SUNGGUHKAH YESUS AKAN DATANG KEMBALI?

(IS JESUS REALLY COMING AGAIN?)

 

Dr. W. A. Criswell

 

11-20-55

 

1 Korintus 11:26

 

Hari Minggu yang lalu, saya merasa dipaksa untuk berkhotbah di dalam ibadah persiapan untuk hari penatalayan kita, satu-satunya waktu di dalam satu tahun saya pernah melakukan hal itu. Jadi di dalam seri khotbah kita melalui firman, kita akan melihat khotbah yang pantas yang berkenaan dengan hal itu, saya ingin selangkah ke depan, ke dalam surat 1 Korintus pasal dua belas, dan berkhotbah tentang subyek “Kita Semua Memiliki Sebuah Bagian.” Bagian tengah dari dari pasal itu yang merupakan anggota-anggota dari tubuh Kristus: Kita bukanlah satu-satunya; kita terdiri dari banyak anggota.

Lalu, ada sebuah khotbah yang membuat saya ingin kembali ke 1 Korintus pasal dua belas. Kemudian, malam ini, kita akan meneruskannya kembali ke pasal dua belas pada hari Tuhan berikutnya. 

Judul dari khotbah adalah, Sungguhkah Yesus Akan datang Kembali? Dan di dalam surat 1 Korintus, yang sedang kita khotbahkan, teks kita terdapat dalam ayat dua puluh enam, ketika Paulus sedang menjelaskan bahwa dia telah menerima dari Tuhan hal-hal yang telah dia sampaikan kepada jemaat: bahwa Tuhan Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya dan  Ia memecah-mecahkannya dan mereka berbagi bersama-sama. Dan di dalam cara yang sama, Dia mengambil cawan, dan memberkatinya dan mereka saling berbagi bersama-sama. Kemudian yang menjadi teks kita: “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan achris hou elthē—sampai Ia datang.”

Sampai Ia datang—dan itulah yang menjadi teks kita: “sampai ia datang,” sampai Tuhan datang. Sebab setiap kali melakukannya, kamu memberitakan—kamu menyatakan, mendramatisasikan, kamu menyajikan—kematian Tuhan sampai dalam kemuliaan dan dalam kemenangan, Dia datang kembali.   

Kehidupan terakhir yang pernah dilihat dunia dari Tuhan Yesus adalah ketika Dia digantung di atas kayu Salib. Mereka melihatnya ketika Dia mati. Tetapi murid-murid berkata bahwa, pada hari yang ketiga, Dia bangkit kembali, bahwa pada hari yang keempat puluh, dengan bukti yang tidak dapat salah, Dia naik ke sorga dan sebuah awan menerima Dia dan menutupi pandangan mereka. Tetapi bukannya kembali dengan keputusasaan dan kedukaan, murid-murid mengarahkan pandangan mereka ke Yerusalem dan ke dunia dengan sukacita dan kebahagiaan yang sukar untuk dilukiskan.

Hal itu merupakan sebuah hal yang aneh, karena anda akan berpikir bahwa mereka akan berkabung karena kepergian Tuhan mereka, bahwa mereka akan meratap dan menangis karena mereka telah berpisah dengan Dia. Tetapi tidak demikian. Mereka memenuhi Yerusalem dengan nyanyian sukacita dan kebahagiaan mereka letika Roh Kudus dari Allah memenuhi hati mereka dengan melimpah.

Lalu, rahasia dari hal itu, rahasia dari sukacita dan kebahagiaan mereka adalah karena mereka percaya bahwa Tuhan Yesus yang sama  yang tekah berpisah dengan mereka akan kembali lagi di dalam kejayaan dan kemuliaan yang hebat. Ketika mereka berdiri di sana, para malaikat datang dan berkata: “Mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Tuhan mengetahui apa yang Dia sampaikan kepada umatNya dan kapan harus menyampaikannya. Dan Tuhan memberitahukan murid-murid itu bahwa Yesus yang sama ini, yang telah naik ke dalam kemuliaan, akan datang kembali dalam cara yang sama, sama seperti kami telah melihat Dia naik ke sorga.

Lalu janji tentang kedatangan Kristus merupakan pengharapan dan pusat doktrin di sekitar murid-murid itu dan jemaaat mula-mula itu merupakan berkat dan kebahagiaan yang sukar untuk diungkapkan serta pengharapan dan antusiaisme yang penuh kejayaan. Kata itu achris hou elthē—sampai Ia datang—sama dengan kata yang terdapat dalam surat korintus yang sama, pasal yang terakhir ayat dua puluh: Maranatha, maranathaAchris hou elthē.

Di dalam penganiayaan sengit terhadap jemaat, di dalam jemaat pada abad mula-mula, bagi sebagian besar yang menjadi orang Kristen, mereka harus kehilangan milik mereka dan hidup mereka. Agar tetap hidup, mereka harus tinggal di katakombe-katakombe dan di gua-gua dan di dalam kurungan-kurungan dan tempat-tempat rahasia. Jadi, ketika mereka mengadakan perjalanan di kota-kota dari Imperium Roma, mereka memiliki kata kunci sehingga mereka dapat mengenal satu sama lain dan mengetahui satu sama lain dan memperkenalkan diri mereka satu sama lain. Dan salah satu kata kunci itu adalah: Sampai Ia datang, achris hou elthē.  Yang lainnya adalah maranatha, maran, Tuhan kita; atha, Dia datang, Tuhan datang.

Kata kunci rahasia dari murid-murd itu yang menganiaya penganiayaan yang hebat dan pahit adalah kata-kata ini yang merupakan pengharapan dan janji tentang Juruselamat. Ketika seseorang bertemu satu sama lain di dalam sebuah lorong yang gelap, di sebuah jalan yang gelap, dia akan berbisik ketika dia lewat, “Achris hou elthē,” sampai Ia datang, atau “maranatha,” Tuhan datang. Dan di dalam ksus pengembara atau orang asing, bayangkanlah apa makna dari hal itu bagi dia ketika di Roma atau di Efesus atau di Kaesarea atu di Aleksandria, atau di Filipi, ketika sedang lewat, dia mendengar kata itu. Bagi seorang pengembara, itu berarti kemurahan dan keramahan dan kebahagiaan dan kasih serta kebaikan.

Saya katakan, hal itu mengikat murid-murid itu bersama-sama di dalam jemaat mula-mula itu, ketika mereka menghadapi sebuah penganiayaan yang kejam dan tidak memiliki toleransi, kata-kata itu merupakan pengharapan dan penghiburan, maranatha—dan, Dia datang--achris hou elthē—sampai Ia datang. Semuanya seperti itu, anda akan menemukan berkat dan pengharapan yang mulia itu. Ketika mereka mengulangi doa Tuhan, yang jarang kita lakukan, tetapi dapat melakukannya dengan baik—ketika mereka mengulangi Doa Tuhan, mereka berkata: “Datanglah kerajaanMu.” Itu adalah doa bagi kedatangan Tuhan. Anda tidak akan pernah memiliki sebuah kerajaan tanpa seorang raja. “Datanglah kerajaanMu.”

Dan Pengakuan Iman Rasuli: “Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi. Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, Tuhan kita, yang dikandung dari Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut, pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.”  Itu adalah Pengakuan Iman rasuli, dan kita tidak mengulangi hal itu karena kita tidak memiliki pengakuan yang dibuat oleh manusia. Tetapi hal itu tidak akan menyakitkan bagi kita untuk mengulangnya. Semua suku kata yang ada di dalamnya merupakan sebuah kebenaran dari Allah, sama seperti yang terdapat dalam Alkitab.  Dia naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Seluruh dunia kekristenan selama ratusan tahun, jemaat-jemaat Tuhan telah mengulang Pengakuan Iman rasuli itu. Dan saya pikir, tidak masalah bagi mereka dalam menyatakan hal itu. Itu adalah sebuah pengakuan yang agung dari pengharapan orang Kristen.

Dan tepat di tengah-tengah hal itu merupakan pengharapan yang mulia, yang mana Dia akan datang kembali. Lalu, saya jarang menggunakannya. saya jarang menggunakannya. Ketika kita pergi ke pemakaman, saya hanya membaca sebuah Kitab Suci dan memiliki sebuah doa. Tetapi, selama berabad-abad, para pelayan dari injil telah menggunakan sebuah pelayanan untuk penguburan, sebuah pelayanan ibadah bagi orang Kristen di pemakaman. Dan inilah yang mereka sampaikan: “Bumi kembali ke bumi, tanah kembali ke tanah, debu ke debu, memandang kepada kebangkitan dari kematian dan kehidupan di dunia yang akan datang, melalui Tuhan kita, Yesus Kristus, dalam kedatangan yang mulia, bumi dan laut akan menyerahkan orang-orang mati yang ada pada mereka, dan tubuh fana yang telah meninggal di dalam Dia akan diubah dan dibuat dalam keserupaan tubuhNya yang mulia.”

Dan kemudian, ketika kita mengadakan Perjamuan Tuhan, setiap kali kita makan roti itu dan minum cawan itu, kita memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang—sampai Ia datang. Dan saya telah berkata bahwa hal ini hanya mengingatkan kita bahwa di dalam jantung iman Kristen dan melalui ibadahnya dan liturginya, di sana berkat pengharapan itu ditanamkan.

Lalu, apakah Dia sungguh-sungguh akan datang? Apakah kita sungguh-sungguh akan melihat Yesus secara nyata? Bahkan pada masa rasul-rasul, Simon Petrus menulis:

… pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.

Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."

—Lima ratus juta tahun yang lalu. Selama itulah yang mereka sampaikan.

Segala sesuatu berlangsung seperti biasa. Kemudian, dia melanjutkan dan dia menyebutkan bahwa: “Oleh waktu Allah,” dia berkata, di bawah sini, “Jangan lupa bahwa satu hari di mata Tuhan sama seperti seribu tahun, dan seribu tahun di mata Tuhan sama seperti satu hari.” Kita tidak boleh lupa. Kita tidak boleh lupa bahwa Allah memiliki waktuNya sendiri. Tetapi janji itu pasti dan tidak akan gagal. Kita harus menantikan kedatangan Tuhan kita.

Canon Liddon, salah satu pengkhotbah yang hebat pada masanya, di dalan khotbahnya di Katedral St. Paul di London, berkata—dan, ini adalah sebuah kalimat dari salah satu khotbah itu—Dia berkata, “Jika Kristus tidak datang kembali di dalam kemuliaan, maka mari kita memutar kunci ini di pintu barat dari katedral ini.” Saya ingin mengaplikasikan hal itu ke dalam semua ibadah ini dan ke dalam semua iman ini. Jika Tuhan tidak datang kembali lebih baik kita sekarang kita memiliki doa ucapan syukur. Lebih baik kita pergi ke jalan kita yang terpisah. Lebih baik kita melupakan tentang iman, tentang Alkitab, tentang Kristus, tentang setiap pengharapan yang kita miliki di dalam Dia, karena seluruh doktrin kita dan seluruh janji kita dan seluruh pengharapan kita terikat  di dalam perkataan yang pokok dan perkataan iman dari Tuhan Yesus Kristus, bahwa, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada.”

Lalu, saya memiliki tiga hal tentang hal itu. Dan yang pertama adalah hal ini: Bahwa ketiadasalahan dan integritas dan otoritas  dari Anak Allah terikat di dalam pemeliharaanNya terhadap perkataan itu. Jika Dia tidak menjaganya, jika tidak ada sesuatu di dalamnya, jika perkataan itu gagal, kita tidak memiliki alasan untuk menyembah Dia sebagai Tuhan, ataupun kita tidak memiliki suatu keyakinan terhadap segala sesuatu yang Dia sampaikan adalah benar.  

Seringkali Tuhan telah menyampaikan tentang hal itu, Dia sungguh-sungguh setia, dan berulang-ulang dan dengan sangat jelas terikat di dalam perkataan tentang kesudahan zaman itu. Sebagai contoh, di dalam Markus pasal delapan di ayat yang terakhir, ketika Dia berseru agar orang-orang untuk menyebutkan Dia secara terbuka—sebuah pemuridan yang terbuka dan tanpa rasa malu, Markus 8:38—Tuhan berkata:

Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.

Kita adalah milikNya, demikian kata Tuhan, karena pada suatu hari, di dalam kemuliaan dan kebesaran, Tuhan akan memiliki kita semua. Tetapi jika kita malu terhadap Dia, Dia akan malu terhadap kita.

Lalu di dalam Diskusi Wahyu yang disampaikan Tuhan dalam Matius pasal dua puluh empat, Tuhan berbicara tentang kedatanganNya. Murid-murid bertanya kepadaNya: “Bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatanganMu dan tanda kesudahan dunia?” Dan ketika Tuhan menjawab, Dia menjalin hari-hari yang mengerikan dari masa kesusahan besar yang akan menimpa Yerusalem dan keruntuhannya, yang akan terjadi beberapa tahun kemudian setelah perkataanNya ini—Dia menjadi hal itu dalam sebuah perumpamaan, sebuah pertanda, sebuah gambaran, sebuah lukisan dari Harmagedon, dan masa kesukaran yang akan menimpa bumi ini.

Kemudian Dia berkata bahwa kedatanganNya akan terjadi secara terbuka dan dilihat oleh semua orang, sama seperti kilat yang memancar dari timur hingga ke barat. Kemudian Dia berbicara tentang goncangan yang hebat yang akan terjadi di alam. Matahari akan menjadi gelap dan bintang-bintang akan berjatuhan, dan kuasa-kuasa akan berguncang. Kemudian Dia berbicara tentang kedatangan hal itu secara tiba-tiba dan tidak terduga: Sama seperti zamman Nuh, mereka kawin dan mengawinkan. Oh, mereka akan memiliki sebuah klub malam pada masa itu, yang tidak pernah anda bayangkan.

Kemudian, air bah datang. Dan hari itu sama seperti zaman Lot, di Sodom dan Gomora—hal-hal yang mereka lakukan—kemudian apa dari atas dijatuhkan atas mereka. Demikian pula halnya kelak kedatangan Anak Manusia.

Dan perumpamaan-perumpamaan yang luar biasa ini dari Tuhan kita: perumpamaan-perumpamaan yang hebat, perumpamaan tentang sepuluh gadis, selanjutnya perumpamaan tentang talenta, perumpamaan tentang domba dan kambing, perumpamaan tentang lalang dan gandum dalam Matius pasal tiga belas. Semua perumpamaan itu  memiliki satu pengajaran dan satu tujuan utama. Lalu, para pengkhotbah bangkit dan dia membaca perumpamaan-perumpamaan itu dan dia melukiskan banyak khotbah yang indah dari perumpamaan-perumpamaan itu. Dan pesannya selalu sama: Mereka berbicara tentang berkat dan penghakiman dari Tuhan Yesus Kristus ketika Dia datang kembali.

Dan ketika Tuhan  berbicara kepada murid-muridnya secara pribadi, Dia dengan penuh kelembutan mengingatkan mereka untuk tidak berada dalam kedukaan, dan jangan bersusah hati, sebab Dia akan datang kembali. Dan di dalam pembicaraannya yang terakhir dengan Simon Petrus, Dia berkata kepada Simon: “Jikalau Aku menghendaki supaya ia tinggal hidup sampai Aku datang, itu bukan urusanmu.” Sampai Aku datang. Sampai Aku datang.

Seperti yang terdapat dalam Alkitab, tidak ada seorang pribadi seperti seorang Yesus yang tidak lahir dari Perawan Maria. Tidak ada seorang pribadi di dalam Alkitab yang seperti seorang Yesus yang tidak melakukan perbuatan-perbuatan ajaib, yang tidak bangkit dari kematian. Jadi di dalam Alkitab, tidak ada seorang pribadi yang sama seperti Yesus yang tidak akan datang kembali di dalam kemuliaan dan kejayaan.

Lalu, pernyataan saya yang kedua: Jika kita dapat menemukan suatu penjelasan untuk pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa, prestasi yang hebat dan kasih yang berkobar-kobar dari murid-murid yang pertama itu, anda akan menemukannya di dalam keyakinan mereka bahwa Yesus akan datang kembali di dalam kemuliaan, di dalam kejayaan dan kuasa yang besar. Ketika Lukas memulai kisah ini di dalam Kisah Para Rasul, inilah cara bagaimana dia memulai kitab itu: “Dan Tuhan datang dan berkata kepada mereka sambil berkata, kamu akan menjadi pengkhotbahKu dan saksiKu—martyrs-Ku—di sini, di sana dan seluruh bumi ini. Dan setelah ia menyampaikan hal itu, Dia naik ke sorga dan tertutup dari pandangan mereka dan malaikat datang dan berkata:

Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.

 

Lukas memulai kisahnya dengan janji mulia yang penuh berkat itu.

Dan sesudahnya, dalam setiap khotbah yang mereka sampaikan dan di dalam setiap suku kata dari setiap kata dari setiap kata yang mereka tanggalkan, anda akan menemukan sebuah refleksi dan sebuah gema dari pengharapan yang mulia dan janji yang penuh itu. Karena Dia akan datang kembali, mereka didorong untuk tetap bertahan dan penderitaan dan penganiayaan. Karena Dia akan datang kembali, mereka menikmati untuk hidup saleh dan teratur serta benar. Karena Dia akan datang kembali, mereka diingatkan bahwa mereka tidak akan kehilangan orang-orang yang mereka kasihi sampai selama-lamanya, supaya mereka jangan berdua seperti orang lain yang tidak memiliki pengharapan. Tetapi karena Dia akan datang kembali, mereka menghibur hati mereka yang patah, karena kita akan melihat mereka, satu sama lain, yaitu dalam hari yang mulia itu, ketika Tuhan akan datang kembali.

Ada 318 bagian di dalam Perjanjian Baru yang secara langsung atau tidak langsung merefleksikan pengharapan mulia yang penuh berkat itu. Di dalam Alkitab anda tidak akan mendapati sebuah kata seperti “kedatangan Kristus yang kedua.” Kata yang selalu digunakan adalah kedatangan, parousia, kehadiran Tuhan. Tepat seperti itu, sangat membayangi peristiwa lainnya, melampaui segala sesuatu di dalam seluruh program Allah, hal itu akan menjadi kedatangan, kemunculan, kehadiran Tuhan. 

Lalu pengakuan yang ketiga adalah: Jika ada suatu kebenaran yang akan berjaya di dunia ini, jika ada sutau kerajaan Allah di antara manusia, jika ada sebuah pemerintahan Kristus yang benar, maka hal itu bergantung kepada campur tangan Allah secara pribadi dan kehadiran pribadi dari Tuhan Yesus Kristus, yang meintah dakam kuasa dan kemuliaan. 

Bolehkah saya membicarakan hal itu dalam dua cara? Yang pertama: Mengenai dosa, kejahatan, ketidakbenaran, ada beberapa orang yang bersungguh-sungguh dan penuh perhatian untuk meyakinkan diri mereka bahwa dunia ini pada akhirnya akan mencapai kesempurnaan; bahwa monyet dan harimau akan keluar dari hati dan jiwa manusia; bahwa setelah berabad-abad, manusia akan meningkat dan berubah menjadi pribadi malaikat yang tidak mengenal dosa dan hidup dalam dunia yang sempurna dan kudus.  

Ketika anda membayangkan hal itu, ada dua hal yang dapat disampaikan berkenaan dengan hal itu. Dan yang pertama adalah hal ini: bahwa sejarah dan pengalaman menyangkal hal itu. Di dalam evolusi dunia, di dalam kemajuan umat manusia, ada perkembangan yang hebat dari ketidakdewasaan menjadi kedewasaan.

Ada perkembangan di dalam segala sesuatu. Anda akan memiliki satu ekor kuda, sesuatu yang panjang, satu kereta silinder dari sebuah mobil, dan ssecara berangsur-angsur terus mengalami perkembangan hingga akhirnya anda memiliki sebuah mesin hidromatik yang menelusuri jalan raya ini secepat mereka membangun jalan untuk menerima deru laju mereka yang cepat.

Kita dapat melihat hal itu. Ada sebuah pesawat yang telah dibuat oleh Wright Bersaudara, dan pesawat itu akan terbang sejauh ratusan yard. Kemudian secara berangsur-angsur akan terus berkembang dan terus berkembang, hingga akhirnya anda memiliki jet super yang akan kita kendarai dari sini ke dalam kerajaan yang akan datang dan kembali dalam lima menit pada tahun 1959. Saudara kita sedang berada di jalan itu. Anda dapat melihat hal itu. 

Tetapi ini adalah hal yang juga dapat dilihat mata secara berbeda. Di sana juga ada kemajuan yang lain. Juga ada sebuah perkembangan di dalam seluruh kegelapan dan hal-hal yang sengit dari setan dan dari dosa dan ketidakbenaran dandari status serta kebencian. Ada sebuah perkembangan disana, sama seperti ada sebuah perkembangan dari segala sesuatu.   

Para perampok yang akan tinggal di dalam kegelapan dengan sebuah pentungan besar di dalam tangannya atau sebuah batu di atas sebuah karang untuk dipemparkan ke atas kepala sesamanya ketika dia lewat, dia tidak akan lagi menggunakan pentungan. Dia mungkin tidak lagi menggunakan sebuah batu. Dia dapat. Tetapi pada hari ini, dia dapat mengambil sebuah pistol kecil dan dia dapat menggunakan hal yang sama dengan hal itu. Atau dia dapat mengambil nitrogliserin dan dia dapat meledakkan gudang bawah tanah bank. Atau dia dapat mengambil sebuah bom atom dan sebuah pesawat jet dan membawa 200.000.000 dibelakangnya dan menghancurkan serta membakar dan membumihanguskan segala sesuatu yang pernah diimpikan di dalam dunia ini.

Anda memiliki perkembangan, tetapi itu adalah sebuah perkembangan dalam segala sesuatu. Tetapi anda tidak akan pernah memiliki sebuah perubahan dalam sifat manusia. Ribuan tahun yang lalu, hari ini, dan diproyeksikan selama manusia itu mendiami bumi ini, anda memiliki tingkatan yang sama dan keegoisan yang sama dan kecerobohan yang sama yang tidak mengidahkan kehidupan umat manusia. Kepahitan, kebencian, rencana penghancuran—anda tidak pernah berubah. Anda ada seorang manusia pada kemarin. Anda adalah seorang manusia pada hari ini. Anda adalah seorang manusia yang hidup sampai selama-lamanya.

Jika Allah tidak campur tangan, tidak ada bukti bahwa kita lebih maju dari sifat bawaan kita yang telah jatuh ke atas kita, kepada keberadaan sama seperti malaikat seperti yang kita pikirkan, yang kudus di hadapan Allah.  Kita tetap orang berdosa saat sekarang ini, sama seperti ribuan tahun yang lampau, dan kita tidak berubah. Kita tidak berubah.

Hal lainnya tentang itu adalah Firman Allah, perkataan Tuhan. Yesus berkata, “Dan ketika akhir zaman tiba, akan ada lalang dan gandum yang tumbuh bersama-sama.” Itulah yang ada pada akhir zaman. Yesus berkata di dalam Kitab Matius pasal dua puluh empat, akan ada sebuah kesusahan besar dan sebuah hari keuskaran besar bagi Yakub dan bagi orang-orang yang tinggal di bumi ini.

Paulus berkata bahwa pada akhir zaman, akan ada kemurtadan yang besar di gereja. Dia berkata bahwa akan ada sebuah kesudahan, sebuah personalisasi, dari seluruh dosa yang dia sebuat “manusia durhaka,” Antikristus. Paulus berkata bahwa pada akhir zaman, akan tampil pengejek-pengejek dan orang-orang yang tidak percaya dan kasih akan menjadi pudar.

Dan Yohanes, di dalam Wahyu, melukiskan konflik akhir yang besar itu, binatang dan nabi palsu yang merupakan jemaat, di dalam dunia ini tidak diorganisasikan oleh Roh Kristus. Dan pada akhir masa itu, Tuhan datang. Dan dengan kehadiranNya yang gilang gemilang, Dia menghancurkan binatang itu dan Dia menghancurkan binatang palsu dan Dia menempatkan Setan di dalam jurang maut dan membelenggu dia di sana. Dan setelah seribu tahun, dia akan dilepaskan untuk sementara, kemudian akan dikurung sampai selama-lamanya. Dan hal ini dilakukan oleh campur tangan Allah. Hal ini dilakukan oleh kemunculan Tuhan Yesus Kristus secara pribadi.

Itulah yang saya sampaikan tentang dosa. Kita tidak menjadi lebih baik di dunia ini. Sifat manusia tetap jahat. Sifat manusia tetap ganas. Masih tetap penuh dengan pembunuhan dan kesengsaraan dan pertumpahan darah. Masih tetap dengan penuh kebengisan dan tidak kenal ampun. Kita tetap umat manusia yang telah jatuh, sekalipun kita tetap tinggal di dalam rumah-rumah yang indah dan memiliki segala jenis peralatan dan segala jenis kendaraan. Tetapi di dalam rumah-rumah ini, dan di dalam seluruh bangsa-bangsa ini, ada tarikan kengerian yang sama di hadapan Frankenstein ini dan monster-monster ini yang telah kita ciptakan dengan tangan kita yang jahat. 

Lalu, bagian lain adalah hal ini: Apa yang akan anda lakukan dengan kematian? Apa yang akan anda lakukan dengan usia tua? Apa yang akan anda lakukan tentang air mata dan penderitaan? Jika dunia terus berkembang dan meningkat dan terus berkembang, apakah anda berpikir bahwa kita akan berkembang dan terhindar dari kematian? Apakah anda pikir bahwa perkembangan itu akan menghapus air mata kita? 

Dan jika anda berpikir demikian, jika anda berpikir bahwa perkembangan itu pada akhirnya akan mengeluarkan mereka dari dunia dan tidak akan ada lagi kematian dan tidak akan ada lagi air mata dan penderitaan dan tangisan, jika anda mempercayai hal itu, bolehkah saya bertanya kepada anda tentang hal lainnya? Bagaimana dengan kita yang meninggal sebelum kesempurnaan itu tiba? Bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan kita? Sebab kita akan mati dan tidak akan pernah melihatnya. Hal itu tidak akan terjadi pada masa saya. Juga tidak akan terjadi pada masa cucu saya, juga pada masa cucu anda dan cucu mereka, bahwa kesempurnaan yang akan mengeluarkan kematian dari dunia ini akan datang.

Kita akan mati jika Tuhan menunda. Anak-anak kita akan mati jika Tuhan menundanya. Dan jika hal ini akan berkembang ke dalam kesempuranaan dan kekudusan Allah, lalu bagaimana dengan kita yang akan mati sebelum masa kemenangan itu datang?

Itu berarti kita akan ditinggalkan. Itu berarti Allah akan menghapuskan kita. Itu berarti Allah akan melemparkan kita. Itu berarti kita akan mati dan mati sampai selama-lamanya. Kita tidak akan memiliki bagian di dalam kerajaan. Program itu bukan untuk kita. Itu adalah untuk beberapa generasi masa depan melampaui apa yang dapat saya lihat atau apa yang dapat saya bayangkan.  

Apakah itu pengharapan yang mulia? Apakah itu Firman yang menghiburkan? Kita sedang memberitakan injil kepada orang yang akan mati dan mati selamanya. Kita sedang berkata bahwa orang akan diselamatkan pada masa ini. Tetapi, di dalam hidup yang akan datang, mereka akan dihapuskan dari kitab Allah, nama-nama mereka tidaka akan diingat lagi. Kita akan mati selamanya. Itukah pengharapan yang mulia?

Tidak tuan. Tidak demikian dalam Alkitab. Itulah sebabnya mengapa jemaat di Tesalonika mengirim surat kepada Paulus, sambil berkata: “Kami percaya tentang kedatangan Tuhan, tetapi orang-orang yang kami kasihi ini telah mati dan Tuhan belum daatang. Bagaimana dengan mereka? Bagaimana dengan mereka?” Dan inilah bagian yang anda baca: “Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal.”  Dan jika Tuhan tidak datang pada masa hidup kita, kita akan berada dalam bilangan itu. Kita juga akan meninggal di dalam Yesus.

Bagi mereka yang telah pergi sebelumnya “supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan. Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.”

Paulus berkata bahwa mereka bersama dengan Tuhan sekarang. Mereka sekarang bersama dengan Dia. Dan ini kami sampaikan kepadamu dengan firmman Tuhan—bahwa Allah sendiri yang berkata, Yesus sendiri yang menyatakannya—“bahwa kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah,” generasi itu akan ada di sini ketika Tuhan datang,

kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit.

Kita semua akan berada di dalam kerajaan itu, kita semuanya. Tidak akan ada tulang yang akan ditinggalkan di wilayah kematian untuk dilihat oleh setan dan berkata, “Lihat, ini adalah salah satu anak Allah. Inilah salah satu tulang mereka yang saya miliki di tangan saya.” Tidak tuan. Kita semua akan dibangkitkan. Kita semua akan diubah dalam sekejap mata. Kita yang masih hidup dan tinggal pada saat kedatangan Tuhan, kita akan diubah dalam sekejap mata. Kemudian mereka yang telah meninggal dalam Tuhan akan dibangkitkan. Mereka akan kekal. Mereka akan dimuliaakan. Karena itu, kita akan berada di hadirat Tuhan.

Kerajaan Allah bagi orang yang bangun dan yang mati. Itu adalah bagi yang hidup dan yang mati. Itu adalah bagi yang hidup dan yang mati. Itu adalah bagi kita dan bagi bapa-bapa kita. Itu adalah bagi kita dan anak-anak kita.

Kita semua satu dalam kerajaan yang tidak binasa—kerajaan yang tidak lenyap. Kita merupakan sebuah kerajaan yang hidup di hadapan Allah, sekalupun kita telah mati, skalipun kita sedang sekarat, sekalipun kita akan mati. Hal itu tidak  berbeda dalam kerajaaan Allah. Kita akan hidup selamanya di dalam Dia. 

Di dalam salah satu khotbah yang sedang saya persiapkan untuk ibadah pukul delapan lima belas adalah hal ini: Orang-orang Kristen tidak akan pernah mati. Orang-orang Kristen tidak mati. Di dalam kerajaan Yesus, sekalipun saya tinggal di dalam dagung ini atau sekalipun roh saya telah pergi bersama dengan Allah, kita tidak pernah mati. Kita bersama dengan Tuhan.

Dan ketika kita memandang ke sorga dan melihat ke dalam wajah Allah, dan ketika kita membaca janji yang mulia ini bahwa Dia akan datang kembali, ketika kita melakukan hal itu dan kita memiliki jawaban doa ini: “Amin, datanglah Tuhan Yesus,” kita sedang berdoa untuk kesudahan zaman ini. “Amin, datanglah Tuhan Yesus.” 

Seperti Paulus sampaikan di sini dalam 1 Korintus 15 ayat 24: “Kemudian tiba kesudahannya.” Dan itu merupakan sebuah bagian bagi kemanusian kita untuk membaca bahwa—“Kemudian tiba kesudahannya”—sama seperti kita percaya bahwa di suatu tempat ada kata-kata yang berkata: “Pada mulanya—Pada mulanya Allah.” Dan Dia menciptakan dunia yang kita tinggali ini. Dan kemudian melalui Kitab yang terakhir: “Kemudian tiba kesudahannya.” Kemudian tiba kesudahannya. Dan kesudahan akhir dari zaman ini berada di dalam tanganNya yang mulia dan penuh berkat.

Kita akan memerintah bersama dengan Dia sampai selama-lamanya. Bahwa hidup kita tidak pernah berakhir di sini dan di dunia yang akan datang. Tentang hal itu, Tuhan telah seringkali menyampaikannya. Teantang hal itu, Tuhan menyembunyikan banyak hal. Tetapi, bagaimanapun Tuhan yang melakukannya. Hal itu berada di dalam kedaulatan anugerahNya. Di dalam tujuanNya dan rencanaNya. Dan kita akan hidup bersama dengan Juruselamat kita dan memandang wajahNya dan menjadi saudaraNya serta menyembahNya. Itu adalah janji Allah bagi kita dan milik kita—bukan sekarang, bukan sekarang, tetapi itu adalah milik kita ketika Dia datang kembali.

Sekarang, kita akan menyanyikan pujian kita. Dan ketika kita menyanyikannya, setiap hari, Allah memiliki orang-orang yang telah Dia kirim untuk kita, membasuh jiwa mereka, mengampuni dosa mereka, mengirimkan mereka kepada kita di dalam jemaat ini.         

Dan ada sebuah waktu bagi anda. Ada sebuah waktu ketika Allah mengetuk pintu hati anda. Dan ketika waktu itu datang, anda boleh menjawab, “Tuhan, inilah saya, dan di sini saya datang. Pendeta, inilah saya. Ini tangan saya. Saya telah menyerahkan hati saya kepada Allah. Saya percaya di dalam Dia. Saya memandang kepada Dia. Saya terhitung di dalam Dia. Jika Dia datang pada saat malam, saya telah siap sedia. Jika Dia  datang sebelum saya meninggal, saya telah siap sedia. Jika Dia menunda kedatanganNya dan tubuh ini akan kembali ke tanah, saya tetap percaya, seperti yang disampaikan oleh Ayub, bahwa mataku akan memandang Dia. Sekalipun cacing-cacing akan menghancurkan tubuh saya, akan tetapi, di dalam daging saya, saya akan melihat Allah. Saya percaya di dalam Dia dan janjiNya. Dan inilah saya, dengan pengharapan orang Kristen di dalam hati saya, percaya kepada Yesus.” Atau: “Pendeta, inilah kami, seluruh keluarga kami, datang ke dalam jemaat.”

Bagi anda yang berada di atas balkon, dari mana saja, ketika kita menyanyikan lagu undangan ini, anda boleh datang. Datanglah, saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.