INILAH INJIL

(THIS IS THE GOSPEL)

 

Dr. W. A. Criswell

 

15-01-56

 

I Korintus 15:1-5

 

Malam hari ini kita mulai di dalam salah satu pasal yang terbesar di dalam Perjanjian Baru. Ada begitu banyak teolog yang sangat memperhatikan pasal itu. Surat 1 Korintus pasal lima belas tentu saja merupakan salah satu pasal terbesar di dalam seluruh Firman Allah.

Bukan berarti saya mengikuti teologia mereka, sekalipun hal itu jauh lebih baik dari beberapa teologi modern ini, tetapi seorang teolog seperti Karl Barth dan Emil Bruner, seluruh teolog eskalogi, teologi wahyu, teologi Kristologi, orang-orang yang merupakan teolog terbesar pada masa kita berkata bahwa seluruh wahyu dan seluruh teologi mencapai klimaksnya di dalam surat 1 Korintus pasal lima belas ini. Memang, tentu saja ini merupakan pasal yang terbesar dalam Alkitab, pasal yang mulia dan penuh dengan kemenangan. Pasal ini merupakan pasal yang penuh nuansa sorgawi dan penuh kemenangan serta semua kemuliaan bagi Allah.

Jadi pada malam hari ini, saya akan berkhotbah dari ayat pertama di dalam pasal ini dan akan kita khotbahkan dalam beberapa minggu ini. Saya tidak tahu berapa lama, tetapi akan ada beberapa khotbah dari 1 Korintus pasal lima belas ini.

Lalu, ini adalah cara pasal ini dimulai:

Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu dan yang kamu terima, dan yang di dalamnya kamu teguh berdiri.

Oleh Injil itu kamu diselamatkan …

Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya.

Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus …

Selanjutnya Ia menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul.

Dan yang paling akhir dari semuanya Ia menampakkan diri juga kepadaku, sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya

Seorang Yahudi yang melihat Tuhan Yesus dan diselamatkan dengan cara yang ajaib dan luar biasa. Yang pertama, tanda, kepentingan dari seluruh bangsa Israel bahwa mereka akan dilahirkan kembali, seperti Paulus yang sama seperti kepada anak yang lahir sebelum waktunya. Oh, suatu pasal yang luar biasa! Jadi kita kembali ke bagian awal pasal ini, “Aku mau mengingatkan kamu kepada Injil.” Dan judul khotbah saya pada malam hari ini adalah Ini Adalah Injil, kabar baik, kesukaan besar.  

Dan ada tiga hal yang dapat kita lihat di dalamnya, tetapi saya tidak akan membahas ketiganya secara rinci pada malam ini, tetapi hanya akan memberikan sebuah gambaran ringkas dari pasal itu—tiga hal yang dia sampaikan sehubungan isi dari injil itu. Yang pertama, kematian Juruselamat kita untuk menebus dosa manusia: Dia “telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci.” Yang kedua, Kebangkitan yang mulia dari Tuhan kita yang hidup, “bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci.” Dan kemudian yang ketiga: KedatanganNya yang kedua kali, yang penuh dengan berkata, yang merupakan sisa dari pasal itu,

Sesungguhnya aku menyatakan kepadamu suatu rahasia: kita tidak akan mati semuanya, tetapi kita semuanya akan diubah,

Dalam sekejap mata, pada waktu bunyi nafiri yang terakhir. Sebab nafiri akan berbunyi.

Dan seperti yang Paulus juga sampaikan di tempat lain, “Tuhan sendiri akan turun dari sorga,” “dan kita semua akan diubah.” Oh, jiwaku, siapakah yang tidak akan menyatakan bahwa sebuah pasal seperti itu merupakan kemuliaan dari Allah sendiri?

Lalu, tentang hal ini, “Saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil yang aku beritakan kepadamu.” Itulah yang anda lihat di dalam tanda ordinansi baptisan; itu adalah maknanya. Hal lainnya tentang hal itu adalah sebuah undangan, beberapa orang berpikir seperti itu. Dan anda dapat memberikannya makna lain yang anda inginkan. Anda dapat mengubahnya, tetapi itu adalah makna yang sesungguhnya. Itu adalah ordinansi Allah dan ia memiliki sebuah makna.

Baik kedua ordinansi itu memiliki sebuah makna yang luar biasa. Ordinansi Perjamuan Tuhan memiliki sebuah makna, sebuah signifikasi. Roti yang dipecahkan ini mewakili tubuhNya. Cawan anggur, air anggur yang ada dalam cawan itu mewakili darahNya. Dan kita melakukan hal itu sampai Ia datang.

Hal ini juga memiliki sebuah makna yang luar biasa, sebab di dalam baptisan kita telah dikuburkan bersama dengan Tuhan yang sama dengan kematianNya dan kita telah dibangkitkan dari dalam air, dari dalam kuburan yang sama dengan kebangkitanNya. Dan itulah Injil. Jadi apa yang disampaikan Paulus adalah hal ini: Dia telah dikuburkan untuk kita, Dia telah mati untuk dosa-dosa kita. Dia telah dikuburkan dan Dia telah bangkit kembali untuk pembenaran kita. Dan dia berkata itu adalah injil.

Ketika seseorang berdiri di atas mimbar dan berkhotbah, dan anda berkata, “Orang itu memberitakan injil,” apa maksud anda? Kita bermaksud bahwa orang itu mengkhotbahkan Yesus yang telah mati bagi dosa-dosa kita dan telah dibangkitkan untuk pembenaran kita. Itulah yang anda sampaikan di kolam baptisan, itu adalah symbol baptisan.

Ketika anda mengutus seorang misionaris ke Cina dan mengirim dia ke sana untuk memberitakan injil, apa yang dia beritakan? Itulah yang dia beritakan: bahwa Kristus telah mati untuk dosa-dosa kita dan dia telah dibangkitkan untuk pembenaran kita. Dan hal itulah yang anda lihat di tempat baptisan. Itu adalah makna baptisan.

Signifikasi baptisan terletak di dalam modenya. Jika anda mengubah modenya maka ia tidak lagi memiliki makna. Baptisan adalah sebuah penguburan bersama dengan Kristus dan sebuah kebangkitan bersama dengan Kristus, yang Paulus sampaikan bahwa itu adalah injil. Jadi itu adalah inisial ordinansi yang merupakan sebuah gambaran dari anugerah Allah di dalam Kristus Yesus.

Lalu, Paulus berkata, “Aku tidak pernah menemukan hal itu.”
 Dia berkata, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah ku terima sendiri.” Paulus bukanlah penemunya, dia hanya penyampai. Dia sama seperti Yohanes Pembaptis: Dia adalah suara yang menyerukan pesan Allah.

Seperti itulah pengkhotbah yang sejati. Dia tidak berdiri di atas mimbar menyampaikan hal akal-akalan yang telah dia pikirkan. Seorang pengkhotbah Kristus yang sejati adalah seseorang yang memegang Alkitab di tangannya dan dia memberiathukan kepada orang-orang apa yang disampaikan Allah di dalam Alkitab. Hanya itu saja. Dan apa yang harus dia sampaikan tidaklah masalah. Dan apa yang harus disampaikan oleh Rabbi Smalfungus bukanlah masalah. Dan apa yang diajarkan oleh Dryas Dust tua di sekolah, tidaklah masalah. Dan apa yang disampaikan oleh Dr. Soundingbrass tua, hal itu juga tidak menjadi masalah. Satu-satunya hal yang menjadi masalah adalah, “Apa yang disampaikan oleh Allah? Seseorang harus menjadi seorang penyampai sebuah pesan dan bukan menjadi seorang penemu atau pemula. Jadi, itulah yang disampaikan oleh Alkitab.

Pada suatu kali saya mendengar seseorang yang sangat dramatis memberikan sebuah ilustrasi tentang hal itu. Oh, di sana ada Raja Inggris, Raja George atau Raja Edward atau Raja James, atau di sana ada seseorang.  Ada seorang raja Inggris di sana dan dia sedang menyiarkan sebuah pesan ke seluruh dunia, ke koloni kekaisaran dan persemakmuran dan kerajaan-kerajaan, dan negara-negara lain yang tidak saya ketahui. Dan pesan itu juga disampaikan ke Amerika ini. Dan seluruh dunia sedang mendengarkan Raja Inggris.

Dan ketika raja berdiri untuk berbicara, kabelnya putus. Dan saya tidak tahu kabel mana yang putus atau bagaimana kabel itu disusun, akan tetapi kabel putus di suatu tempat di ruang control, dan itu merupakan sebuah hal yang sangat menakutkan, dan orang ini menggambarkannya dengan sangat dramatis. Dan apa yang dilakukan oleh orang yang mengoperasikan peralatan itu—dan hal itu disampaikan dengan sangat dramatis—dia memegang ujung kabel yang satu dan dia meraih ujung kabel yang satunya lagi,  dan arus listrik itu mengalir melalui tubuhnya, sehingga pesan raja dapat disampaikan, karena hal itu disampaikan melalui getaran tubuhnya. Hal itu membuat sebuah kesan bagi saya. Setidaknya saya mengingat kisahnya.

Lalu, itu adalah sebuah ilustrasi yang baik dari hal yang ada di sini, sekalipun itu bersifat melodramatik atau tidak. Seperti itulah manusia Allah, dan itulah yang disampaikan Paulus tentang dirinya. Dia hanya menyampaikan pesan. Hal itu beranjak melalui hatinya, melalui suaranya, kecerdasannya, jiwanya. Dia menyampaikan apa yang telah Allah sampaikan kepadanya.

Lalu, kata ‘injil’ itu: “Dan sekarang, saudara-saudara, aku mau mengingatkan kamu kepada Injil.” Apakah makna dari kata injil itu? Lihatkah ke dalam Kamus Webster anda dan inilah yang akan anda temukan. Webster berkata bahwa kata injil merupakan sebuah kata Anglo Saxon lama dan itu berarti ejaan yang baik.

Lalu, mereka berbeda dengan yang di sini. Beberapa orang yang terpelajar yang menulis kamus itu, beberapa orang yang terpelajar berkata bahwa hal itu berasal dari kata kata Anglo-Saxon lama “Allah,” Allah, Allah, dan “dieja,” yang berarti kisah atau legenda. Jadi kata injil berarti “kisah Allah, cerita Allah, berita tentang Allah.” 

Kemudian ada orang lain yang  berkata bahwa kata “allah (god)” berasal  dari Anglo-Saxon “baik (good)”—dan saya tidak dapat mengeluarkan detik dua di atas dua huruf hidup itu dengan sangat baik—tetapi baik, seperti yang anda tahu, baik, yang berarti berita baik. Itulah yang mereka katakan. 

Lalu, kata Yunani dari kata itu adalah euangelion. “Evangelistik” berasal dari kata itu. Euangelion, kata Yunani yang di sini diterjemahkan dengan “injil,” yang berarti “kabar baik, berita sukacita.” Dan itulah yang disebutkan oleh malaikat dan kata itu digambarkan ketika mereka turun dari kemuliaan dan menampakkan diri kepada para gembala.

“Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.”  

Itulah injil: berita baik, berita kesukaan, berita haleluya.

Ketika anda melihat seseorang, dan dia mendapat sebuah pesan, lihatlah wajahnya. Sebab dengan melihat wajahnya anda dapat mengetahui apakah itu berita baik atau berita buruk. Jika dia sedih, muram dan masam, itu adalah berita buruk. Tetapi jika wajahnya berseri-seri dan dia tersenyum dan gembira, itu adalah kabar baik. Anda dapat melihat hal itu di wajahnya. 

Lalu, Alkitab berkata injil adalah kabar kesukaan, itu adalah berita baik. Tetapi percayalah kepada saya, anda tidak akan membayangkan hal itu jika anda melihat pada sebagian orang, bukankah demikian? Oh, jiwaku, ketika mereka datang ke gereja dan ketika anda berada di sekitar mereka, mereka memberikan anda kengerian. Mereka berkata bahwa mereka mendapat agama atau kepercayaan. Brrrrr! Mereka memiliki wajah yang kaku, dan ekspresi mereka yang muram dan tampak putus asa serta tidak bahagia! Agama, kepercayaan! Itu bukanlah agama. Agama adalah kabar baik. Agama adalah “Haleluya!” Agama adalah “Kemuliaan bagi Allah!”

Dan kemudian ada orang lain, ketika mereka berpikir tentang agama, pertama sekali mereka memikirkannya di dalam terminologi khotbah yang bodoh dan tumpul. Itu juga bukanlah agama. Agama yang sesunggguhnya mendapat cahaya Allah di dalamnya, ia memiliki kemuliaan di dalamnya, ia memiliki kebahagiaan di dalamnya. Itu adalah kabar baik dan hal itu membuat anda hidup, membuat anda gembira, membuat anda berbahagia, membuat anda ingin bersorak, “Saudara anda mendapat agama! Kabar baik, kabar baik!” 

Suatu kali saya mendengar seseorang yang hatinya melimpah di dalam gereja, dan ketika pendeta berkhotbah dia berkata, “Amin!” Dan dalam sekejab, pengkhotbah berkata sesuatu yang baik dan dia mendapat agama dan dia berkata, “Haleluya! Haleluya!” Dan oh pengkhotbah terus berkhotbah dan orang itu merasa bahagia dari sebelumnya dan dia berkata, “Kemuliaan bagi Allah!”

Dan seorang penyambut tamu pergi ke sana dan menepuk bahunya dan berkata, “Dengar saudara, diamlah. Diamlah, tidakkah anda melihat bahwa anda mengganggu pengkhotbah kita?”

Dan orang itu membalas, “Tetapi saya tidak dapat diam. Saya memperoleh agama.”

Dan penyambut tamu berkata, “Diamlah. Anda tidak memperolehnya di sini.”

Itu adalah kabar baik, itu adalah hari yang bahagia, itu adalah hari yang mulia! Itu adalah sebuah hari yang indah, itu adalah hari injil, itu adalah hari anugerah! Itu adalah sebua hari kemenangan, itu adalah hari kejayaan, itu adalah hari kebangkitan! Itu adalah hari segala sesuatu baik! Itu adalah injil.

Dan tidak ada seorang pun di dunia ini yang bernyanyi seperti orang Kristen bernyanyi. Tidak seorang pun yang memiliki sebuah paduan suara seperti paduan suara ini—kecuali gereja yang disebelah. Tidak seporang pun yang sama seperti kita. Itu adalah Allah di dalam kita; itu adalah kuasa Allah di atas kita. Itu adalah kabar baik.

Biarkan saya memberitahukannya kepada anda, saya dapat mengingatnya—dapatkah anda? Saya dapat mengingat pertempuran yang ada di Kepulauan Filipina itu dan orang-orang dari Bataan dan Corregidor. Dan ketika benteng itu jatuh dan orang yang tersisa itu ditawan oleh tentara Jepang, apakah anda mengingat hal itu? Apakah anda mengingat perkataan MacArthur, “Aku akan kembali”? Apakah anda mengingat hal itu? Apakah anda mengingat ketika orang-orang kita pergi dari kemenangan kepada kemenangan dan dari kepulauan ke kepulauan? Apakah anda mengingat itu?

Dan apakah anda mengingat hari ketika mereka melakukan hal yang berani dan sukar untuk dipercayai? Ketika kepulauan itu masih berada di tangan orang Jepang, para prajurit Amerika kita menemukan orang-orang di Bataan itu kelaparan sebagai orang-orang tahanan. Dan mereka menemukannya dan mereka mengatur sebuah ekspedisi dan mereka pergi ke tempat itu, sekalipun itu ada di wilayah musuh.

Dan orang-orang Amerika itu datang dengan para penembak jitu, dengan pemotong kawat yang berada di tangan mereka dan mereka mengepung kawat duri dan mereka mulai memotong untuk membuka. Dan para pemuda Amerika yang malang itu yang berada di dalam, yang berada di dalam barisan kematian dan yang telah kelaparan  dan yang telah melalui berbagai jenis penyiksaan dan penderitaan dan penganiayaan terluka dan dipukuli, orang-orang itu, ketika mereka mendengar kegaduhan, mereka takut dan gentar. Mereka berpikir bahwa itu adalah kematian. Dan salah seorang berbicara dan berkata, “Tetaplah di sana; orang Amerika berada di sini, orang Amerika berada di sini. Ini adalah kebebasan, ini adalah kemerdekaan.”

Dan mereka mengumpulkan orang-orang itu yang telah berada di barisan kematian itu dari Bataan. Mereka mengumpulkannya bersama-sama dan menyelamatkan mereka serta membawa mereka kembali. Dan apakah anda mengingat kisah yang and abaca di surat kabar, apakan anda mengingatnya? Orang-orang ini, Pasukan Amerika, ketika orang-orang itu dibawa dari barisan kematian, ketika mereka kembali, mereka berbaris di sepanjang jalan yang bermil-mil jaraknya dan berdiri dengan memberikan penghormatan terhadap barisan pemuda itu. 

Itu adalah kabar baik, bukankah begitu? Kabar baik, “Tetap di sana teman, orang-orang Amerika berada di sini. Ini adalah kebebasan, ini adalah kemerdekaan, ini adalah kemuliaan.” Kabar baik! Kabar baik! Itu adalah injil, itu adalah injil.

“Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar.” Lalu, mengapa? Mengapa kabar baik? Baiklah, inilah alasannya mengapa. Itulah yang dimaksud oleh pasal ini. Itulah sebabnya mengapa ini kabar baik, injil adalah kabar baik: Yang pertama, ini adalah kabar baik karena bagi kita, tidak ada lagi maut dan alam maut. Itu adalah kabar baik.

Seluruh pasal ini, seluruh sisanya, inilah yang menjadi maksud pasal ini: maut bahkan tidak dapat lagi mendekati orang Kristen. Adam yang lama ini mungkin mati. Ia mungkin kembali ke debu tanah, tetapi kita akan menukar tubuh yang lama ini, ytubuh yang rusak, yang rapuh ini kembali ke tanah. Kita akan memiliki sebuah tubuh yang lebih baik, sebuah tubuh kebangkitan, sebuah tubuh yang mulia. Dan itu adalah kabar baik, itu adalah berita baik.

Paulus berkata, “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” Itu adalah kabar baik. Itu adalah berita baik. Tidak ada lagi kematian dan ketakutan terhadap hal itu, tidak ada lagi maut dan kemenangannya. Itu adalah kabar baik. Kristus telah menang bagi kita atas kematian dan maut. Itulah injil, itulah kabar baik.  

Apakah kabar baik itu? Inilah kabar baik itu: Semua dosa kita telah dihapuskan, “Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci.” Itulah kabar baik. “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Itulah kabar baik. Mazmur 103 berkata Sejauh timur dari barat demikian dijauhkanNya dari pada kita pelanggaran kita. Berapa jauhkan itu? Apakah sejauh 500 juta, milyar mil jauhnya—saya tidak tahu seberapa jauh timur dari barat, tetapi bagiamana pun jauhnya itu, seperti itulah Allah menjauhkan kita dari dosa-dosa kita. Kita tidak menderita untuk mereka. Kita tidak lagi dihakimi untuk mereka. Kristus telah menjauhkannya dari kita. Itulah kabar baik. Itulah kabar baik, itulah injil, “Dia telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci.”

Apakah kabar baik itu? Kabar baik adalah penghukuman kita telah berlalu. Roma 8:1, “Demikianlah sekarang, tidak ada lagi penghukuman bagi mereka yang ada dalam Kristus Yesus.” Yohanes 5:24, “Aku berkata kepadamu: “Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Itulah kabar baik, itulah injil. Itulah kemuliaan Anak Allah. Tidak ada lagi hari penghukuman bagi kita, hanya sebuah hari untuk menerima upah terhadap apa yang tekah kita lakukan. Tetapi hari penghukuman bagi kita telah lewat. Hari penghukuman kita ada di salib, ketika Tuhan mati untuk dosa-dosa kita. Itulah kabar baik. Itulah berita kesukaan.

Saya tumbuh besar di Panhandle, di bagian barat laut, dan saya telah melihat nyala api padang rumput yang menutupi horizon. Pada malam hari anda dapat melihat cahaya merah berpijar di horizon. Orang-orang ketakutan, karena kadang-kadang, jika angin berhembus, padang rumput yang terbakar akan menyala lebih cepat dari pada seekor kuda yang berlari kencang. Saya telah melihat setiap orang yang ada di kota kami dipanggil dan setiap orang yang dapat berjalan pergi ke sana untuk bertarung dengan api padang rumput yang sangat besar.

Jika anda pernah terperangkap di padang rumput yang terbakar, apa yang akan anda lakukan untuk menyelamatkan hidup anda? Apa yang akan anda lakukan? Karena sebuah padang rumput yang terbakar akan menghancurkan anda, membinasakan segala sesuatu yang berada di atas jalannya. Dan saya katakan bahwa nyala api itu lebih cepat dari seekor kuda pacuan. Apa yang akan anda lakukan? 

Inilah yang akan anda lakukan: Ambil sebuah korek api dan nyalakan api di sekeliling anda. Dan biarkan angin menyambarnya dan membakar sebuah arena padang rumput di sekeliling anda. Kemudian berdirilah di tengah-tengah area yang terbakar itu. Dan ketika api yang besar datang, api itu tidak akan membakar tempat itu, karena ia telah terbakar; dan api itu hanya ada di sekeliling anda dan anda hidup.

Seperti itulah menjadi selamat di dalam Yesus. Penghukuman kita telah berlalu, sudah selesai. Sudah ditanggungkan atas Yesus di kayu salib. Dia telah mati menggantikan kita, itulah kabar baik, itulah injil. Kita diselamatkan melalui Dia, kita tidak akan pernah dihakimi, itulah kabar baik.

Apakah kabar baik itu. Kita telah didamaikan dengan Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus.

Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.

Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.

Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!

Kita didamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya; itu adalah kabar baik, itu adalah berita baik. Segala sesuatu benar di rumah Bapa kita, didamaikan oleh kematian AnakNya.

Beberapa dari hal ini yang saya ingat sangat, ada begitu banyak dari mereka yang sangat melodramatik. Saya tidak melakukan begitu banyak tentang hal itu. Ketika saya bertambah tua, saya beranjak dari hal itu. Tetapi ketika saya masih anak-anak, saya mendengarkan para pengkhotbah itu, kebanyakan dari mereka, tidak terpelajar, tidak berpendidikan dan tidak kenal surat, ketika saya mendengarkan mereka, mereka akan berbicara tentang hal ini, sebuah kesepakatan besar. Dan saya mengingat mereka; dan itu membuat sebuah kesan atas saya.

Dan ini adalah salah satu dari antara: didamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya. Salah satu dari orang-orang itu menyampaikan sebuah kisah yang dia peroleh dari orang lain, saya sangat pasti akan hal itu. Tetapi kisah itu berlangsung seperti ini: Ada seorang Inggris beserta dengan istrinya, dan dengan anak satu-satunya. Dan anak itu tumbuh besar, satu-satunya anak dalam keluarganya, dan mereka memanjakannya. Dan mereka merusak anak itu dan dia tumbuh menjadi seorang anak yang nakal. Dia tumbuh menjadi anak yang tidak dapat diperbaiki. Dia tumbuh besar dan menghancurkan hati ayahnya dan ibunya.

Ayah dan anak seringkali bertengkar. Dan pada suatu hari, dalam sebuah pertengkaran yang sengit, sang ayah berkata kepada anaknya: “Nak, engkau telah menghancurkan hati ibumu, dan engkau telah menghancurkan hatiku. Sekarang engkau pergilah dan jangan pernah kembali, jangan sampai kembali. Engkau pergilah.”

Dan bocah itu berkata, “Dan aku akan pergi dan tidak akan pernah kembali hingga engkau memintaku untuk datang.” Dan sang ayah berkata, “Aku tidak akan pernah meminta engkau untuk kembali.” Dan sang anak itu dalam pernyataan yang keras berkata, “Dan aku tidak akan pernah kembali.” Dan anak itu pergi.

Lalu, itulah yang terjadi antara ayah dan anak. Dan seorang ayah dapat meluputkan diri dari anaknya, sampai taraf tertentu, melupakan dia. Tetapi anda tidak dapat melakukan hal itu dalam bahasa ibu dan di dalam jiwa seorang ibu. Dia berduka atas anaknya itu dan dia berduka atas putranya itu. Dan dia menulis surat kepada anaknya itu, memohon kepadanya untuk kembali. Dan anaknya itu membalas suratnya, “Aku tidak akan kembali hingga ayah memintaku untuk datang.” Dan dia memohon kepada suaminya, “Tolong, mintalah agar anak itu untuk datang.” Dan sang ayah berkata, “Aku tidak akan pernah meminta dia untuk kembali.”

Dan ibu itu berduka seperti para ibu pada umumnya. Dia berduka hingga kesehatannya menurun dan hidupnya menjadi sakit. Dan dokter datang menemuinya. Dan dia berkata, “Tidak ada yang dapat saya lakukan. Saya tidak memiliki obat untuk penyakit ini. Wanita itu hatinya telah hancur, dan dia berduka hingga sakit parah.” Dan ketika dia semakin lemah, suaminya berada di samping istrinya dan berkata, “Apa yang dapat aku lakukan?” Dan sang istri melihat suaminya, dan dia mengetahui persis makna dari pandangan itu. Dan istrinya berkata, “Maukah engkau menyuruh anak kita datang?”

Dan sang ayah berkata, “Ya, aku akan memintanya datang. Aku akan sampaikan kepadanya bangwa engkau menginginkannya kembali ke rumah.” Istrinya berkata, “Dia tidak akan datang. Engkau harus melakukannya sendiri. Tolonglah, tolonglah, demi aku, sebelum aku meninggal, dapatkah aku melihat anakku sekali lagi?”

            Dan ayahnya setuju, ia pergi ke kantor pos dan meminta anal laki-lakinya itu datang. Dan anak itu datang. Dan ketika anak itu datang, dia masuk ke dalam ruangan, entah mengapa, ayahnya yang berada di dekat ibunya, membalikkan punggungnya dan melihat ke arah jendela, bahkan tidak mau melihat anaknya itu. Anak itu datang mendekati ibunya. Dan ibunya memeluk dia, mencium dia, dan sangat bahagia atas kedatangan anaknya itu. Dan dia berkata kepada anaknya, “Nak, berbicaralah kepada ayahmu. Berbicaralah kepada ayahmu.” 

            Dan anak itu berkata, “Saya tidak mau, hingga ia terlebih dahulu berbicara denganku.” Dan dia berkata, “Suamiku, ini anakmu. Berbicaralah dengan anakmu.” Suaminya berkata, “Aku tidak mau.” Di dalam keputusasaan, ibu yang malang itu meraih tangan anaknya dan meraih tangan suaminya. Dan menarik tangan mereka bersama-sama, dia menggabungkan kedua tangan itu dan melihat dengan hasrat yang dalam dia melihat ke wajah suaminya. Dan dalam keputusasaan dan kedukaan dia melihat wajah anaknya. Dan dia meninggal sambil memegang kedua tangan mereka.

           Dan anak itu melihat wajah ibunya dan wajah ayahnya dan ayahnya melihat wajah istrinya dan melewati wajah anaknya, dan bersama-sama membuka tangan mereka. Mereka akhirnya saling berangkulan. Mereka saling mencium satu sama lain dan meratap atas hari-hari kedukaan mereka.  

            Para pengkhotbah masa lampau yang sering saya dengar sering menggunakan hal seperti ini. Dan saya tidak pernah melupakannya. Kemudian pengkhotbah yang tua itu akan menunjukkan tujuannya.

            Sama seperti ayah yang keras dan anak yang tidak patuh itu didamaikan oleh kematian, oleh kematian ibu yang terkasih, demikian juga kita didamaikan dengan Allah oleh kematian AnakNya. 

            Ilustrasi, seperti semua ilustrasi lainnya, tidaklah cukup benar. Tidaklah cukup tetap. Tetapi sentimennya benar. Alkitab berkata bahwa kita adalah musuh Allah. Kita berada di jalan kita sendiri dan tidak patuh, kata Alkitab. Dan Allah memalingkan wajahNya dari kita, kata Alkitab, dan kita berada di bawah murka dari penghukuman dari Allah yang kudus dan adil. 

            Dan Tuhan Yesus Kristus di dalam kematiannya menarik kemurkaan dari Allah Yang Mahatinggi. Seperti yang disampaikan Wahyu: Dengan darah yang mengalir keluar. Di dalam kematian AnakNya, di dalam kematian di atas salib, kita memiliki pendamaian dengan Allah. Dosa telah dibayar, penebusan telah dibuat, anda disambut kembali. Siapapun anda—pendosa yang keji, kita semua—kita disambut kembali, selamat datang, tangan yang direntangkan, seperti perumpamaan seorang bapa yang melihat jalan, menungggu anaknya yang pemboros.

           Dan seperti yang Paulus sampaikan di dalam 2 Korintus pasal lima ayat 20: Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. 

Pulanglah, pulanglah kepada Allah; pulanglah kepada Tuhan. Kabar baik adalah pintu itu telah terbuka dan kita semua disambut. Itulah injil, itulah kabar kesukaan, itulah sorga sekarang, itu adalah pengampunan sekarang, itu adalah kemuliaan yang akan datang. Saya menyampaikan injil kepada anda, Dia telah mati untuk dosa-dosa kita, Dia telah dibangkitkan untuk pembenaran kita; dan pada suatu hari akan datang kembali untuk kita dalam kemuliaan. Itulah artinya menjadi seorang Kristen, untuk menerima panggilan anugerah dan kasih karunia dari Kristus Yesus Tuhan kita.

            Ketika kita menyanyikan pujian kita pada malam hari ini, seseorang dari anda, terimalah Yesus; terimalah kebaikan dan anugerah serta kasiih karunia dari Allah. Terimalah Dia sebagai Juruselamat anda, percayalah kepadaNya. Maukah anda datang dan berdiri di dekat saya.

            Barangsiapa yang mengakui Aku di hadapan manusia, Aku akan mengakuinya di hadapan BapaKu di sorga. Kita harus melakukannya secara terbuka dan di hadapan umum.

            “Saya menerima pengampunan Allah yang cuma-cuma atas dosa-dosa saya. Saya akan menerima Dia sebagai Juruselamat saya. Penebusan adalah milik saya. Saya akan percaya. Saya akan berdoa untuk ketidakpercayaan dan ketidakyakinan saya. Semoga Allah memberikan saya iman yang lebih besar.”

            Beberapa dari anda yang ingin bergabung dengan jemaat ini. “Saya meletakkan hidup saya bersama dengan jemaat ini.”

Saat kita bernyanyi, saat kita membuat seruan. Seseorang dari anda, maukah anda datang? Maukah anda datang saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi?

 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.