anda.”

 

Kalimat itu membuat suatu perubahan kepada saya. Saya hanya akan mengundang diri saya sendiri. Saya akan pergi ke rumah itu, dan mengetuk pintunya. Baiklah, jika terjadi sesuatu …  Belum pernah ada yang pernah mengatakan: Sekarang, dengarkanlah, kami memiliki roti untuk dimakan, akan tetapi kami tidak akan membaginya kepada anda!”

 

Saya belum pernah masuk ke dalam sebuah rumah – dan saya telah mengundang diri saya sendiri ke dalam ribuan rumah – saya belum pernah berada di dalam sebuah rumah yang pernah menyuruh saya pergi. Saya katakan: “Saya ingin menikmati makan malam bersama-sama dengan anda.”  “Saya ingin menikmati makan siang bersama-sama dengan anda.”  “Saya ingin tinggal bersama-sama dengan anda.”

 

“Baik, dengan senang hati kami menerima anda!”

 

            Saya suka itu! Demikian adalah cara Tuhan untuk melakukan sesuatu kepada saya bahkan ketika saya masih seorang pemuda. Saya suka menjadi seorang gembala. Saya tidak ingin untuk menjadi yang lain. Bagi saya, hal yang sedemikian sudah cukup.

 

Sekarang, dengan penghormatan kepada diaken, kita akan mengambil sebagian daripadanya; dan hal itu adalah asal sejarahnya. Dari manakah jabatan diaken itu berasal? Kita menemukannya di dalam pasal yang keenam dari kitab Kisah Para Rasul – Kisah Para Rasul pasal yang keenam, demikianlah asal jabatan diaken dilahirkan. Baiklah, ada beberapa hal yang dikatakan mengenai dia: Di zaman ketika jumlah murid-murid itu bertambah banyak, ada berdiri sebuah bisikan dari orang-orang Ibrani yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani yang berbicara dalam bahasa Aram.