JEMAAT YANG TERATUR
(THE WELL-ORDERED CHURCH)
Oleh Dr. W. A. Criswell
1 Timotius 5:1-25
8-3-58
Saudara-saudara sedang mengikuti kebaktian bersama-sama dengan kami dari gereja First Baptist Church di kota Dallas. Ini adalah Pendeta yang membawakan warta di pagi hari ini yang diberi judul: Gereja Yang Teratur. Di dalam pelajaran kita melalui Alkitab, kita telah sampai, setelah selama bertahun-tahun ini, kepada surat Paulus yang pertama kepada anaknya dalam pekabaran Injil yang masih muda - Timotius. Di dalam pasal yang kelima dari kitab 1 Timotius – dan saudara-saudara dapat mengikuti warta ini dengan mudah jika saudara-saudara mau membuka pasal yang kelima itu – pasal yang kelima dari kitab 1 Timotius. Sebagai ganti daripada saudara-saudara membacakan isi dari seluruh pasal tersebut, kita akan segera masuk ke dalamnya.
Kitab itu terbagi dalam tiga bagian. Bagian yang pertama berurusan dengan – bagian ini merupakan bagian yang sangat singkat – berurusan dengan anggota spiritual keluarga dan bagaimana kita memperlakukan mereka. Mereka adalah dua ayat yang pertama. Bagian yang kedua dari pasal tersebut, dimulai dari ayatnya yang ketiga, sampai dengan ayatnya yang ke 16, berurusan dengan anggota keluarga yang yang miskin, anggota keluarga gereja yang menderita dan bagaimana kita seharusnya menolong mereka. Kemudian, bagian yang terakhir dari pasal tersebut, dimulai dari ayatnya yang ke 17 sampai pada akhirnya, merupakan sebuah pembahasan dari anggota resmi keluarga gereja, anggota keluarga gereja yang melayani dan bagaimana kita seharusnya menghargai mereka.
Sekarang, kita mulai, 1 Timotius 5:1-2:
“Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda seperti saudaramu,
Perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
Anggota rohaniah kita, anggota peserta kita dan bagaimana kita memperlakukan mereka. Para Anggota dari sebuah Jemaat, dari sebuah gereja, membicarakan Kitab Suci di dalambanyak bentuk: Kadang kala mereka ditunjukkan sebagai tentara di dalam sebuah pasukan; kadang kala mereka ditunjukkan sebagai anggota tubuh; kadang kala mereka ditunjukkan sebagai pesaing di dalam satu perlombaan; kadang kala sebagai seorang hamba di dalam rumah tangga iman; kadang kala sebagai sebuah cabang dari tumbuhan anggur. Akan tetapi lebih sering, jauh lebih sering daripada cara yang lain, anggota dari kongregasi itu disebutkan sebagai seorang anggota keluarga.
Kita tidak dilahirkan secara alami ke dalam kerajaan Allah: kita lahir kembali; kita lahir dari atas, kita lahir dari Roh dan kemudian menjadi anggota keluarga Tuhan. Dan semua anak-anak Allah – pada kenyataannya, saya mencoba untuk memikirkan cara untuk membicarakan mengenai gereja tanpa menggunakan figur dari sebuah keluarga, dan saudara-saudara tidak dapat melakukannya. Tuhan Allah merupakan Bapa kita, dan kita berdoa dengan cara yang seperti itu. Yesus adalah saudara yang lebih tua kita, kita saling berbagi warisan dengan-Nya. Dan kita semua merupakan anak-anak Tuhan, lahir ke dalam keluarga dari Yang telah di salibkan itu. Sekarang, demikianlah periumpamaan yang dipergunakan oleh Paulus di sini tentang kita semua yang termasuk di dalam rumah Tuhan, anggota dari gereja-Nya. Dia menyebutkan kita sebagai anggota dari sebuah keluarga yang agung.
Sekarang, di sini dia sedang berbicara bagaimana seharusnya kita untuk saling memperlakukan antara satu dengan yang lainnya. Dan dia berbicara akan hal tersebut di bawah perlindungan dari kebaikan Kristen yang besar dan mendalam. Dia menggunakan kata “yang lebih tua” di sini, prĕsbutĕrŏs – saudara-saudara mendapatkan kata “presbiterian” dari kata itu. “Prĕsbutĕrŏs,” dia menggunakan kata tersebut di dalam dua jalan: Jalan yang pertama dia menggunakannya di sini untuk menunjukkan kepada seseorang yang lebih tua: “Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa." Dia sedang berbicara kepada putra muda di dalam penggembalaan ini – dan inilah seorang pria yang rambutnya telah memutih, yang wajahnya sudah berkeriput, yang jalannya sudal menjadi lamban, yang punggungnya telah membungkuk. Dia telah menjalani perjalanan ibadahnya selama bertahun-tahun lamanya. Bagaimana Pendeta muda akan berbicara kepada orang yang lebih tua itu mengenai kebaikan dari jiwanya? Orang itu membutuhkan omelan, dia telah melakukan perbuatan yang keliru, dia telah terperosok kedalam kesalahan atau kedalam dosa. – bagaimana gembala muda itu berbicara kepadanya tentang kesalahan dari jalannya? Baiklah, Paulus berkata: “Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa." Maka perilaku dari gembala itu terhadap orang yang tua daripada jemaat itu tidak pernah berupa kekerasan, akan tetapi selalu salah satu dari permintaan dengan rasa hormat dan dan sopan.
Bagaimana dia akan berlaku kepada orang yang lebih muda dari antara jemaat tersebut? Dia akan berada pada perilaku terhadap mereka seolah mereka itu adalah saudara sedarah mereka. Kepentingan mereka yang tertinggi adalah dia. Dan di dalam seluruh penghormatan dan rasa hormat, dia harus menjaga sikap mereka terhadap orang yang lebih muda di dalm kongregasi seolah-olah mereka itu adalah bersaudara. " Perempuan-perempuan tua sebagai ibu:" Perlakukan mereka dengan penghormatan dan rasa hormat yang sama, seolah-olah mereka adalan ibu mereka sendiri. " dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian:" Kita semua di dalam rumah tangga iman dan kita semua dengan sikap terhadap satu dengan yang lainnya seolah-olah mereka adalah anggota dari senuah keluarga yang berharga.
Sekarang, saudara-saudara hampir-hampir dapat berkembang kepadanya di dalam sebuah seruan untuk semangat dari kongregasi Tuhan: Seluruh orang-orang yang lebih tua kita, bapa-bapa kita; semua orang-orang yang lebih muda kita, saudara-saudara kita; semua perempuan-perempuan tua kita, ibu-ibu kita; semua perempuan-perempuan muda kita, adik-adik kita – dan di dalam penghormatan yang sopan, demikian untuk berperilaku yang baik di dalam rumah Tuhan.
Sekarang, bagian yang kedua dari pasal itu yang berhubungan dengan anggota gereja yang menderita dan bagaimana kita mendukung serta menopang mereka. Dan hal ini membuat bangkit kepada suatu pokok pikiran yang luar biasa di dalam pekabaran Injil. Setiap hal yang berada di dalam dunia ini, agama Kristen itu adalah pribadi: Kita datang kepada Tuhan Allah satu per satu; kita mati satu persatu; dan kita dihakimi satu per satu.
Iman kepercayaan Kristen merupakan agama pribadi. Dan, walaupun begitu, seseorang tidak sampai kepada iman kepercayaa lebih cepat daripada bergabung dengan gereja, menjadi anggota dari rumah tangga Tuhan, daripada dengan segera dia akan menemukan bahwa iman kepercayaan Kristen memiliki suatu pengertian sosial yang luar biasa. Pada saat dia benar-benar menjadi seorang penganut agama Kristen, dan dia telah dibaptis, dan dia menjadi anggota dari gereja tersebut, ada kewajiban yang telah ditentukan dari Tuhan sendiri: Bagaimana seorang penganut agama Kristen bertindak terhadap penganut agama Kristen yang lainnya; bagaimana dia adanya di dalam rumahnya dan di dalam tempat tinggalnya; bagaimana dia diharapkan tentang pekerjaannya; bagaimana dia diharapkan di dalam dunia ini dan di hadapan segala hal, secara umumnya. Pengertian-pengertian sosial dari iman kepercayaan Kristen ini menjadi nada tambahan yang terus menerus yang diperdengarkan di dalam Kitab Suci ini.
Di dalam zaman modern kita ini, khususnya, paling istimewanya, keseluruhan perubahan dari kaum cendekiawan serta kaum ilmu agama yang besar yang telah diikuti oleh akibat-akibat wajar dan seiringan, oleh hasil-hasil sampingan dari iman kepercayaan Kristen, dan telah membuatnya menjadi Injil Agung dari Anak Allah itu sendiri. Dan mereka mengacunya kepada hal tersebut, dan dan kemudian disebut juga dengan Injil Sosial. Injil Sosial adalah: Bahwa kependetaan dari gereja, dan Injil dari Anak Allah bertalian dengan keadaan sementara kita. Hal yang dari lagit ini merupakan sebuah mitos yang samar-samar. Hal yang berasal dari penghakiman dari Tuhan Allah ini merupakan suatu perkakas – pengantara – dengan apa kita membuat orang ketakutan. Hal yang datang dari kebangkitan pribadi ini merupakan sebuah mimpi, hal itu merupakan sebuah kebijaksanaan. Hal yang datang dari pada dosa ini tidak berarti apa-apa sama sekali kecuali merupakan penarika oleh nenek moyang kita serta merupakan suatu kejatuhan yang mengarah ke atas. Hal yang datang dari inspirasi dari Alkitab ini hanya sesuatu hal yang dapat digambarkan serta diilustrasikan oleh penulis sastra agung lainnya – seperti Shakespeare, atau Dante atau Homer. Dan mujizat dari adalah semua khayalan yang dituliskan oleh orang-orang gaib zaman dahulu itu.
Tetapi jasa dari Injil serta nilai dari Injil ditemukan di dalam pemakaiannya di dalam masyarakat. Sekarang bahwa hampir keseluruhan ilmu agama dari gereja modern secara bersama-sama dan ilmu agama dari kelompok-kelompok agama modern yang besar. Gereja, energi dari penjemaatannya, serta pengaruh yang besar yang dimilikinya di dalam dunia harus dirubah terhadap perbaikan sosial.
Baiklah, izinkanlah saya mengilustrasikan hal tersebut: Salah satu Penginjil sosial yang terbaik dan terpelajar datang dari arah utara an timur, di luar Arizona. Dan, di dalam sebuah konfrensi para pekerja di sana, setelah dia mengamati kaum suku Navajo, Indian itu – kemelaratan mereka, kemiskinan mereka – penginjil masyarakat ini memberikan sebuah pidato. Dan dia memberikan pidato injil kemasyarakatan yang khas, dia berkata: "Apa yang kita butuh untuk dilakukan di sini adalah untuk mengajar orang-orang ini bagaimana untuk menggunakan sabun dan air. Kita perlu mengajari orang-orang ini bagaimana caranya menggunakan sikat gigi. Kita perlu mengajari orang-orang ini bagaimana caa menggunakan cairan pemusnah kutu. Mustahil bagi orang-orang ini untuk menjadi orang Kristen di dalam rumah-rumah yang jorok. Pertama-tama mereka harus diajari dulu bagaimana caranya untuk membersihkan diri."
Lalu kemudian dia duduk setelah dia mengucapkan pidatonya. Dan ketika dia melakukannya, seorang pendeta suku asli Navajo berdiri, dan oleh kasih karunia dari Tuhan Allah, gembala suku pribumi Indian itu mengenali Injil tersebut serta mengenali Firman Tuhan tersebut. Dan dia berkata: "Aku merasa gembira untuk mendengar saudara kita dari timur yang mengabarkan Injil tentang sabun dan air. Akan tetapi," katanya, "Aku telah selalu mengajarkan, ketika aku membaca Kitab Suci, bahwa pesan Injil dari surga adalah darah pencuci dari Kristus. Dan," dia menambahkan, "Aku telah mengamat-amati hal tersebut ketika aku dapat membawa satu dari keluarga suku Navajo ini untuk datang kepada Yesus, dan aku mengunjungi kediaman tersebut setelah mereka telah menjadi umat Kristen; jika mereka telah biasa untuk tinggal di dengan kotoran dan tanah, aku mengamati bahwa mereka sudah bersih. Mereka mengganti rumah mereka, mereka merubah tempat tinggal mereka; mereka mengubah adat dan kebiasaan hidup mereka." Dan gembala suku pribumi Navajo itu berkata: "Bagi saya kelihatan bahwa jika kita dapat membuat orang menjadi bersih di dalam diri mereka, lalu kemudian mereka dapat dibersihkan dari bagian luar mereka.”
Itulah dia! Gembala dari suku pribumi itu mengatakannya dengan benar. Seberapa banyakpun saudara-saudara mengosok, menggosok dan menggosok, seberapa banyakpun saudara-saudara menggunakan sabun dan air, jika hati tidak bersih, saudara-saudara tidak akan pernah membuat rumah itu bersih; saudara-saudara tidak akan pernah membuat hidup itu bersih. Hal-hal ini semua berasal dari jiwa; selebihnya merupakan akibat dan hasil sampingan.
Dapatkah saya mengacu kepada kepada William Booth yang agung itu, yang mendirikan Bala Tentara Keselamatan itu? Ketika saya sedang mempersiapkan warta untuk minggu ini, saya membaca sebuah pidato, saya membaca penutupan dari sebuah pidato yang telah dibuatnya kepada sekelompok besar orang-orang yang sedang berkunjung ke Amerika. Dia berkata: "Rekan-rekanku sesama tentara, jangan pernah menempatkan pekerjaan sosial di atas penyebaran Injil." Sekarang, dialah orang yang mana hidupnya telah diberikan kepada pekerjaan sosial, Bala Tentara Keselamatan: "Rekan-rekanku sesama tentara," katanya, "Jangan pernah membiarkan pekerjaan sosial menggantikan tempat dari penyebaran Injil." Lalu kemudian dia mengilustrasikannya. Dan dia telah mengilustrasikannya dengan ilmu agama zaman dahulu, dia mengatakan: "Seandainya saudara-saudara mengangkat seseorang keluar dari selokan. Dan saudara-saudara mendorong dia untuk menandatangani perjanjian, dan saudara-saudara menemukan sebuah tempat untuknya jauh dari perkampungan di pedesaan dengan daerah sekeliling yang baru. Dan saudara-saudara mengajarinya dengan perdagangan yang baru. Dan saudara-saudara mengembalikannya kepada istrinya dan keluarganya. Lalu kemudian, membiarkannya meninggal di dalam dosa-dosanya dan akhirnya terjatuh ke dalam neraka.” Dia berkata – jendral besar serta pendiri yayasan itu berkata: "Rekan-rekan saya sesama tentara, bukankah hal itu sepadan. Dan saya, karena satu hal, jangan pernah mencobanya."
Misi agung dari Bala Tentara Keselamatan, menurut kepada jenderalnya itu adalah demikian: untuk membawa manusia kepada Tuhan Allah; untuk membuat manusia menjadi bersih dari dalam; untuk menyelamatkan manusia dari dan keluar dari dosa-dosa mereka. Dan selebihnya merupakan hasil sampingan – hal-hal seperti itu mengikuti dari belakang, seperti ekor dari sebuah komet. Ketika terang itu bersinar, terang itu membawa sebuah pencerminan, kemana saja, kepa setiap yang mengikutinya.
Sekarang, di dalam penjemaatan ini di sini, Paulus sedang membicarakan tentang sebuah pekerjaan sosial, suatu kewajiban masyarakat. Akan tetapi dimanapun Paulus berbicara akan hal tersebut, tidak akan pernah gerakan besar itu. Hal itu, sebagai ganti dari – seperti sebuah kapal, baling-baling itu, baling-baling dari sebuah kapal; perjalanan kapal itu melalui perairan itu, dan hal-hal ini mengikuti di belakang.
Di dalam bagian ayat yang telah kita bacakan pagi hari ini, Paulus, pengajar yang agung itu, menuliskan kitab Roma, dan hal itu mencapai puncaknya di dalam pasal yang kedua belas dalam ayatnya yang pertama, di dalam penyerahan yang agung itu. Kemudian, dengan segera dia meneruskan tentang kewajiban kita kepada sesama kita – akan tetapi pertama-tama adalah ajaran dasar yang agung tentang iman kepercayaan, Injil dari Anak Allah.
Hal yang sama terjadi di Efesus: Di sana dia mendapatkan tema surgawi yang tinggi; lalu kemudian, pada akhirnya, dia turun untuk berbicara kepada para orang tua tersebut, dan kepada anak-anak, dan kepada para pelayan dan para majikan. Jadi, hal itu berada di sini, pelayanan kepada kaum miskin dan menderita ini merupakan suatu akibat dari iman kepercayaan dari seorang Kristen. Hal itu bukan iman itu sendiri. Hal itu merupakan sesuatu yang mengikuti setelah dan bersamanya.
Jadi dia mengatakan perkataan yang panjang di sini khususnya mengenai para janda. Sekarang, marilah kita lihat apa yang pertama-tama dikatakannya mengenai janda-janda yang lebih muda. Di dalam ayat yang keempat belas: "Karena itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi …" “Jika terdapat seorang janda yang muda,” demikian kata Paulus, “adalah lebih baik baginya untuk menikah kembali.” Yaitu, saya akan mengira apabila dia dapat menemukan seorang suami yang baik – jangan pernah menikahi sebuah benda tua yang mengikutinya – menikahlah dengan anak muda yang baik. " Karena itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi …" “Jika wanita itu dapat menemukan anak muda yang pantas, maka biarkanlah janda muda itu menikah.”
Kemudian dia sampai – omong-omong, sebelum saya meninggalkannya, di dalam kunjungan saya ke India, diantara banyak hal yang sangat mengesankan saya, salah satu dari benda-benda itu yang paling mengesankan adalah perilaku terhadap janda di India. Di zaman William Carey, mereka membakar janda-janda tersebut. Ketika suami-suami dari wanita-wanita itu meninggal dunia, dan mereka mengkremasi tubuhnya, mereka mendorong wanita itu ke puncak api tersebut dan wanita itu ikut terbakar bersama-sama dengan suaminya tersebut. Di zaman saya, yakni zaman sekarang ini, kaum janda di harus berpakaian dengan cara yang tertentu. Wanita itu harus berbuat dengan cara yang tertentu. Wanita itu tidak akan pernah tersenyum. Wanita itu tidak akan pernah dapat tampil gembira atau merasa senang. Wanita itu mewujudkan seorang janda di dalam cara dia dipaksa untuk berjalan, berbicara serta berbuat. Dan wanita itu dihilangan dari setiap jalan kehidupan.
Saya telah berkunjung ke sebuah rumah di Pelwell, di antara kota Delhi dan Agura, rumah dari seorang janda muda. Dan saya mendengarkan wanita itu dan saya bertanya kepadanya, dan saya dilimpahi oleh kecaman-kecaman kehidupan yang diberikan kepada seorang janda – bahkan seorang wanita yang masih muda, seperti wanita tersebut.
Saya ulangi kembali, hanya melintasi, berapa banyak kita berhutang kepada iman kepercayaan Kristen. Wanita muda itu, dia akan diterima seolah-olah dia adalah putri saudara-saudara sendiri, dan karena masih muda, jika memungkinkan, biarkanlah dia menikah kembali dan memiliki sebuah rumah yang indah.
Sekarang, kita sampai kepada yang kedua. Di dalam ayat yang kelima: "Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri..." Inilah seorang janda yang ditinggalkan tanpa sesuatu apapun dan dia ditinggalkan seorang diri. Hal itu merupakan kewajiban gereja untuk melihat kepadanya bahwa dia itu harus diperhatikan. Di zaman kita, kita memiliki banyak organisasi-organisasi, kebanyakan disponsori oleh pemerintah. Kita memiliki Jaringan Pengaman Sosial, dan kita memiliki Dana Pensiun Hari Tua, dan kita memiliki banyak lagi. Adalah merupakan kewajiban dari gereja serta menjadi tanggung jawab dari gereja, untuk melihat kepada hal tersebut bahwa seluruh perhatian yang dapat diperbuat memungkinkan terhadap orang-orang ini. Dan jika tidak mencukupi di dalam cara yang terorganisir serta legislatif untuk memberikan perhatian terhadap orang-orang yang tinggal seorang diri, adalah tanggung jawab kita untuk melakukannya.
Lalu kemudian dia mengatakan, yang ketiga, mengenai janda-janda dan orang-orang yang memiliki – dan saudara-saudara melihatnya telah diterjemahkan sebagai “kemenakan laki-laki” di sana di dalam ayat yang keempat:
“Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.
Sekarang, lihatlah pada ayat yang kedelapan:
“Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.”
Saudara-saudara, sungguh sebuah kalimat! Sungguh sebuah kalimat! “Tetapi jika ada seorang yang tdak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” Kaum pemuja berhala di luar sana mungkin tidak mengetahui perbedaan apapun, akan tetapi umat Kristen yang telah diajarkan di dalam jalan Tuhan, dia mengetahui kehendak dari Tuhan Allah: "Hormatilah bapa dan ibumu, yang mana merupakan perintah yang pertama yang disertai dengan janji." Hal itu merupakan salah satu dari Kesepuluh Perintah Allah. Dan bagi seseorang yang tidak menghormati bapanya dan ibunya, dan bagi seseorang yang tidak memelihara keluarganya sendiri sejauh dia mampu, Paulus mengatakan bahwa dia telah menyangkal iman dari Anak Allah, dan lebih buruk daripada orang yang tidak beriman. Maka kemudian kewajiban kita adalah oleh kekuatan, dan oleh pokok, dan oleh setiap sumber yang kita miliki, kita harus berjuang, dan harus bekerja, dan mendukung bangsa kita sendiri.
Sekarang, kita beralih kepada bagian yang ketiga dari pembahasan Paulus tentang Gereja Yang Teratur, tentang pelayanan, mereka yang melayani di dalam gereja ini. Di dalam ayat yang ketujuh belas, dia memulainya dengan: “Penatua-penatua yang baik …” Sekarang dia sedang berbicara mengenai prĕsbutĕroi, pendeta, ketiga kata tersebut – kadang kala seorang pendeta itu disebut juga dengan seorang ĕpiskŏpŏs, diterjemahkan sebagai seorang Uskup; kadang kala dia disebut dengan seorang prĕsbutĕrŏs, diterjemahkan sebagai seorang Penatua; kadang kala dia disebut juga dengan seorang pŏimēn, diterjemahkan sebagai “pendeta.” Mereka semua menunjuk kepada jabatan yang sama. "Biarkan ĕpiskŏpŏs, prĕsbutĕrŏs, pŏimēn – penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati diplŏus timē (gaji sebesar dua kali lipat) dua kali lipat……." Demikianlah apa yang dikatakan di sana! Saya tidak menuliskan hal ini. Saya tidak dapat melakukan yang lebih baik lagi – —“diplŏus timē”- dua kali lipat! Ketika dikatakan kata tersebut “timē,” di sini diterjemahkan sebagai “hormat”: "Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda, dan ditinggalkan seorang diri." Hal itu berarti “mendukung mereka.” Sekarang, kata iru maksudnya “hormat” “penghormatan” – atau kata itu berarti “bayar,” “upah,” “penghargaan,” “balas jasa,” “gaji:” "Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati (yang bekerja dengan baik) diplŏus timē (gaji sebesar dua kali lipat) dua kali lipat.
Sekarang, kata “diplŏus” itu berarti “dua kali.” Kata itu juga berarti “banyak,” “cukup (upah yang cukup).” "Khususnya mereka yang bekerja di dalam Firman Tuhan dan ajarannya." Ketika saudara-saudara melihat seorang gembala yang hanya membaca dengan rajin untuk khotbah-khotbahnya; dia sedang berjuang pada hal itu; dia sedang mengerjakannya. Dan dia hanya bekerja untuk khotbah-khotbah tersebut. Mengapa, itulah rekan yang patut untuk mendapatkan upah sebanyak dua kali lipat. Karena dia berkata, dan dia mengutip kitab Ulangan 25:4: "Karena Kitab Suci berkata, Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik” Lalu kemudian dia mengutip dari Tuhan Yesus, Injil Lukas 10:7: "Seorang pekerja patut mendapat gajinya" – atau seperti yang dikatakan oleh Yesus: "upahnya."
Sekarang, dapatkah saya mengatakan hal mengenai saya ini, karena kita telah menyinggungnya secara berkelakar? Tidak ada gembala di dunia ini yang pernah menerima kenangan yang lebih megah dari tangan-tangan dari sebuah kongregasi yang terkasih daripada yang diperoleh oleh pendeta anda. Saya mendapat dukungan yang berkelimpahan. Gereja ini selalu melakukan hal yang paling dermawan, paling baik dan paling berharga. Saya hanya berharap – dan dapat berdoa - bahwa seluruh pendeta dari seluruh gereja di dunia ini dapat begitu didukung, begitu dikasihi dan berhubungan dengan jemaat ini lakukan kepada pendeta mereka. Saudara-saudara melakukannya dengan ajaib dan indah. Dan saya tidak akan pernah dapat, di dalam doa atau di dalam kehidupan, cukup mengungkapkan penghargaan saya serta pujian saya, dan cinta kasih saya kepada saudara-saudara.
Kemudian dia melanjutkannya dan berkata: "Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua (seorang pendeta) kecuali didukung dua atau tiga orang saksi." Di sana dia sedang berbicara tentang mengecam seorang gembala. Sekarang, gembala membutuhkan kecaman, saya tahu. Dan seperti manusia yang fana lainnya, dia bersatu dengan kesalahan serta kegagalan. Akan tetapi saya akan memberitahukan saudara-saudara apa yang saudara-saudara lakukan ketika saudara-saudara tidak mentaati Firman Tuhan: seperti, saudara-saudara pulang ke rumah, dan di sana terdapat keluarga itu di depan meja; jika saudara-saudara mengecam gembalamu di depan anak-anak itu, hal itu melakukan sesuatu kepada pikiran-pikiran kecil mereka dan hati kecil mereka. Dan mereka tidak akan pernah melupakannya. Hal itu merupakan perbuatan yang mengerikan untuk dilakukan. Mengerikan!
Ketika saudara-saudara mendapatkan sebuah penyebab untuk mengecam gembala tersebut, hanya saudara dan istri saudara, ketika pintu itu telah di tutup, saudara-saudara membicarakannya. Dan kemudian, mungkin, saudara-saudara pergi kepada ketua sidang diaken atau kepada salah satu pemimpin gereja dan berkata: "Orang itu yang menjadi gembala kami itu, dia mengajarkan khotbah yang paling menyesalkan dan saya tidak menyukai caranya menggandakan kepalan tangannya. Dan saya tidak menyukai caranya bersorak, dan berteriak, dan berseru serta menjerit-jerit di atas mimbar. Dan saya tidak suka dengan cara bagaimana dia berpakaian!"
Beritahukanlah kepada mereka. Saudara tahu. Tetapi jangan pernah lakukan hal tersebut di depan anak-anak. Dan jangan melakukannya dengan mencampur-adukkannya. Saudara-saudara akan memiliki sebuah gereja yang lebih besar lagi jika saudara-saudara tetap setia, penuh dengan doa, serta penuh dengan dorongan semangat untuk gembala saudara-saudara, walaupun gembalamu itu merupakan sebatang tongkat.
Saya telah menjadi seorang pendeta selama tiga puluh tahu. Dan saya telah melihat gereja-gereja ini. Saya belum pernah melihat sebuah gereja yang agung - meskipun saya telah melihat sebuah gereja besar dengan Tuhan Allah di dalam ksejahteraannya – meskipun ketika orang memilih-milih secara terus menerus untuk gembala mereka, mencari tahu kesalahan gembala mereka, bersiap-siap untuk memecatnya. Dan seterusnya dan seterusnya, jenis gereja yang seperti itu tidak memiliki berkat Tuhan Allah di dalamnya. Jika gembalamu menyedihkan dan tidak berharga, saya beritahu saudara-saudara yang sebenarnya, saudara-saudara akan bertindklebih baik lagi sebagai sebuah gereja dan sebagai seorang jemaat Tuhan dengan mengasihinya dan berdoa untuknya, dan menunggu kepadanya, dan membiarkan Tuhan Allah melakukan apa yang Dia lakukan. Saudara-saudara akan mendapatkan gereja yang lebih baik untuk melakukan cara itu daripada ketika saudara-saudara mengambilnya dari tangan saudara-saudara.
Saudara-saudara tahu, ayah saya merupakan seorang lelaki yang pendiam dan orang yang tidak menunjukkan dirinya sendiri. Saudara-saudara tidak pernah mendengar dia – Saya tidak pernah mendengar dia – berdoa dengan suara yang sekuat tenaga sampai saya menjadi seorang gembala dan kemudian, hanya di rumah. Sangat pendiam! Akan tetapi, di suatu hari, saya ingat dia telah dihunjuk sebagai ketua dari sebuah komisi untuk memberitahu kepada gembala itu untuk mengundurkan diri dan mengenyahkan dia. Dan, dengan caranya yang rendah diri, dan manis serta penolakannya, sebagai ketua dari komisi tersebut, dia mendatangi pendeta tersebut, pendeta saya, dan berkata kepadanya: "Sudah selesai. Kami ingin agar saudara pergi."
Dan gembala itu pergi. Saya ingat saya merasakan semua hal tersebut ketika saya masih anak-anak. Dan bapa saya berkata kepada saya setelah bertahun-tahun lamanya, dia berkata: "Nak, itu adalah yang terakhir yang saya akan pernah lakukan hal yang seperti itu. Itu adalah yang terakhir. Saya tidak pernah melakukan hal yang seperti itu lagi." Dia juga tidak pernah melupakan hal tersebut lagi. Hal-hal ini adalah hal-hal tentang doa, serta komitmen dengan Tuhan Allah, dan tentang hikmat kebjaksanaan. Dan kemudian, biarkanlah Tuhan memimpin jalan, dan Dia akan memimpin. Dia akan memimpin jalan itu.
"Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua (seorang pendeta) kecuali didukung dua atau tiga orang saksi." Dan kemudian, ketika hal itu dilakukan di depan dua atau tiga orang saksi, dan pembahasan itu dilakukan, dan kesimpulan akan dibuat, biarkanlah hal itu berada di dalam doa yang agung dan di dalam kehendak Tuhan: dan Dia akan melihatnya, dan Dia akan menyelaminya, dan Dia akan memberikan jawaban terakhir untuk kita.
Sekarang, di dalam ayat yang ke dua puluh dua: "Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu." Apa yang dikatakan oleh Paulus di sini ialah: Kita tidak akan mentahbiskan, menumpangkan tangan tachĕōs (dengan cepat, tergesa-gesa) atas seseorang. Dan di sana dia mengatakan: " dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain.” Yaitu, ketika kita menumpangkan tangan kita atas orang ini, dan dia tidak patut, mengapa, kekeliruan yang membawa orang masuk, saudara-saudara memiliki suatu kesalahan di dalam diri saudara-saudara sendiri. Saudara-saudara terbawa-bawa sendiri daripadanya.
Saudara tahu, saudara-saudara dapat berhenti dan mengajarkan sebuah khotbah kecil di sini – saling berbagi dengan dosa-dosa orang lain – kesalahan saudara-saudara. Ambillah seorang eksekutif, dan dia minum, dan dia berjudi, dan bawahannya mengikutinya. Saudara-saudara tidak perlu khawatir tentang contoh dari orang yang berada di dalam selokan itu. Tidak ada sahabat muda yang yang bercita-cita tinggi untuk menjadi kepala dari sebuah perusahaan asuransi, atau direktur dari sebuah bank, atau gubernur dari sebuah negara bagian yang akan mengikuti seorang sahabat yang seperti itu. Akan tetapi saudara-saudara mengambil seorang usahawan besar yang berhasil, dan dia sedang berjudi seperti yang kita dapatkan di sini, di kota Dallas ini. Atau dia sedang minum seperti yang dapat saudara-saudara lihat, oh, hampir semua mereka melakukannya di sini di kota Dallas. Apa yang saudara-saudara fikirkan tentang yang aan dilakukan oleh para eksekutif muda ini datang bersama-sama? Mereka akan melakukan hal yang sama! Dan hal tersebut menebang setiap pondasi dari kehidupan nasional tersebut- berjudi dan meminum minuman keras. Saudara-saudara turut ambil bagian dari dosa-dosa yang dilakukan oleh orang lain ketika saudara-saudara membagi pengaruh dari hidup saudara-saudara.
Sekali waktu Agustinus berdoa: "O, Tuhan, ampunilah aku karena karena dosa-dosa bangsaku!" Apa yang dimaksudkannya ialah: "Oh, Tuhan, ampunilah dosa-dosaku, akan tetapi ampuni juga aku atas dosaku membawa yang lain kedalamnya!" Oh, Tuhan, Ampunilah dosa-dosaku dosa-dosa dari anak-anakku, dosa-dosa dari gerejaku, dosa-dosa dari perusahaanku, dosa-dosa dari orang-orang yang mengenal aku. “Ampunilah aku karena dosa-dosa bangsaku!”
Kemudian dia memiliki kata kecil yang paling menggelikan di sini, berbicara mengenai Timotius, mengingatkan dia tentang tubuh Timotius yang lemah: "Jangan lagi meminum air, akan tetapi minumlah sedikit anggur untuk kepentingan pencernaanmu, serta seringnya kelemahan dirimu." Dan orang tua itu pergi ke sana dan mengutip hal itu setelah menjadi nats Kitab Suci yang pasti mengapa kita seluruhnya kita harus minum?”
Sekarang, marilah kita lihat untuk waktu yang sebentar saja apa yang telah dikatakannya: Dia menggunakan peminum air dari Yunani. Demikianlah caranya: Timotius dahulunya adalah “peminum air” Seoarng peminum air – dan dia sedang menderita penyakit dan lemah, dan sering sekali terjadi hal yang seperti itu. Sekarang, apa yang telah dikatakan Paulus kepadanya? Apakah dia menyuruh mereka untuk meminum atau mengambil anggur? Tidak! Chraŏmai (“guna”) – sama seperti sebuah resep obat: “menggunakan ŏligŏs (sedikit) sedikit anggur.” “Gunakanlah sedikit anggur itu.” Saya duga apabila Paulus telah mengenal obat-obatan yang seperti mujizat ini, dan Timotius memiliki bisul atau dia memiliki demam yang silih berganti, mengapa, dia mendapatkan resep obat dari seorang dokter dan berkata: "Sekarang, gunakanlah acromyacin atau sulfanilamida, atau sesuatu yang lain." Akan tetapi satu-satunya obat yang dikenal oleh Paulus yang dapat menenangkan syaraf-syaraf anak yang sedang sakit ini, dan menollongnya, gara-gara penggunaan sedikit anggur saja
Dan jika apabila saudara-saudara mendapatkan penyakit seperti borok, dan TBC, dan difteri, dan kanker dan lumpuh layu, serta pendarahan dan meningitis, dan hanya sedikit anggur akan membuat saudara-saudara baik kembali, Alkitab berkata bahwa hal itu tidak mengapa. Akan tetapi di bawah kondisi yang lain, di bawah tidak ada kondisi lain – saudara-saudara tidak dapat menyentuhnya. Tidak boleh menyentuhnya! Hal itu hanya untuk tujuan pengobatan saja, baiklah – tidak ada yang lain.
Dan dia menutupnya, dan saya harus menutupnya. Dia berkata ada suatu hal yang samar disini, Akan tetapi jika saudara-saudara melihat kepada tentang apa yang sedang dibicarakannya, hal itu menjadi sangat jelas:
Dosa dari orang lain telah dibuka terlebih dahulu,
Pergi ke hadapan penghakiman, dan beberapa orang mengikutinya.
Demikian juga pekerjaan yang baik dari perwujudan yang terlebih dahulu; dan mereka yang sebaliknya tidak dapat disembunyikan.