EMPAT KARUNIA

(THE FOUR-FOLD GIFT)

 

Dr. W. A. Criswell

 

27-03-55

 

1 Korintus 1:30

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua. Anda sedang mendengarkan dan bergabung dalam ibadah dari Gereja First Baptist di pusat kota Dallas. Dan anda baru saja telah mendengar paduan suara yang sangat indah: Sebuah paduan suara relawan. Mereka menyanyikan pujian dan kemuliaan dan kasih dari Yesus Kristus Tuhan kita.

Dan anda sedang mendengarkan gembala dari Gereja di pusat kota ketika dia sedang menyampaikan firman melalui Alkitab. Kita telah tiba di surat Paulus yang pertama ke jemaat Korintus pasal satu ayat tiga puluh. Dan jika anda memiliki Alkitab, anda boleh membukanya di dalam surat 1 Korintus pasal satu ayat tiga puluh, yang merupakan ayat yang akan saya khotbahkan. 

Minggu malam yang lalu, kita menutup bagian pertama dari ayat tiga puluh: “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus.” Dan pada pagi hari ini, khotbah kita merupakan bagian terakhir dari 1 Korintus pasal satu ayat tiga puluh:  

… yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita;

Karena itu seperti ada tertulis: “Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah dalam Tuhan. 

Judul dari khotbah kita: Empat Karunia. Dan teks yang baru saja saya baca : “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.” 

Saya dapat membayangkan sebuah kota yang besar seperti New York, yang dibangun di tepi sebuah sungai yang besar seperti Hudson. Dan sungai yang besar itu membawa ke kota itu empat karunia: Ia dapat menghasilkan kehidupan bagi kota besar itu. Ia dapat membawa air yang menyehatkan untuk membersihkan dan untuk mempermanis kota itu. Ia dapat menyediakan kuasa untuk membangun industrinya. Dan di atas alirannya, dia dapat membawa lalu lintas melaulaui lautan dan samudera.

Demikian juga dengan empat karunia dari Yesus Kristus yang diberikan kepada kita: Dia adalah Allah, cahaya hikmat bagi kita. Dia adalah Allah, kebenaran yang membasuh kita. Dia adalah Allah, kuasa yang penuh energi yang menyucikan bagi kita. Dan melalui anugerah penebusanNya, kita ditempatkan dan dilengkapi untuk pelayanan di dalam namaNya dan untuk sebab-sebabNya.

Kristus dari Allah telah dibuat menjadi hikmat bagi kita. Di dalam Perjanjian Lama, seperti yang terdapat dalam Kitab Amsal, hikmat dipersonifikasikan. Dan jika anda membaca kitab itu, jika anda mengganti nama Kristus, Tuhan Yesus, dimana anda menemukan kata-kata hikmat, maka ia akan makna yang jelas dan indah.

 Oleh Allah, Kristus dibuat menjadi hikmat bagi kita. Di dalam kisah kelahiranNya, di dalam Injil yang pertama, Injil Matius, datanglah orang-orang bijaksana dari Timur. Mereka melewati raja-raja dan istana dan takhta dan imam-imam dan sarjana-sarjana dalam perjalanan mereka dan menemukan seorang bayi, yang dibungkus dengan lampin, terbaring dalam sebuah palungan. Dan di dalam rasa takjub yang mengherankan, mereka bersujud dan menyembah Anak itu. Orang-orang bijaksana dari Timur, dituntun oleh sebuah bintang, bersujud di palunganNya. 

Di dalam Injil ketiga, Injil Lukas, Lukas berkata bahwa Anak itu bertambah besar dan dipenuhi hikmat. Dan di dalam pasal yang sama, yang ditulis oleh dokter yang penuh kasih, dia berkata bahwa ketika Anak itu berusia 12 tahun ditemukan orang tuaNya di dalam Bait, sedang bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.

Itu pasti menjadi urusan Kristus: untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dia adalah jawaban untuk setiap pertanyaan. Ia adalah puncak untuk tiap-tiap pencarian pikiran, makna dari seluruh zaman, dari seluruh fenomena kehidupan, dari mana kita berasal, apa maksudnya dan takdir pokoknya. 

Hikmat Allah di dalam Kristus Yesus. Lihat ke dalam ayat dua puluh empat dalam pasal yang sama: “Tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun bukan orang Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.” Perbedaan antara hikmat dan pengetahuan adalah hal ini: Pengetahuan adalah; anda mengetahui sebuah fakta, anda mengetahui sebuah kondisi. Itu adalah pengetahuan. Informasi adalah pengetahuan. Anda mengetahui hal ini dan hal itu dan hal lainnya. Itu adalah pengetahuan. Ketika anda mengetahui sebuah fakta, ketika anda memiliki informasi. Itu adalah pengetahuan.

Hikmat adalah apa makna dari fakta itu. Hikmat adalah penafsiran dari fakta. Disebutkan bahwa dibutuhkan 147 tahun bagi seseorang untuk dapat mengambil seluruh pelajaran yang ditawarkan di dalam Universitas Harvard. Seseorang dapat belajar dan melewati ujian selama 147 tahun  dari seluruh pelajaran yang ada di Universitas Harvard dan tidak pernah menemukan Allah, tidak pernah menemukan hidup yang kekal, tidak pernah menjadi ahli waris dari hikmat sepanjang zaman. 

Karena itu, Kristus telah dibuat menjadi kita. Itu merupakan sebuah hal yang mengherankan bagi saya, sebagaimana anda membaca kisah dari para sarjana sepanjang zaman. Khususnya para filsuf yang berusaha mencari makna kehidupan—mereka meraba-raba dan menebak di ladang yang sama dari hal-hal yang tidak diketahui manusia.  Anda dapat melihat hal itu bagi diri anda sendiri. Dimulai dengan filsuf pertama yang dikenal dalam sejarah manusia: Thales, kemudian Heraklitus; kemudian seluruh filsuf Yunani lainnya: Plato, Aristoteles, seluruh penerus Phytagoras hingga abad-abad selanjutnya, kemudian filsuf abad pertengahan, kemudian para filsuf modern. Mereka memulainya di dalam kegelapan. Mereka melalui di dasar landasan ketidaktahuan manusia dan mereka berakhir di dalam kegelapan. Mereka tidak tahu maknanya dari permulaan. Mereka tidak tahu maknanya hingga akhir. Mereka hanya melihat fenomena, ekspresi dari sebuah hal, dan mereka tidak dapat menemukan maknanya dan puncak dari takdirnya. Mereka tidak tahu.

Dan kita tidak mengetahuinya. Kita hanya melihat dan kita mengamati dan tidak dapat menemukannya dan kita meraba-raba dan mencari serta bertanya. Dan di dalam pikiran kita sendiri, kita tidak pernah menemukan summum bonum, alasan utama, akhir yang baik, makna dari semua itu, yang kita sebuah Allah—tidak akan pernah.

Lalu, kita berusaha dan kita membajak dan kita berusaha dan kita berpikir dan kita menulis dan buku-buku berlipat jumlahnya, dan Dia tetap tersembunyi. Kita tidak tahu apa maknanya. Tidak ada hikmat di dalam kita. Kita tidak dapat menemukannya. 

Tetapi karena itu, Kristus dari Allah telah dibuat bagi kita. Apa makna dari hal ini? Hal itu ada di dalam Allah. Seperti apakah Allah? Dia ada di dalam Kristus. Apakah jawaban Allah? Yesus telah menyatakannya. Apakah cara Allah? Inilah jalan Yesus: Oleh Allah, Yesus telah dibuat menjadi hikmat bagi kita. Dan kita telah menemukan makna yang pokok dari hal itu dan realitas utama dan jawaban yang pokok—kita menemukannya di dalam Kristus Yesus. 

Minggu ini saya membaca syair yang sajaknya seperti ini:

 

Oh, panjang dan gelap,

Tangga yang aku tapaki,

Dengan kaki yang tersandung untuk menemukannya

Allahku.

Memperoleh sebuah tumpuan,

Sedikit demi sedikit,

Dan terselip ke belakang dan kehilangannya

Menuju ke langkah yang paling bawah dari kegagalanku

Seolah-olah Aku tidak pernah mendakinya sama sekali

Selagi aku berbaring, berputus asa di sana,

Dengarkanlah, sebuah langkah kaki

Di atas tangga

Di tempat yang sama

Dimana aku telah cemas
Bimbang dan gagal dan tergeletak ketakutan

Dan lihat! Ketika harapan

Tampak telah berhenti

Allahku turun

Menjadi tangga bagiku.

 

Oleh Allah, Kristus telah dibuat menjadi jawaban bagi kita. Apa yang kita cari, kita temukan di dalam Dia: Makna yang pokok, takdir kita sebagai seorang manusia; relasi dari semua fakta dan fenomena yang masuk ke dalam hidup kita. Ada sebuah keterpaduan. Ada sebuah alasan. Dan kita menemukan makna itu di dalam Kristus: “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita.” 

Tidak seorang pun yang sungguh-sungguh berhikmat, betapa pintarnya pun dia, sekalipun dia memiliki banyak gelar sarjana, betapa jeniusnya pun dia di dalam memanipulasi fenomena kehidupan. Tidak seorang pun yang berhikmat hingga dia berhikmat di dalam Allah. Di bawah kemuliaan takhta, semua hal lainnya adalah kegelapan dan ketidaktahuan. Hikmat adalah Kristus. Dan Kristus bagi kita adalah makna dan kuasa dan pesan serta hikmat Allah.  “Oleh Dia kamu berada di dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.” 

Dia adalah kebenaran kita. Dia adalah kekudusan kita. Apakah perbedaannya pendeta? 

Inilah perbedaannya. Kebenaran adalah karakter luar. Kebenaran adalah manifestasi luar. Pengudusan adalah karakter dalam batin. 

Pengudusan adalah roh yang di dalam. Kebenaran adalah jubah yang anda pakai. Pengudusan adalah Roh yang hidup dan yang menyadarkan serta memotivasi bersama-sama.

Kita semua berada di dalam dosa dan perbudakan. Tetapi  “Dia yang tidak berdosa telah dibuat Allah menjadi dosa di dalam kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Kebenaran adalah pembenaran kita. Kebenaran kita adalah posisi kita di bait keadilan Allah. Kebenaran kita adalah keberadaan kita bersama dengan Allah—kita yang telah memutuskan hukum Allah. 

Atau jika saya dapat menggunakan sebuah figure di dalam Kitab Wahyu: Di dalam pasal sembilan belas, Yohanes menggambarkan tentang orang-orang kudus, dia berkata: “Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih besar. Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.” Kebenaran berada di luar. Itu adalah hal yang dapat anda lihat. Itu adalah manifestasi dari hal itu. Orang ini adalah orang benar. Dia melakukan hal ini dan hal ini dan bertindak hal ini. Kebenaran, berada di bagian luar.

Kita dibenarkan di dalam Kristus. Bukan karena kita benar, tetapi karena kita telah diberikan kebenaran. Kita diberikan jubah yang putih. Kita diperlakukan benar di hadapan Allah oleh karena Dia.

Pengudusan, seperti yang saya katakana, berada di bagian dalam. Di sana juga kita diberikan Roh yang menyadarkan. Ada sebuah bagian di dalam 2 Korintus yang berkata: “Barangsiapa yang berada di dalam Kristus ia adalah ciptaan yang baru.” Dia adalah manusia yang baru—yang dibuat dari dalam. Dia adalah seseorang yang berbeda. Dia adalah seseorang yang lain. Itu adalah pengudusan: regenerasi yang berada di dalam, pembentukan oleh Kristus di dalam kita. 

Roh dan pikiran Kristus di dalam kita adalah pengudusan. Ada suatu unsur matahari di dalam sebuah apel. Ada suatu unsur dari bulan di dalam bunga mawar. Ada sesuatu yang bernyala di dalam kuntum yang merekah. Tepat seperti itu. Ada sesuatu yang digerakkan Kristus dan diregenerasikan dan dibangunkan di dalam batin: itu adalah pengudusan. “Oleh Dia kamu berada di dalam Kristus yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.” 

Ini adalah pembenaran: untuk membenarkan seseorang dari hutangnya, membayar hutangnya yang buruk. Inilah pengudusan: untuk menyembuhkan manusia dari pemborosannya dan kebiasaannya yang royal, mengubah dia dari dalam. 

Ini adalah pembenaran: bahwa orang Yahudi dibebaskan dari pembuangan di Babel. Inilah pengudusan: bahwa mereka disembuhkan dari penyembahan berhala mereka yang telah membawa mereka ke dalam pembuangan.

Ini adalah perbedaan antara pembenaran dan pengudusan. Salah satu prajurit dengan sebuah tombak menikam lambungnya dan segera mengalir air dan darah. “Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu bahwa ia menyatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya.” Rasul Yohanes di dalam Injil Yohanes pasal sembilan belas, melihat Tuhan Yesus mati di atas kayu salib, matanya telah tertutup dan kepalanya tertunduk dalam kematian—mereka tidak mematahkan tulang-tulangNya seperti yang mereka lakukan kepada kedua penyamun itu. Tetapi untuk memastikan kematianNya, salah satu prajurit menikam lambungNya. Dan ketika dia mencabut tombaknya itu, segera diikuti oleh darah dan air. Dia melihatnya dan mencatatnya dan kesaksiannya itu benar.    

Lalu, rasul yang sama memberikan penafsiran, yaitu di dalam surat 1 Yohanes pasal lima:

Inilah Dia yang telah datang dengan air dan darah, yaitu Yesus Kristus, bukan saja dengan air, tetapi dengan air dan dengan darah….

Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.

Darah adalah pembenaran. Itu adalah sebuah penebusan kekal. Kembali ke 2.000 tahun yang lalu, hal itu telah terjadi. Kita dibenarkan di hadapan Allah karena Yesus Kristus. Kita dihitungkan sebagi orang benar. Kita diterima sebagai orang benar di hadapan Allah karena darah penebusan dari Kristus Yesus.

Darah, mewakili bagian luar. Pembenaran, penebusan historical bagi dosa-dosa kita di atas kayu salib, di luar kota Yerusalem: sebuah hal yang telah terjadi di dalam waktu dan sejarah. Itulah darah.

Yang lainnya: Air—air mewakili pembasuhan dari regenerasi. Dia adalah seorang Juruselamat yang sempurna. Dia tidak hanya membenarkan kita di hadapan Allah, di dalam bait keadilan. Tetapi Dia juga meregenerasikan hati kita dan roh kita. Kita dibasuh oleh Roh Kudus dari Yesus di dalam jiwa kita.

Dia datang oleh air dan oleh darah. Dia membenarkan kita di hadapan Allah dengan penebusan historical di sebuah bukit yang disebut Golgota. Dia juga meregenerasikan kita di dalam hati kita dengan pembasuhan, penyucian dari Roh KudusNya. Dan kita berada di sana dalam kesempurnaanNya, sebagaimana Dia adalah seorang Juruselamat yang sempurna. 

“Oleh Allah, Kristus Yesus telah dibuat menjadi hikmat bagi kita.” Dia adalah hikmat kita, kebenaran kita dan kekudusan kita. Dan sekali lagi, “Oleh Dia, kamu yang berada di dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah membuat penebusan bagi kita.”

Lalu, penebusan tidak berarti banyak bagi kita. Kita tinggal dalam sebuah dunia yang berbeda. Untuk mengetahui makna itu, kita harus mengangkut diri kita, memindahkan diri kita. Dan kita dapat melakukannya dengan mudah. Kita dapat memindahkan diri kita kembali ke masa di lingkungan masyarakat pada waktu Yesus lahir dan hidup dengan segala aturan hidup dan sosial budaya mereka.  Jadi, kita akan kembali ke masa 2000 tahun sebelumnya. Untuk sejenak, kita akan hidup di dalam kehidupan budaya dan pemikiran agama dari bangsa Yahudi. 

Lalu, ketika anda kembali ke sana, inilah penebusan itu, inilah maknanya. Sebab anda lihat, kembali ke masa yang lampau, kembali ke masa kehidupan orang-orang kuno, merupakan sebuah hal yang umum untuk menjual seorang anggota keluarga ke dalam perbudakan. Jika keluarga itu sangat miskin, dan tidak memiliki roti untuk dimakan, dan agar tetap hidup, seorang anggota keluarga dapat dijual ke dalam perbudakan. Pada masa lampau, rombongan penjarah dan perampas dapat menangkap seorang anggota keluarga. Dan mereka akan menjualnya ke dalam perbudakan. Dan pada masa lampau, milik pusaka dari sebuah keluarga dapat dijual untuk membayar hutang.

Biar saya memberikan tanda kurung di sini untuk menunjukkannya kepada anda. Allah memberikan tanah Palestina kepada Abraham untuk sebuah kepemilikan yang kekal. Dan oleh Roh Allah, tanah itu dibagi di antara orang-orang sebagai milik pusaka yang kekal. Dan mereka tidak boleh menjualnya. Tetapi itu akan menjadi milik keluarga itu sepanjang generasi mereka. Allah telah memberikannya kepada mereka. 

Itulah alasan ketika Raja Ahab datang kepada Nabot dan berkata: “Berikanlah kepadaku kebun anggurmu itu, supaya kujadikan kebun sayur, sebab letaknya dekat rumahku. Aku akan memberikan kepadamu kebun anggur yang lebih baik dari pada itu sebagai gantinya, atau jikalau engkau lebih suka, aku akan membayar harganya kepadamu dengan uang”—Itulah alasan Nabot menjawab: “Kiranya Tuhan menghindarkan aku dari pada memberikan milik pusaka nenek moyangku kepadamu.” Itu adalah sebuah hal yang telah diberikan Allah dan akan selalu menjadi milik pusaka sebuah keluarga.   

Lalu, dari sanalah kata “penebusan” berasal. Jika seorang anggota keluarga telah dijual ke dalam perbudakan atau jika karena hutang, seorang anggota keluarga dijual ke dalam perbudakan, mereka dapat menebusnya kembali. Seorang sahabat dapat melakukannya. Seorang sesamanya dapat melakukannya. Mereka dapat membelinya kembali. Atau seperti yang anda temukan seperti Rut dan Boas, sering kali di dalam Alkitab disebutkan bahwa kerabat dekat dapat menebus kembali milik pusaka dari keluarga yang telah hilang. Dan transaksi itu mereka sebut dengan menebus—penebusan.

Ketika saya dalam perjalanan dari pantai Amerika, datanglah sebuah kisah yang sangat mengesankan ke dalam pikiran saya. Anda dapat mengambil sebuah surat kabar harian. Dan di wilayah itu, anda dapat membaca tentang perdagangan manusia, seakan anda memiliki sebuah harga, seakan anda memiliki sebuah tempat penukaran saham. Anda dapat membaca harga berapa banyak anak-anak yang dapat dibeli: Menjual anak laki-laki dan perempuan, menjual anggota keluarga mereka—sebuah wilayah yang sangat miskin. 

Dan saya katakan, datanglah sebuah kisah yang sangat mendalam ke dalam pikiran saya ketika saya membacanya, ketika saya melihat hal yang mengerikan itu bagi kita. Apa yang telah dilakukan kekristenan kepada kita. Sulit untuk diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat. Jika anda membaca sebuah hal seperti itu di surat kabar Amerika, anda akan sangat heran dan terkejut. Itulah yang telah dilakukan Kristus bagi kita. 

Tetapi, saya katakana, di dalam surat kabar harian. Saya dapat membaca di sana, artikel ini: Bagian merah yang kecil atas perbudakan anak-anak, anak laki-laki dan anak perempuan dijual, berapa banyak dari mereka yang dijual dan berapa harga dari mereka. Saya membaca tentang sebuah keluarga, yang terdiri dari seorang ayah dan seorang ibu dan keempat anaknya. Dan karena kemiskinan yang mengerikan dan kekurangan makanan, mereka memutuskan untuk menjual salah satu anak mereka. 

Lalu, pada malam itu, setelah keempat anak mereka tidur cepat, sang ayah dan ibu, memutuskan untuk memilih siapa yang akan dijual. Lalu, mereka sampai kepada anak yang tertua dan melihat wajahnya yang sedang tidur dan berkata: “Tidak, tidak, yang pasti bukan anak sulung kita, kita tidak dapat menjualnya.”

Mereka pergi ke anak yang kedua. Dan kali ini, ibunya yang berbicara dan berkata: “Oh, tidak, dia sangat mirip dengan ayahnya—bukan dia, bukan dia.”

Mereka pergi ke anak yang ketiga dan melihat wajah anak itu yang sedang tertidur. Dan kali ini, ayahnya yang berbicara dan berkata: “Tidak, tidak. Bukan dia, bukan dia. Dia sangat persis dengan ibunya.”

Mereka pergi ke anak yang keempat, sang bayi. Dan ketika mereka melihat wajah bayi itu, keduanya berkata: “Oh, tentu saja tidak—bukan bayi ini, bukan bayi ini.”

Mereka duduk dan memutuskan bahwa mereka akan mati bersama-sama. 

Anda tidak dapat masuk ke dalam dunia itu. Anda tidak mengetahui apa-apa tentang hal itu. Saya hanya berusaha untuk membawa anda kembali pada masa itu dan ke waktu di mana hal-hal ini merupakan sebuah pemandangan yang umum tentang kehidupan manusia. 

Itulah alasan kata “penebusan” tidak bermakna apa-apa bagi kita. Kata “penebusan” adalah sebuah kata teologi yang hebat, yang diinspirasikan oleh Allah Yang Mahatinggi. Tuhan mengambil kata “penebusan” itu yang artnya membeli kembali seorang anggota keluarga yang telah dijual atau membeli kembali sebuah milik pusaka yang telah hilang, karena hutang. Dan Tuhan mengambil kata “penebusan” itu.

Dan bolehkah saya menyampaikan perkataan lainnya? Salah satu alasan yang saya tekankan pada pagi ini adalah karena kebiasaan teolog modern yang membuatnya menjadi lelucon, untuk mengejeknya. Itu adalah sebuah ide takhyul yang lama, kata mereka. Dan seluruh teolog liberal menolak hal itu. 

Akan tetapi, ide dari kata penebusan itu adalah seperti ini: bahwa kita telah dijual di bawah kuasa dosa. Kita telah diserahkan ke dalam kematian. Dan Tuhan telah menebus kita kembali. Tuhan telah membayar harga untuk penebusan kita. Kita adalah milik pusaka Allah.

Allah tidak peduli tentang ribuan dunia lainnya. Dia dapat membuat jutaan alam semesta. Tidak yang berarti bagi Allah. Tetapi untuk umatNya, milik pusakaNya, yang telah terjual di bawah kuasa dosa dan hidup dibawah hukuman kematian, Dia mengirim Kristus ke dalam dunia. Dan Dia, oleh Allah adalah penebus kita.

Dan Alkitab akan menyampaikan hal itu seperti ini: “Kamu bukanlah milikmu sendiri. Kamu telah lunas dibayar.” Anda telah dijual terhadap dosa. Anda telah diserahkan kepada maut. Dan Tuhan membeli anda kembali dengan darahNya sendiri. 

Di dalam 1 Petrus pasal satu, yang telah anda baca beberapa waktu yang lalu, Simon Petrus berkata tentang hal yang sama di sana. Dia berkata: “Sebab kamu telah ditebus bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan emas atau perak.” Apakah itu? “Melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.”

Itulah kata “penebusan”—Kristus adalah penebus kita. Dia telah membeli kita kembali. Dia menyerahkan kita kembali kepada Allah. Kita adalah milik pusaka Allah. 

Ketika pada suatu hari kita bangkit ke dalam kemuliaan, nyanyian yang akan kita nyanyikan terdapat dalan Kitab Wahyu, yang syairnya seperti ini:

Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi. 

Itulah nyanyian penebusan.

Dan dari sanalah anda mendapat kata “penebusan.” Kita adalah sebuah umat tebusan, kita adalah umat yang telah ditebus kembali. Kita adalah sebuah umat yang merupakan milik pusaka Allah. Dan terjual di bawah dosa dan hukuman kematian, akan tetapi Kristus telah membeli kita kembali. Dan dibayar bukan dengan emas atau perak, tetapi dibayar dengan darah Anak Allah.

Bolehkah saya menyampaikan satu hal lainnya sebelum saya menyampaikan undangan? Penebusan itu akan sempurna. Beberapa saat yang lalu, saya berkata bahwa Dia adalah Juruselamat yang sempurna. PenebusanNya akan sempurna. Kita akan ditebus dan roh kita, jiwa kita akan ditebus. Tetapi bukan hanya jiwa kita yang ditebus. Akan ada sebuah penebusan dari kepemilikan yang penuh. Tubuh kita juga akan ditebus. 

Tugub kita telah jatuh ke dalam kutukan. Tubuh kita telah diberikan kepada kematian di dalam dosa orang tua kita yang pertama. Tubuh kita bergabung ke dalam alam semesta yang telah jatuh, yang terkutuk di sekitar kita. Tubuh kita bertambah tua dan menjadi renta. Tubuh kita hancur dan kembali ke debu tanah. 

Tetapi akan ada sebuah penebusan dari kepemilikan yang penuh, seluruh milik pusaka Allah. Roh kita akan diubahkan menjadi tidak dapat binasa. Roh kita dibuat seperti gambar dan realitas Allah sendiri.   

Tetapi tidak hanya itu. Tubuh kita juga akan ditebus. Di dalam Kitab Roma pasal delapan, Paulus berkata:

Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.

Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita. 

Seluruh ciptaan akan diciptakan kembali. Dan di dalam penciptaan kembali itu, di dalam peremajaan itu, di dalam regenerasi itu, tubuh kita juga akan termasuk di dalamnya. Itu akan menjadi sebuah penebusan dari seluruh personalitas, Roh yang ada di dalam manusia dan rumahnya, yaitu tubuh yang di dalamnya manusia tinggal. Kita semua akan diubah.

Sekarang ini, tertempel dalam lumpur, dan di dalam tanah liat dan beberapa orang yang kita kasihi berada di bawah lapisan tanah—Hari ini, di dalam Lumpur. Tetapi esok, untuk memberkati mereka di dalam firdaus dan di Taman Eden Allah. Hari ini, meraba-raba di dalam gelap dan di dalam malam. Tetapi, esok, hidup di dalam cahaya kemuliaan Allah. Hari ini, seperti kepompong, seperti sebuah pupa, terkurung di dalam tanah. Tetapi, esok, terbang dalam penjelajahan yang luas di sorga Allah. Hari ini, seperti seseorang yang terbang dengan tidak berpengalaman, yang diombang-ambingkaan oleh badai. Tetapi esok, terbang tinggi seperti rajawali. Hari ini seperti budak, direndahkan di dalam dunia. Tetapi esok, bangkit di dalam warisan Allah, anak dari Bapa kita dan saudara dari Yesus Kristus, yang “oleh Allah telah dibuat menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.”

Sekarang, ketika kita menyanyikan pujian kita, seseorang dari anda, serahkanlah hati anda kepada Tuhan. Seseorang dari anda, bergabunglah ke dalam jemaat ini, ketika jemaat kita menunggu di sini, untuk sebuah undangan dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar Tuhan memberkati firmanNya.

Itu adalah Firman yang diberkati Allah. Itu adalah kebenaran yang digunakan Allah. Roh Kudus akan memberkati pemberitaan firmanNya. Ketika Firman Allah disampaikan dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan sungguh-sungguh menggunakannya. Anda meraih hingga ke luar sana dan menyentuh hari seorang manusia dan mengubah hidup manusia. Dan Dia menggerakkan dan berseru sementara Roh Kudus memberkati KitabNya, yaitu Firman Allah—ketika Allah memberkatinya dan jemaaat kita akan sungguh-sungguh menantikan pelayan Roh Kudus.

Jika Dia memanggil anda, maukah anda datang? Dari mana saja, katakan, “Pendeta, saya telah merasakan seruan Roh Kudus, dan saya datang segera.”

Seseorang dari anda, serahkanlah hati anda kepada Yesus. Seseorang dari anda, letakkanlah hidup anda ke dalam persekutuan jemaat ini, lakukanlah sekarang. Buatlah keputusan itu sekarang, saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.