ORDINANSI KUDUS

(HOLY ORDINANCE)

 

Dr. W. A. Criswell

 

20-03-55

I Korintus 11:23-26

 

            Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist di pusat kota Dallas. Dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi tentang Hari Kovenan Jemaat. Kita sedang berkhotbah melalui kitab 1 Korintus di dalam usaha kita menjangkau kebenaran Allah yang disingkapkan di dalam FirmanNya.

            Dan saya pikir, pagi ini, saya akan mengambil nasehat Paulus berkaitan dengan ordinansi kudus yang selalu kita peringati atas kesempatan yang khusus ini. Paulus memulai suratnya dengan kalimat ini, dari Paulus, yang dipanggil menjadi rasul kepada jemaat Allah di Korintus.

            Kemudian di dalam pasal 11 dari kitabnya, dia menulis: Berpegang teguh kepada ordinansi yang kuteruskan kepadamu.

            Bagi kita, sebuah jemaat  jauh berbeda dari dari sebuah pertemuan orang-orang Kristen. Sebuah  jemaat adalah sebuah kelompok, sekelompok orang-orang percaya yang telah dibaptiskan, yang secara sukarela telah menggabungkan diri mereka secara bersama-sama di dalam sebuah ketetapan umum untuk memberitakan injil di dunia, untuk mengajar firman Allah, untuk mempertobatkan orang-orang terhilang dan untuk memelihara ordinansi yang kudus dan suci yang telah dikomitmenkan kepada kepedulian mereka.

            Nasehat dari Rasul Paulus kepada jemaat Korintus: Memelihara ordinansi seperti yang kuteruskan kepadamu.

            Dan ordinansi yang dia bicarakan di dalam surat 1 Korintus adalah ordinansi kudus dari memecahkan roti dan berbagi cawan.

            Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!"

Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.

            Yang pertama, saya akan berbicara tentang keluhuran dari kesempatan atas pelaksanaan dari ordinansi kudus ini. Sebab apa yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan.

            Kenangan kita akan segera teringat kembali kepada jam yang suci dan kudus ketika murid-murid dan Tuhan duduk bersama untuk memperingati perayaan Paskah. Itu merupakan sebuah malam yang telah dilaksanakan selama beberapa generasi dan selama berabad-abad.

            Dan malam itu, ketika mereka melaksanakan perayaan Paskah, Tuhan membuat sebuah pengumuman kepada murid-muridNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku pada malam ini.

            Dan murid-murid saling mencari-cari, dengan sedih melihat ke atas wajah Guru mereka dan berkata: Tuhan, mungkinkah aku? Apakah aku? Apakah aku?

            Setiap orang dari mereka berkata dan Yudas berkata: “Tuhan, bukan aku?

            Dia bertanya dengan sikap masa meremehkan. Dia bertanya dengan masa bodoh. Dia berkata dalam ironi. Kamu pikir itu adalah saya?

            Simon Petrus berkata kepada Yohanes: Simon duduk di sana sambil bersandar sama seperti yang mereka lakukan di dalam  budaya Timur yang bersandar di lengan kiri mereka, dan kepalanya berada di pangkuan Tuhan kita Yesus.

            Simon berbisik kepada Yohanes, sambil berkata: Tanyakan kepadaNya, siapakah orang itu.

            Dan Yohanes bertanya dan Yesus berkata: Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini.

            Dia mengambil sepotong roti dan mencelupkannya ke dalam pinggan dan menyerahkannya kepada Yudas Iskariot, satu-satunya murid yang berasal dari Yudea. Sisanya semuanya merupakan orang Galilea. Kemudian Tuhan berkata: “Apa yang hendak kau perbuat, perbuatlah dengan segera.

            Lalu, ia segera pergi dan pada waktu itu hari sudah malam. Bukankah itu sangat aneh? Pada waktu itu hari sudah malam. Dan Yohanes berkata: Pada waktu hari sudah malam. Dan dia pergi keluar. Murid-murid lain berpikir bahwa ia pergi untuk membeli roti. Beberapa dari mereka berpikir bahwa dia pergi untuk melakukan sesuatu bagi orang miskin.

            Yohanes dan Petrus tahu bahwa dia pergi untuk melakukan penawarannya. Dia dengan licik telah menyetujui untuk menjual nyawa Juruselamat dengan harga tiga puluh keping perak.

            Tuhan Yesus, pada malam yang sama, ketika Dia diserahkan, malam itu Tuhan masuk ke Getsemani. Malam itu, Yudas mencium Dia. Malam itu, dia didakwa di hadapan Kayafas, Hanas dan Sanhedrin dan Pontius Pilatus.

            Dan pagi berikutnya, Dia ditinggikan antara langit dan bumi dan membuat pendamaian bagi dosa-dosa kita.

            Itulah Tuhan Yesus, malam yang sama pada waktu Ia diserahkan, ketika mereka makan perjamuan, Dia mengambil roti dan memberkatinya. Dan sekarang, saya berbicara tentang makna yang dalam dari unsur-unsur dari meja perjamuan ini.

            Dia mengambil roti dan menguduskannya. Dia menetapkannya di dalam doa. Itu disebut ekaristi karena dari kata Yunani maknanya adalah berkat, pengudusan, doa. Kata Yunaninya adalah ekaristi. Itu adalah ekaristi.

            Dia mengambil roti dan menyucikannya. Dia mengambil roti dan memberikannya sebuah makna. Menetapkannya. Ini bukan lagi sebuah roti. Ini adalah roti dengan sebuah makna. Dengan sebuar arti yang dalam dan kekal.

            Ini bukan hanya hasil perasan anggur. Tetapi ini berada di dalam penyuciannya yang memiliki kepentingan lain dan makna yang lain. Dia mengambil roti. Ketika Dia memberkatinya, menyucikannya, Dia memecah-mecahkannya dan berkata: Inilah tubuhKu.

            Dan Dia mengambil cawan sesudah Dia meneguknya sambil berkata: Inilah darahKu. Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.

            Roti yang kita pecahkan adalah tubuh Kristus. Dan cawan anggur yang kita bagi adalah darah Kristus. Peringatan akan hari ketika dosa-dosa kita dibayar lunas, ketika darah Kristus dipersembahkan sebagai sebuah persembahan di hadapan Allah, ketika ia tumpah ke tanah dan ketika tanganNya, kakiNya dan lambungNya tertusuk dan Juruselamat mati.

            Jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darahNya, kamu tidak memiliki hidup di dalam dirimu. Makna yang kekal dari elemen-elemen ini, mereka menuunjukkan kepada penyaliban Anak Allah yang mati bagi dosa-dosa kita berdasarkan Kitab Suci. 

            Elemen-elemen ini memiliki makna kekal lainnya. Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Dan kemudian dibalik kematian dan dibalik kuburan, kita percaya di dalam hidup, di dalam kebangkitan, di dalam kejayaan, di dalam kemenangan.

            Kita melaksanakan peringatan ini sampai Ia datang. Kemudian kita tidak akan lagi melaksanakannya. Sebab kematian telah mati dan kuburan disingkirkan. Dan semua yang tersisa adalah kejayaan dan kemenangan dan kemuliaan dan realitas dan kehadiran dari Tuhan yang hidup, Kristus Yesus Juruselamat kita dan kita tinggal bersama dengan Dia.

            Maksud peringatan kembali kepada hari ketika Juruselamat mati. Hal itu memandang kepada saat yang mulia dari kejayaan ketika Dia datang untuk menjadi Tuhan yang berkuasa dan raja dari  orang yang hidup dan yang mati.

            Sekarang saya berbicara tentang pelaksanaan yang memelihara keluhuran ordinansi.

            Dari Paulus rasul Kristus kepada jemaat Allah di Korintus: Memegang ordinansi seperti yang kuteruskan kepadamu.

            Ini adalah sebuah ordinansi yang dipelihara dengan luhur, bukan oleh Senat Amerika Serikat, bukan oleh badan pembuat undang-undang Teksas. Bukan oleh Parlemen Inggris. Bukan oleh badan pendidikan agama. Bukan oleh kelompok persaudaraan masyarakat dari kota kita. Bukan oleh kelompok lainnya, tetapi oleh jemaat dari Tuhan Yesus Kristus.

            Ini adalah sebuah ordinansi jemaat. Yang ditempatkan di dalam jantung jemaat. Kepada jemaat Korintus: Memegang ordinansi seperti yang kuteruskan kepadamu.

            Dan itu adalah alasan mengapa kadang-kadang kita membicarakannya sebagai perjamuan yang tertutup. Bagi kita, ini adalah komitmen kita kepada firman Allah.

            Yesus datang dan berbicara kepada mereka sambil berkata: Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.

            Tuhan kita berkata, satu, dua, tiga. KepadaKu telah diberikan segala kuasa. Karena itu, di atas dasar ketuhananNya, Dia memiliki hak untuk memberikan perintah. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu. Itu yang pertama. Kita harus menjadi orang Kristen, kita harus diselamatkan. Itu yang pertama.  

            Yang kedua, kita harus dibaptis. Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.

            Yang ketiga, kita harus melaksanakan hal-hal yang telah Kristus perintahkan untuk kita pelihara. Salah satunya adalah memecahkan roti.

            Bagi kita, ketiga hal itu diinspirasikan di dalam perintah mereka sebagaimana di dalam isinya. Kita percaya bahwa isi dari Amanat Agung diinspirasikan. Hal itu berasal dari mulut Yesus Tuhan kita.

            Kita juga percaya bahwa perintah ini diinspirasikan. Kita percaya bahwa perintah itu diinspirasikan sama seperti isinya itu sendiri. Yang pertama, kita harus diselamatkan. Kita harus menjadi orang Kristen. Kita harus memberikan diri kita kepada Allah. Kita harus dengan penuh kesadaran untuk menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat untuk mengampuni dosa-dosa kita.

            Yang pertama, kita menjadi seorang murid dari Tuhan Yesus. Yang kedua, kita harus dibaptis. Dikuburkan dengan Tuhan di dalam keserupaan kematianNya. Dan dibangkitkan di dalam keserupaaan kebangkitanNya. Yang kedua, kita harus dibaptis. Dan yang ketika, kita kemudian mengambil bagian dari Perjamuan Tuhan.

            Dan jika kita benar terhadap Alkitab, kita akan setia melaksanakan hal-hal ini di dalam perintahh itu. Yang pertama, kita harus diselamatkan. Kita harus memberikan hati kita kepada Kristus. Yang kedua, kita harus dibaptiskan di dalam ketaatan kita terhadap perintahNya. Atas pengakuan iman itu: Apakah halangannya jika aku dibaptis?

            Jika engkau percaya dengan segenap hati, boleh. Aku percaya, dan mereka memnyuruh untuk menghentikan kereta itu dan keduanya turun ke dalam air. Baik Filipus itu dan sida-sida itu dan Filipus membaptiskannya. Dikuburkan di dalam keserupaan dari kematianNya, dibangkitkan di dalam keserupaan kebangkitanNya.

            Kemudian, setelah baptisan kita, kita menjadi sebuah bagian dari tubuh Kristus. Dari persekutuan Yesus, di dalam jemaat dari Allah yang hidup. Dan di dalam jemaat itu terdapat ordinansi yang kudus dan suci ini. Ketiga hal ini. Itulah sebabnya mengapa mereka berkata bahwa anda adalah sebuah persekutuan yang tertutup.

            Kita tidak keberatan terhadap apa yang orang sampaikan. Apa yang pikiran kita lakukan adalah hal ini: Bagaimana hal itu tertulis di dalam Alkitab? Bagaimana Allah menyampaikan hal itu? Apakah yang disampaikan oleh firman?

            Jika anda memberitahukan apa yang telah sampaikan, sebagaimana Dia adalah penolong saya, saya akan setia untuk berusaha mematuhinya. Dan hanya itu.

            Sekarang, saya berbicara tentang orang-orang yang datang. Siapa yang berani untuk berbagi di dalam cawan ini dan memecahkan roti ini. 1 Korintus 11:27-30: Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap darah dan tubuh Tuhan.  

            Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu, ia makan dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya. Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. 

            Saya memiliki seorang diaken yang tidak saya perhatikan, tetapi jemaat yang lainnya datang kepada saya dan berkata: Tidakkah anda perhatikan bahwa diaken itu tidak mengambil Perjamuan Tuhan bagi diriNya. Dia akan melayani orang lain, tetapi dia tidak mengambil bagian bagi dirinya sendiri.

            Di dalam jemaat ini, saya memiliki jemaat yang datang kepada saya sambil berkata: Tidakkah anda tahu bahwa suami saya tidak mengambil Perjamuan Tuhan di dalam gereja?

            Dan kemudian, ketika saya berkata mengapa, selalu saja karena bagian ini: Dia berkata bahwa dia tidak layak. Dia tidak layak. Dan dia menolak untuk mengambil bagian karena di situ disebutkan bahwa jika seseorang makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

            Lalu, jika hal itu benar, jika itu yang disampaikan Allah, maka kita tidak akan melaksanakannya di sini. Sebab tidak seorang pun dari kita yang layak. Siapakah yang dapat datang dan berkata: Saya layak terhadap darah dan tubuh dan penderitaan dan penyaliban dan kematian Anak Allah? Siapakah yang dapat berkata bahwa ia layak?    Tidak ada satu pun dari kita. Kita tidak akan melaksanakannya. Kita tidak akan layak, maupun tidak ada satu pun kita yang dapat mengambil bagian. Tetapi hal itu terlalu buruk bahwa kita tidak membaca kitab suci dengan benar yang  memberi kata-kata kebenaran dengan sebuah pemahaman hati. Hanya melihat bahasanya, jika tidak ada hal yang lain.

            Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap darah dan tubuh Tuhan.  Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu, ia makan dan minum dari cawan itu. Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.

            Lalu, itu adalah sebuah kata keterangan. Tidak ada kata sifat yang saya ingat memiliki jenis kata seperti itu. Itu adalah sebuah tanda dari sebuah kata keterangan. Kata keterangan tidak memodifikasi kata benda, tetapi memodifikasi kata kerja.

            Kata sifat memodifikasi kata benda, kata keterangan memodifikasi kata kerja. Lalu apa yang disampaikan di sini adalah: Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, hal itu memodifikasi kata kerja.  

            Tepat seperti itu, ketika anda melakukannya dengan cara yang tidak layak, dalam sebuah jalan yang tidak layak, ketika anda melakukan hal ini dengan cara yang tidak layak. Hal itu mudah untuk melihat apa yang terjadi di sini.

            Di dalam jemaat Korintus ini yaitu dalam surat 1 Korintus 11 ayat 20:  Apabila kamu berkumpul, kamu bukanlah berkumpul untuk makan Perjamuan Tuhan.

            Sebab pada perjamuan itu tiap-tiap orang memakan makanannya sendiri, sehingga yang seorang lapar dan yang lain mabuk.

            Apakah kamu tidak mempunyai rumah sendiri untuk makan dan minum? Atau maukah kamu menghinakan jemaat Allah dan memalukan orang-orang yang tidak mempunyai apa-apa?

            Apakah yang kukatakan kepada kamu? Memuji kamu? Dalam hal ini aku tidak memuji.

            Di dalam jemaat yang mula-mula itu, jemaat akan berkumpul bersama-sama dan mereka akan membawa hidangan makanan siang yang ditutup. Itulah yang anda sebut pada hari ini. Jemaat membawa makanan dan mereka memiliki sebuah agape, itu adalah kata Yunani untuk hal itu. Itu adalah sebuah perjamuan kasih. Ketika orang berkata bahwa mereka tidak pecaya untuk makan di gereja, itu adalah hal yang menggelikan bagi saya di dunia ini. 

            Karena itulah yang mereka lakukan di gereja. Mereka berkumpul bersama-sama dan makan bersama-sama. Dan adalah baik untuk anda untuk makan bersama-sama, seperti yang lainnya. Itu adalah sebuah persekutuan yang baik. Jika ada sebuah keluarga khususnya yang anda kasihi, seorang anggota dari kelompok anda, kesempatan anda untuk keluar makan malam dan mereka akan mengundang anda.

            Hal itu benar sejak Allah menciptakan dunia. Korban pertama merupakan sebuah makan bersama antara Allah dan orang yang menyembah Dia. Ketika orang Kristen pertama berkumpul bersama-sama, mereka makan bersama-sama.

            Dan di akhir makan bersama itu, mereka memperingati Perjamuan Tuhan. Jadi mereka berkumpul di sana dan mereka berasal dari pemberhalaan. Mereka adalah orang-orang yang tidak terpelajar. Mereka adalah orang-orang Kristen baru. Dan mereka akan membawa makanan mereka. Dan orang miskin akan sukar untuk membawa sesuatu. Dan seorang yang kaya akan membawa sebuah jamuan makan. 

Dan ketika tanda diberikan kepada mereka untuk makan, saudara, mereka mencelupkannya.  Dan orang yang telah membawa makanannya sendiri, telah memakan makanannya itu. Dia dan keluarganya dan kelompoknya.

            Dan orang miskin yang tidak membawa apapun atau tidak dapat membawa apapun, mereka pergi dan mereka lapar dan tidak memperoleh apapun untuk makan. Dan beberapa dari mereka mabuk di dalamnya. Mereka hanya mencicipinya.

            Dan itu adalah sebuah kotoran. Dan Paulus berkata: Sebab kamu berkumpul bersama-sama di dalam jemaat untuk melaksanakan Perjamuan Tuhan dan melukan sebuah hal seperti itu merupakan sebuah penghinaan bagi Allah.

            Barangsiapa yang akan datang dan minum serta makan dengan tidak layak di dalam sebuah kebiasaan seperti itu akan bersalah terhadap tubuh dan darah Tuhan. Tepat seperti itu, dosa terhadap penyaliban Tuhan, dan dosa itu untuk datang ke waktu yang kudus ini tanpa sebuah kedalaman yang tajam dari tubuh Tuhan merupakan sebuah penghinaan kepada Allah.  

            Lalu, ketika anda datang, ujilah motif anda. Apakah anda menghormatinya? Apakah anda taat? Apakah anda rendah hati? Di dalam hati yang benar dan di dalam roh yang benar? Apakah engkau mengambil bagian dari roti dan sup?

            Jika anda seperti itu, maka ambil bagianlah. Jika anda memandang rendah, acuh tak acuh, maka jangan. Tetapi lakukanlah itu dengan layak, dalam sebuah kebiasaan yang layak. Maka hal itu akan bermakna dan demikianlah seharusnya.

            Dan sekarang, saya berbicara tentang makna yang terakhir. Apakah makna pokok dari hal itu? Cawan berkat yang atasnya kita mengucap syukur 1 Korintus 10:16: Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus? Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus?

            Saya datang ke meja Tuhan, saya akan bersekutu dengan ibu saya. Saya akan bersekutu dengan dengan suami saya. Saya akan bersekutu dengan sahabat-sahabat saya dan kerabat saya dan tetangga-tetangga saya.

            Lalu, kita memiliki sebuah Hari Ibu untuk para ibu. Kita memiliki sebuah hari bayi untuk anak-anak kita. Kita memiliki sebuah Hari Ayah untuk para ayah. Dan kita memiliki sebuah hari reuni pulang kampung untuk sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga  kita.

            Tetapi di dalam Perjamuan Tuhan, di meja Tuhan, persekutuan kita adalah bersama dengan Kristus. Roti ini adalah dari Dia. Saya bersekutu dengan tubuh Kristus. Ini adalah darah dari Dia. Saya bersekutu bersama dengan tubuh Kristus. Ini adalah sesuatu antara anda dan Kristus.

            Bukankah cawan pengucapan syukur, yang atasnya kita ucapkan syukur, adalah persekutuan dengan darah Kristus. Bukankah roti yang kita pecah-pecahkan adalah persekutuan dengan tubuh Kristus. Ini adalah sesuatu antara anda dan Dia.  

            Sejauh yang kita bisa, kita dapat menghilangakan semua sisa dunia ini. Komuni kita adalah antara kita dan Dia. Sekarang siapa yang datang?

            Orang berdosa, orang berdosa. Jika anda bukan seorang pendosa, maka anda tidak perlu. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa. Jika anda terhilang dan membutuhkan Allah.

            Jika anda tidak miskin dan tidak membutuhkan Dia. Jika anda tidak lemah dan tidak butuh kekuatan. Jika anda cukup dan setara di dalam diri anda, maka anda tidak perlu datang. Anda hanya berada di dalam diri anda. Anda dapat mengatasi semua masalah anda sendiri.

            Anda dapat mengampuni dosa anda sendiri. Anda dapat membangkitkan diri anda sendiri dari kematian. Anda dapat menghadirkan diri anda sendiri di dalam sorga. Anda tidak membutuhkan Dia, maka anda tidak perlu datang.

            Tetapi jika anda memiliki dosa dan membutuhkan seorang Juruselamat, jika anda telah jatuh dan membutuhkan Allah, jika anda terhilang dan butuh untuk menemukan jalan, jika anda bertambah tua dan menghadapi kematian, jika penunggang kuda pucat datang dan anda tidak setara maka anda datanglah.

            Dia telah mati bagi anda. Dia telah dibangkitkan bagi anda. Dia adalah Juruselamat anda. Anda datanglah. Ini adalah sebuah ekspresi dari kebutuhan kita terhadap Dia.

Apa yang dapat membasuh dosa-dosaku?

Tiada yang lain selain darah Yesus

Apa yang dapat membuatku pulih kembali?

Tiada lain selain darah Yesus

Yang menyelamatkanku dari murka dan membuatku suci

Akankah airmataku mengalir selamanya?

Akankan semangatku menjadi lesu,

Untuk dosa yang tak dapat kutebus ini

Engkau harus menyelamatkannya dan hanya Engkau

Di dalam tanganku tiada jasa kubawa

Hanya pada salibmu, aku memohon

Tercurah darah yang kudus

Di bukit golgota

Yang mau bertobat ditebus

Terhapus dosanya

Penyamun yang disisiNya

Diberi anugerah

Dan aku yang penuh cela

Dibasuh darahNya

            Itu adalah untuk anda, jika anda adalah orang yang berdosa. Itu adalah untuk anda, jika anda membutuhkan seorang Juruselamat. Itu adalah untuk anda jika anda ingin datang kepada Allah.

            Lalu, saya akan mengubah himne undangan kita. Kita akan menyanyikan nomor 48. Nomor 48. “Tercurah Darah Yang Kudus.” Nomor 48. Ketika kita menyanyikan himne ini, dan pendeta berada di sini, seseorang dari anda, serahkanlah hati anda kepada Yesus.

            Jika anda ingin datang ke dalam persekutuan jemaatNya. Ketika kita menyanyikan seruan ini, anda boleh datang dan berdiri di dekat saya. “Pendeta, hari ini, saya menyerahkan hati saya kepada Kristus. Atau, hari ini, kami menempatkan hidup kami ke dalam persekutuan jemaatNya.”

            Ketika kita membuat seruan ini, anda boleh datang, saat kita berdiri dan bernyanyi.

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.