JANGAN SAMPAI KITA LUPAKAN

(LEST WE FORGET )

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Korintus 11:24

04-01-90

 

            Gereja kita memperingati ordinansi kudus ini sekali dalam empat bulan dalam ibadah pagi. Ini merupakan sebuah hal, yang mana kita telah diminta oleh Tuhan untuk melakukannya. Dan Di dalam pelaksanaan ordinansi kudus ini, Tuhan kita telah berkata di dalam 1 Korintus pasal 11 melalui RasulNya, yaitu Paulus:

Sebab apa yang telah ku teruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!" Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan –(kamu mendramatisasikannya)—sampai Ia datang.

 

            Dan judul dari khotbah kita adalah: Jangan Sampai Kita Lupakan. 

            Ada sebuah kelemahan di dalam sifat manusia. Yaitu hal ini. Kita memperoleh jaminan berkat dan kekayaan dari orang-orang yang telah mengingat kita dan telah begitu baik bagi kita dan peduli kepada kita pada masa lalu.

            Seringkali kita melupakan kebaikan mereka dan pengorbanan mereka untuk kita. Hal itu seringkali benar  dengan anak-anak. Mereka telah mendapat warisan pengorbanan orang tua mereka. Dan mereka tidak mengingat kebaikan ayah dan ibu mereka saat mereka dilahirkan dan ketika mereka bertumbuh besar.   

            Merupakan sebuah perjalanan yang besar melewati lembah kematian ketika anda dilahirkan. Dan kasih yang penuh perhatian mengawasi anda untuk kebaikan anda dan untuk Allah selama anda bayi dan selama anda masih kanak-kanak. Karunia-karunia ini tidak akan pernah dapat kita balas. 

            Saya ingat ketika saya tinggal dalam sebuah peternakan di daerah timur laut New Mexico, menderita kelaparan dalam kemiskinan. Saya menjadi sakit. Dan ibu saya, ketika saya berusia lima tahun membawa saya di pangkuannya. Dan di atas sebuah kereta ke Trinidad, Colorada dan di sana di bawah perlindungan seorang ahli bedah yang bernama Frandinthal, saya dioperasi.

            Dan kemudian ibu memeluk saya di dalam pangkuannya dan membawa saya kembali ke daerah peternakan padang gurun itu. Saya sudah cukup pulih ketika dia naik kereta itu dengan membawa saya di pangkuannya. Sekalipun saya masih berusia lima tahun, sata tetap mengingat hal ini.          

            Dia berkata, “Lihat, betapa malangnya dia.”

            Itulah ibu saya. Sulit bagi kita untuk mengenang kembali pengorbanan orang-orang yang telah mendirikan bangsa kita dan membuat bangsa kita ada. Kita membaca di dalam sejarah tentang Valley Forge dan tentang Appomattox dan Alamo. Tetapi berapa banyak dari kita yang bersyukur kepada Allah atas darah para pahlawan yang telah membawa kepada kita kebebasan yang kita miliki di Amerika yang terkasih ini? 

            Saya dapat mengingat para prajurit, para pemuda di Prancis, yang telah menyerahkan hidup mereka, yang dibawa kembali pulang untuk dimakamkan pada Perang Dunia Pertama. Di dalam Perang Dunia Kedua, kembali lagi, seorang pendeta memakamkan para pemuda kita yang telah menyerahkan hidup mereka atas kita. Dan di dalam kenangan anda, mungkin Korea dan Vietnam. Darah para pahlawan yang memberikan kebebasan bagi kita. Tetapi kita memiliki sebuah kecenderungan untuk melupakan mereka. Demikian juga dengan jemaat kita. Para martir yang telah memungkinkan pemberitaan injil sampai kepada kita sehingga kita diselamatkan. Para martir yang seringkali dilupakan. 

           Saya sedang membaca sebuah buku yang sangat lama. Dan buku itu sudah sangat tua sekali,  dari kayu yang sudah tua. Dan di dalamnya terdapat lukisan sebuah teks:  "Pembakaran orang-orang Baptis di Smithfield."  Para martir ini yang telah dibakar di tiang pembakaran karena memberitakan injil yang telah menyelamatkan kita ke dalam hidup yang kekal. Seberapa sering kita melupakan mereka. Dan hal itu sangat benar dengan negara kita, sebagai sebuah negara besar yang melupakan Allah. 

Pada tahun 1897, Imperium Inggris Raya sedang  merayakan Perayaan Jubelium Permata dari Ratu Viktoria  Dan dunia tidak pernah melihat, dan tidak pernah lagi melihat sebuah arak-arakan kebesaran seperti yang terdapat dalam Perayaan Jubelium Permata Ratu Viktoria. Dari tujuh benua di planet ini, dan dari seluruh wilayah kebesaran Imperium Inggris, mereka semua berkumpul di Inggris, merayakan Jubelium Pertama dari Ratu mereka yang luar biasa yaitu Ratu Viktoria. Pada akhir perayaan itu, sama seperti sebuah kilat yang memancar dari langit, Rudyard Kipling menerbitkan puisi ini

 

Allah dari leluhur kami yang dikenal dari dulu

Tuhan dari  garis pertempuran kami yang sangat luas

Yang di bawah tanganNya yang dahsyat kami bernaung

Yang berkuasa atas pohon-pohon palem dan pinus

Tuhan balatentara sorga, sertailah kami selalu

Jangan pernah  kami lupakan-jangan sampai kami lupakan

 

Kegemparan dan sorak-sorai akan berlalu

Para Kapten dan para raja akan beranjak

Yang tetap berdiri adalah korbanMu pada masa lalu

Sebuah kesederhanaan dan sebuah hati yang penuh penyesalan

Tuhan balatentara sorga, sertailah kami selalu

Jangan sampai kami lupakan—jangan sampai kami lupakan

 

Yang memanggil dari jauh, angkatan laut kami yang menghilang

Atas pesisir dan tanjung yang tenggelam dalam api

Tuhan, segala kebesaran masa lalu kami

Adalah sama dengan Niniwe dan Tirus

Hukuman terhadap bangsa-bangsa, menyerakkan kami kemudian,

Jangan sampai kami lupakan-jangan sampai kami lupakan

 

Jika mabuk dengan tanda kekuasaan, kami akan terhilang

Lidah yang liar yang tidak memegang engkau dalam keterpesonaan

Sama seperti mulut besar yang digunakan oleh orang kafir

Atau generasi tanpa hukum—

Tuhan balatentara sorga, sertailah kami selalu

Jangan sampai kami lupakan—jangan sampai kami lupakan.

 

            Dan saya pikir Inggris telah melupakannya. Di sana sekarang sangat sukar bagi seseorang untuk mengunjungi gereja. Di sana sangat susah untuk menemukan seseorang yang mengingat Allah dari bapa-bapa leluhur kita. Dan sikap melupakan yang sana dari saudara-saudara dan saudari-saudari Inggris kita di negara yang lama itu juga sedang melanda kehidupan bangsa Amerika. Kita tidak mengingat Tuhan Allah yang dari tanganNya kita telah menerima semua berkat dan kekayaan. 

            Karena itu Tuhan kita berbicara tentang sebuah peringatan tentang pengorbananNya bagi kita. “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Jangan sampai kita lupakan.  

            Ada sebuah hukum yang tidak berubah dan tidak terbatas serta tidak terduga yang mengatur seluruh kehidupan manusia. Yaitu, jiwa yang berdosa harus mati. Dan upah dosa adalah maut. Saya menghadapi maut karena saya orang berdosa. Saya telah kehilangan kesempurnaan dan kekudusan dan kemuliaan Allah. Saya berkhotbah dan tinggal di antara sebuah masyarakat yang menghadapi hukuman maut yang tidak dapat dihindarkan. Dosa dan maut bersifat universal. Akan tetapi saya telah memiliki sebuah pengharapan. Saya telah memiliki hidup. Saya telah memiliki jaminan. Saya sedang berada di jalan menuju sorga. Bagiamanakah saya orang yang berdosa yang menghadapi maut dibangunkan dan menjadi hidup?

            Saya memiliki sebuah janji. Saya memiliki sebuah jaminan. Saya adalah seorang pengembara yang menuju ke sebuah dunia atas dan sebuah dunia yang lebih baik. Mengapa? Karena seseorang telah membayar hutang saya. Seseorang telah mati menggantikan posisi saya. Seseorang telah membayar harga keselamatan saya. Dan seseorang itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Ya Allah, betapa merupakan sebuah hukuman yang telah Dia ambil di posisi saya! Dan betapa sebuah kematian, bahwa Dia mati bagi saya! Kematian yang telah Dia bayar atasku! Bagaimanakah saya dapat melupakannya? Kondisi saya menghadapi kematian begitu tragis. Dia telah meninggalkan rumahNya di dalam kemuliaan, turun dalam rupa manusia dan membayar harga dan hukuman atas pemberontakan saya. Dia telah mati bagi saya.

            Ketika saya masih kanak-kanak, saya melihat  seorang pria yang berlari di lintasan kereta api dan menghentikannya. Hal itu mengingatkan saya kepada sebuah kisah tentang seorang pria lain yang telah melakukan hal itu. Sekelompok kuda sedang menarik sebuah kereta dengan sangat cepat dan seorang pria berlari di depannya dan merebut kendalinya—kendali dari kuda yang terlepas—dan berusaha menghentikannya. Tetapi ketika dia berusaha menghentikan kuda yang terlepas itu, dia terluka dan terinjak serta berdarah kemudian meninggal. Dan para petani yang menyaksikan itu berkumpul di sekelilingnya dan bertanya mengapa dia melakukan hal itu, mengorbankan hidupnya untuk menghentikan kereta kuda itu. 

            Dan di dalam perkataannya yang terakhir pria itu berkata, “Lihatlah ke dalam kereta.”

            Dan mereka melihat ke dalam kereta dan di dalamnya terdapat bayi laki-laki yang merupakan anaknya. Dia mati untuk itu. 

            Itu hanyalah sebuah gambaran yang yang kecil dan sederhana dari pencurahan anugerah dan kasih Allah bagi kita. Anda lihat ada hukum lain di dunia ini yang tellah dibuat oleh Allah. Yang pertama, jiwa yang berdosa harus mati. Dan kita dsemua menghadapi hukuman maut yang tidak dapat dihindarkan. Ada hukum lain yang bersifat universal di alam semesta ini. Itu adalah hukum pengganti. Seseorang yang lain dapat membayar hutang saya. Seseorang yang lain dapat mati untuk saya. Seperti seorang ibu pengganti, seseorang yang lain dapat membesarkan anak-anaknya. Itulah hukum penggati dari Allah. Anda akan menemukannya melalui seluruh penyingkapan Firman Allah. 

            Apakah anda mengingat ketika Abraham di Gunung Moria mengnuhus pisaunya untuk ditikam ke jantung anaknya Ishak? Malaikat Allah menghentikannya. Lalu di sana terdapat seekor domba jantan yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Dan domba jantan itu dipersembahkan untuk menggantikan bocah itu—hukum penggatian! 

            Apakah anda mengingat malam Paskah di Mesir? Setiap anak sulung di setiap keluarga akan mati. Tetapi Allah berkata, “Ambillah darah domba Paskah dan oleskan darah itu di depan pintu rumahmu di ambang atas dan ambang samping kiri kanan membentuk sebuah salib, malaikat mautKu akan melewatinya.” Anak domba Paskah—sebuah pengganti. 

            Dan melalui sistem korban dari kovenan lama, Perjanjian Lama, ketika seseorang yang berdosa datang ke hadapan Tuhan, dia mempersembahkan sebuah korban di hadapan Tuhan. Dan hal itu dilakukan seperti ini. Korban itu diikat di atas altar. Dan pemohon itu menundukkan kepalanya dan menaruh tangannya di atas korban. Dan di sana dia mengakui kejahatan dan dosa-dosanya. Dan binatang itu dikorbankan menggantikan penjahat dan pendosa itu. Inilah hukum pengganti Allah. Dan ketika nabi-nabi mengkhotbahkannya, inilah yang mereka sampaikan. 

            IsaiahYesaya 53, "Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.

            " Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.."  Hukum pengganti: Dia mengambil dosa-dosa kita dan Dia menanggung kedukaan kita serta penderitaan kita. Dan kita diselamatkan serta diampuni di dalam kasih dan kemurahanNya.

            Dan Tuhan hanya meminta satu hal. Hanya satu! Seperti orang tua yang penuh kasih, saya tidak pernah melihat seorang ayah dan ibu yang penuh kasih yang meminta anak-anaknya untuk membayar apa yang telah diberikan orang tua atas mereka. Hal yang mereka minta adalah supaya anda mengingat dalam kasih dan ucapan syukur. “Anak-anak yang manis, apa yang telah kami lakukan kepadamu dan apa yang telah kami berikan kepadamu berasal dari hati kami yang paling dalam. Dan kami tidak meminta pengembaliannya, hanya kasih dan ucapan syukur serta kenangan.”

Dan untuk memberikan hal itu kepada ayah dan ibu yang saleh merupakan salah satu keistimewaan yang sangat manis berdasarkan kasih dan ucapan syukur sang anak. Dan hanya itu yang diminta Allah dari kita. “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” Terima kasih Tuhan dan diberkatilah namaMu sampai selama-lamanya. Untuk semua yang telah Engkau lakukan dan perbuat serta berikan kepada saya.   

            Permohonan ini yang telah anda dengar beberapa waktu yang lalu oleh kepala program penatalayanan kita. Semuanya adalah untuk orang lain. Para pengkhotbah muda ini  yang ada di sekolah kita, yang telah diajarkan dengan Firman Allah yang benar dan tidak ada salah, pergi keluar untuk mengajar dan memberitakan injil Kristus yang menyelamatkan. Beberapa dari mereka berada di tanah kelahiran kita, beberapa dari mereka berada di luar negeri sebagai misionaris. Untuk dapat mengutus mereka supaya dapat memberitakan injil merupakan sebuah keistimewaan lebih, yang keluar dari kasih untuk Engkau.   

            Dan program pengajaran Firman Allah untuk anak-anak kita yang masih kecil dan bagi remaja-remaja kita dan bagi para ayah dan para ibu kita. Semuanya berasal dari kasih untuk Tuhan. Tuhan betapa besar kasih yang telah Engkau lakukan bagi saya. Dan program yang sedang kita siapkan untuk diumumkan kepada jemaat kita yang berada di kota besar ini, merupakan pelayanan yang paling luas bagi orang-orang miskin dan gelandangan serta yang membutuhkan pertolongan di Amerika. 

            Tuhan, itu bukanlah beban untuk saya. Itu adalah sebuah keistimewaan besar yang pernah diberikan Allah kepada saya. Dan bagi saya adalah untuk merespon dan melayani dan untuk menolong orang-orang miskin dan gelandangan, Tuhan itu adalah untuk Engkau. Ini ada di dalam ucapan syukur untuk apa yang telah Allah lakukan bagi jiwa terhilang yang malang ini. Dan bagi kumpulan orang banyak yang berada di ruangan Allah pada pagi yang khidmat ini, hal yang paling manis yang penah anda tahu atau alami di dalam kehidupan manusia adalah hal ini yaitu di dalam kasih ucapan syukur untuk memberikan jiwa anda dan ketatan anda dan kasih anda dan ucapan syukur anda serta rasa terima kasih anda kepada Tuhan Yesus.

            "Terima kasih Tuhan untuk semua yang telah Engkau lakukan bagiku. Terima kasih Tuhan, untuk semua maksudMu bagi keluargaku dan anak-anakku. 

            "Dan terima kasih Tuhan untuk janjiMu. Gerbang sorga yang terbuka lebar pada suatu hari dan membiarkan orang berdosa yang miskin ini untuk masuk ke dalam.”            Oh, Betapa luar biasanya sebuah injil yang kita miliki dan sebuah kemuliaan yang kita miliki dan sebuah undangan yang diberikan kepada pendeta untuk mengundang jemaat.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.