KAMI MEMBERITAKAN KRISTUS

(WE PREACH CHRIST)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Korintus 1:21-24

13-03-55

 

           Dalam program telah diumumkan bahwa khotbah pada malam hari ini adalah bagian terakhir dari surat 1 Korintus pasal satu. Dan hari Tuhan berikutnya, kita akan berpaling ke dalam bagian itu. Tetapi pada malam hari ini, saya ingin meneruskan bagian yang yang telah kita baca pada pagi hari ini.    

           Di dalam surat 1 Korintus, pasal satu ayat dua puluh satu hingga ayat dua puluh empat, 1 Korintus 1:21-24:  

Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil. Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

 

            Saya dapat membayangkan bahwa itu akan menjadi sebuah moto yang indah untuk mengukirnya di atas portal dari setiap gereja: “Kami Memberitakan Kristus!” Itu akan menjadi sebuah hal yang indah untuk menempatkannya di atas kertas surat ketika kita mengirim surat dari gereja: Gereja First Baptist Dallas—“Kami Memberitakan Kristus!”

            Mr. Willis kadang-kadang datang kepada saya dan berkata bahwa Pemerintah Amerika Serikat dan Departemen Kantor Pos memberikan kita keistimewaan di dalam mesin perangko yang kecil, untuk meletakkan sebuah moto di atas mesin perangko itu: moto yang dapat kita pilih sendiri. Dan itu akan menjadi sangat baik jika kita menempatkan moto ini—Kami Memberitakan Kristus!

           Dan betapa baiknya sebuah gereja dan para pelayannya yang hanya mendedikasikan diri mereka hanya kepada hal itu—inilah yang harus kita lakukan—hanya ini. Hari Tuhan berikutnya, anda akan tahu ibadah yang seperti apa. Hari Tuhan berikutnya pada sore hari dan setiap kali kita berkumpul, itu akan menjadi sebuah pesan tentang Tuhan Yesus: “Kami Memberitakan Kristus!”  

            Lalu, itu bukanlah sebuah konsepsi teologi yang kita beritakan. Itu bukanlah hal-hal metafisik dan filsafat dan sejarah personalitas yang kita beritakan. Itu bukanlah wahyu dari agama yang bergerak dan esoterik yang kita beritakan. Kita memberitakan Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kita yang hidup dan hadir, yang telah bangkit, yang mendengarkan, yang meregenerasikan, yang menolong, yang menghibur dan yang mengubah! Baiklah, pada jam ini, kita akan menyampaikan sebagaimana Dia telah hidup dan lebih lagi!

            Kami memberitakan Kristus, sebuah kehadiran yang hidup. Itu merupakan sebuah hari yang tragis kejam dan mengerikan, hari penyaliban. Ditinggikan antara bumi dan langit, Anak Allah dipaku di atas atas kayu salib dan pada pukul tiga jumat sore Dia mati. Matanya menjadi pudar dan tertutup. Roh telah meninggalkan tubuhNya. Dia telah mati. Orang banyak yang memandang Dia itu bubar dan berkata, “Dia telah mati.” Dan orang-orang yang lewat, melalui jalan itu berhenti sejenak, dan berkata, “Dia telah mati.”

Dan orang-orang Saduki memberikan selamat atas diri mereka sendiri karena musuh mereka, mereka kembali ke pendengar mereka dan bait mereka serta berkata kepada yang lainnya, “Dia telah mati.” Dan orang-orang Farisi, berbicara dengan penuh kemenangan atas seseorang yang telah mengkhianatiNya, “Akhirnya, Dia telah mati.”

Dan kepala pasukan yang menulis surat laporan kepada wali negeri Roma, Pontius Pilatus menulis, “Dia telah mati.” Para prajurit yang datang untuk mematahkan tulang-tulangNya berkata, “Tidak perlu untuk mematahkan tulang orang yang berada di tengah, karena Dia sungguh-sungguh sudah mati.”

            Ketika mereka menurunkanNya dari atas salib, mereka membungkusNya dengan kain kafan. MenempatkanNya dalam sebuah kuburan dan memateraikan kuburan itu. “Dia telah mati!”

            Dan para wanita yang malam dan putus asa, yang telah melayani Dia dari Galilea menangis di depan kuburan dan berkata satu sama lain, “Dia telah mati. Dia telah mati!”

            Dan murid-murid, sebelas orang dari mereka merayap dalam bayangan dan mereka saling berbisik satu sama lain di dalam keputusasaan yang dalam: “Dia telah mati. Dia telah mati!”

           Dapatkah kita bayangkan nyala yang melompat dari hati ke hati dan dari bibir ke bibir ketika pengumuman yang berenergi dibuat: “Dia tida lagi mati. Dia telah bangkit! Dia tidak lagi di dalam kuburan. Dia hidup! Dia hidup! Dia hidup!”  

            Mereka tidak tahu kapan Dia muncul—di sana atau di sana atau di sana. Di taman, di sana Dia hidup, bangkit dari kematian. Berjalan di sepanjang jalan, Dia berada di samping mereka, telah bangkit dari kematian, berbicara dengan mereka ketika mereka berjalan.

            Di ruang atas, ketika pintu-pintu telah ditutup, tiba-tiba Dia berada di sana, hidup dan telah bangkit dari kematian. Saat mereka menjaring ikan di pagi yang subuh, Dia berdiri di tepi pantai, hidup dan bangkit dari kematian.

            Dan selama empat puluh hari, Dia menampakkan diri kepada mereka. Kemudian akhirnya mereka tidak lagi butuh untuk melihat Dia dengan mata fisik mereka, mereka mengenal Dia dengan kehadiranNya yang berjalan bersama dengan mereka. Dia hidup. Dia hidup!

            Tuhan Yesus telah bangkit dan hidup pada hari ini! Sosok yang paling kuat di dalam sejarah kita, pada masa yang sekarang, pribadi yang paling kuat di dalam dunia pada hari ini bukanlah Perdana Menteri Inggris. Bukan Presiden Amerika Serikat. Bukan diktator Soviet Rusia. Tetapi yang paling kuat bergerak di dalam dunia pada hari ini adalah kehadiran dari Yesus Kristus, Anak Allah. Dia adalah Tuhan yang hidup. 

            Pada tahun 1924, Lenin meninggal, yang telah membawa Rusia ke dalam Komunisme. Dia dimakamkan di Red Square.  Setiap lukisan yang anda lihat di Kremlin di pojok sebelah kanannya bagian pojok adalah makam Lenin. Dia mati mendadak. Dia adalah anak muda yang komperatif. Dia sangat cemerlang di dalam hidupnya. Dia memegang kehendak pemerintahan Soviet di dalam tangannya. Dia mendirikan Komunisme Internasional. 

            Dia mengambil doktrin Karl Marx dan Friedrich Engels dan dia membawa doktrin itu ke dalam sebuah realitas dari pemerintahan Soviet Rusia yang menakutkan dan mengerikan. Dia meninggal pada tahun 1924. Hari demi hari dan tahun demi tahun, ribuan orang berbaris menuju makam Lenin. Dia ditempatkan dalam sebuah peti kaca. Tubuhnya dipelihara dengan indah. Dan mereka melihat wajah yang mati dan kaku dari pendiri Rusia.

            Ketika Lenin meninggal pada tahun 1924, Dewan Agung dari Republik Sosialis Soviet Rusia membuat sebuah pengumuman kepada dunia dan mereka mengukirnya di atas kuburan itu. Dan pengumuman itu adalah seperti ini: “Tidak seorang pun yang pernah ditempa seperti Lenin. Dia adalah pemimpin terbesar manusia. Dia adalah pengajar terkemuka sepanjang waktu. Dia adalah penulis dari sebuah aturan sosial yang baru. Dia adalah tuhan dari umat manusia yang baru. Dia adalah juruselamat dunia.”  

            Tanpa diketahui oleh Dewan Agung dari Republik Sosialis Soviet Rusia, mereka mengeja kekalahan mereka dan ajal mereka di dalam teks kata kerja yang mereka gunakan. Dia adalah (was) pemimpin terbesar di antara umat manusia. Dia  adalah (was) pengajar terkemuka sepanjang zaman. Dia adalah (was) penulis dari aturan sosial yang baru. Dia adalah (was) tuhan dari sebuah umat manusia yang baru. Dia adalah (was) juruselamat manusia. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja dalam bentuk lampau. 

           Tetapi ribuan orang melewati wajahnya yang mati dan dingin. Dengan kejayaan apa? Dengan kemenangan apa? Dan dengan kemuliaan apa pengikut Tuhan Yesus Kristus mengubah kata kerja dari kalimat itu?  

           Tidak seorang pun yang bekerja di dalam sejarah, di dalam waktu, di dalam hati manusia seperti Tuhan Yesus. Dia “adalah (IS)” ….. Dia adalah (is)  pemimpin terbesar di anatara manusia. Dia adalah (is) guru pengajar terkemuka sepanjang zaman. Dia adalah (is) Tuhan atas umat manusia yang baru. Dia adalah (is) Juruselamat dunia. Kami memberitakan Kristus—seorang Juruselamat yang hidup—Tuhan yang hidup—sebuah kehadiran yang hidup.   

            Di departemen orang muda dari sekolah minggu kita, rabu malam, mereka memiliki sebuah pelajaran tentang doa. Dan Istri saya yang mengajar kelompok pengajar itu, ketika saya kembali minggu yang lalu berkata kepada saya: “Kami sedang berpikir dan berbicara dalam kelompok itu tentang konsepsi Allah ketika kita berdoa.”

            Kemudian dia berkata kepada saya: “Apa yang engkau miliki di dalam pikiranmu ketika engkau berdoa? Seperti apakah Allah? Apa yang engkau miliki di dalam pikiranmu ketika engkau berdoa? Seperti apakah Yesus?” 

            Lalu, saya telah memiliki sebuah jawaban yang telah tersedia. Jika anda menanyakan pertanyaan itu kepada saya, saya dapat menjawab anda dengan tepat. Ketika saya berdoa kepada Allah, Allah Bapa kita, saya tidak memiliki konsepsi fisik. Dia adalah seperti yang Dia inginkan, saya tidak dapat mengukurnya, karena Allah adalah Roh. Saya tidak dapat masuk ke dalam misteri Allah. Itu adalah alasan bagi inkarnasi Yesus Kristus. Sehingga kita dapat memiliki sebuah pengetahuan tentang Allah yang dapat kita ketahui dan bersekutu denganNya. Selama Allah tetap tinggal sebagai pencipta dunia yang menempatkan bintang-bintang di angkasa. Menciptakan segala hal yang luar biasa yang dapat kita lihat di dalam daratan dan di lautan dan itu akan menjadi sama seperti konsepsi Allah bagi saya. Maka saya tidak memiliki konsepsi sama sekali.  

           Allah yang hidup, yang mengendalikan seluruh alam semesta ini di dalam tanganNya, yang menciptakan segala sesuatu, saya tidak dapat memasukinya. Saya tidak tahu. Saya tidak berusaha. Allah tidak memiliki tubuh. Allah tidak memiliki rupa. Allah tidak memiliki daging. Dia tidak memiliki tulang. Allah adalah Roh. Saya tidak dapat memasuki hal itu. Hal itu melampaui saya.   

            Ketika seseorang meninggal, rohnya meninggalkan dia. Apa yang meninggalkan dia? Saya tidak dapat masuk ke dalam hal itu. Saya tidak memiliki konsepsi tentang hal itu. Rohnya pergi. Saya tidak tahu. Saya tidak tahu. Tetapi saya tahu seperti apakah manusia. Saya tahu seperti apakah tubuhnya. Saya tahu seperti apakah suaranya. Saya tahu seperti apakah kehadirannya. Saya tahu seperti apakah kehadirannya. Saya tahu bagiamana dia memandang melalui matanya. Saya tahu sedikit banyak tentang denyut dan perasaan dari dalam jiwanya dan hatinya yang diekspresikan dalam gerak tangannya, di dalam nada suaaranya, di dalam wajahnya, saya mengetahuinya.   

            Dan itu merupakan hal yang sama tentang Tuhan Yesus: Dan saya membayangkan Yesus dengan dua cara. Yang pertama, saya membayangkan Dia ketika saya berdoa. Saya membayangkan Tuhan Yesus yang sedang membungkukkan telingaNya dari sorga dan mendengarkan doa kita. Dan itulah Tuhan Yesus yang saya miliki di dalam pikiran saya, yang berada di sini pada malam hari ini, dan melihat kemari pada malam hari ini, bahwa Tuhan Yesus yang memiliki daging. Dan Dia memiliki tulang. “Rabalah Aku dan lihatlah.”

Dan Tuhan berkata: “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku."

 

            Dia adalah seorang manusia, yang dimuliakan, kekal, transeden, dan ditransfigurasikan—tetapi Dia adalah seorang manusia, dan yang paling mulia dari semua manusia yang pernah hidup. Matanya, rambutNya, sikapNya, sosokNya, jika anda mengkombinasikannya di dalam satu konsep yang mulia, maka seluruh seniman di dunia bahwa tidak dapat melukiskan setengah dari kemuliaan Tuhan Yesus itu. 

            Kemudian, kadang-kadang saya membayangkan Dia seperti ketika Paulus melihatNya di jalan ke Damsyik. Kadang-kadang saya membayangkan Dia sama seperti ketika Yohanes melihatNya di Pulau Patmos. Ketika Dia muncul, sama seperti matahari terbit yang menerangi malam dan kegelapan yang dapat dibandingkan dengan kemuliaan dari cahaya wajahNya. Itu adalah cahaya dan kemuliaan dan keajaiban dari seluruh langit. Itulah Tuhan Yesus. Dia sama seperti seorang manusia—seorang manusia yang mulia—seorang manusia yang penuh kejayaan—manusia yang menang. Tuhan Yesus yang hidup dan berkuasa dan dimuliakan serta kekal! Dan ketika saya berdoa, saya berdoa di dalam nama itu dan kadang-kadang juga, sebuah inkarnasi manusia yang mulia.

           Dia hidup, Juruselamat kita, kita memberitakan Kristus yang hidup, yang hadir dan mendengarkan. Kita memberitakan Kristus, Juruselamat yang kekal. Dengan hal itu, dapatkah saya mengutipnya? Di dalam Injil Yohanes, saya telah membacanya dalam bahasa Yunani pada suatu malam dan kata-kata itu tetap tinggal di dalam hati saya tanpa ragu: “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai orphanos.”  Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu, “orphanos.”  Aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian. Aku tidak akan mengabikan kamu. Tuhan kita dan Juruselamat kita, Tuhan yang kekal, Juruselamat yang kekal. 

            Seorang wanita datang menemui saya. Dia datang menemui saya di ruang belajar saya. Suaminya telah meninggalkan dia dan telah menikah kembali. Dia memiliki dua orang anak. Dia berada dalam keputusasaan yang dalam. Dia berada dalam masa wanitanya yang terbaik. Dia adalah seorang wanita yang cemerlang. Ah, tetapi tujuan dari kedatangannya kepada saya justru karena kemurungan dan keputusasaan dalam hidupnya. Dan keyakinannya akhirnya tiba ke dalam hal ini: Dia begitu banyak mengeluarkan air mata, dan berada dalam tekanan siang dan malam dan keputusaasaan hidup, seakan-akan Allah telah mengabaikannya. 

           Itu merupakan sebuah kesempatan dan kewajiban yang mulia bagi saya sebagai seorang gembala untuk menyampaikan kepada dia pada pagi hari ini: “Saudaraku, di kedalaman hidup kita, di dalam penderitaan dan keputusasaan di dalam hidup kita, Kristus harus datang. Bahwa Dia harus dekat. Atau sama seperti yang anda nyanyikan dalam pujian kita: Dia yang termulia.”  

            Jika Dia hanya merupakan Allah pada musim yang baik, jika Dia hanya sahabat pada musim panas, jika Dia di sini hanya pada saat-saat gembira dan nyanyian berirama bahagia dan terang dan jika hari cerah dan hangat, jika Dia hanya seperti itu, ah, jiwaku, bagaimana dengan hari ketika masa-masa yang tragis menghantam.

            Bagaimana dengan hari pada usia senja dan kematian? Bagaimana dengan rasa dingin dan kegelapan malam serta kematian? Jika Dia hanya sebatas itu? Hanya seperti itu? Tidak, tidak! Seluruh janji yang telah tertulis di Alkitab ini adalah jaminan bagi kita ketika ayah kita dan ibu kita meninggalkan kita, maka Tuhan akan mengangkat kita. 

            karena Dia telah berkata: “Aku tidak akan meninggalkan engkau. Aku tidak akan meninggalkan engkau dalam keadaan berduka. Aku akan datang kepadamu.” Janji ini dan ribuan hal lainnya yang memberikan jaminan kepada kita sebagai kekuatan kita dan perlindungan kita di dalam waktu yang tidak dapat dihindari dan hari-hari tertentu yang terbentang di depan.

            Tidak selamanya kehidupan akan suram, tetapi akan jatuh ke dalam cahaya. Tidak ada jalan yang tidak melalui lembah. Tidak ada jiwa yang tidak mengenal penderitaan dan tekanan di dalam hidup ini. Itu adalah bagian dari dunia ini. Di dalam dunia ini, anda akan mengalami kesukaran. Usia tua yang terbentang di depan. Rasa sakit yang terbentang di depan. Kematian yang terbentang di depan. Untuk beberapa rasa sakit dan keputusasaan, Dia adalah Juruselamat kita yang abadi.

            bawalah itu kepada Tuhan. Buatlah itu menjadi sebuah permohonan doa. sampaikanlah kepada Yesus. Justru ketika kita sangat membutuhkan Dia, Yesus sangat dekat untuk menghiburkan dan memberi rasa nyaman. Kita memberitakan Kristus. Kita memberitakan Kristus—seorang pembebas, seorang pengubah dan roh yang meregenerasikan.

           Anda mungkin berkata, “Pendeta, begitu sedikit keyakinan tentang Yesus ini dan begitu banyak khotbah ini dan begitu banyak hal yang berada di luar sana. Sangat-sangat jauh. Yang selalu berubah. Sangat tidak terukur dalam khotbah ini dan mimbar ini.   Mereka hanyalah bunyi dan kalimat dan angan-angan dan khayalan dan bahan yang dirangkai sedemikian rupa. Tetapi ini adalah kenyataan yang keras—dimanakah Yesus? Dimanakah Dia? Dan seperti apakah Dia? Hal itu tidak menyentuh saya. Anda tidak tahu dan anda tidak menyadarinya.””

            Sebagai contoh: Katakanlah dalam sebuah kota yang asing, kota asing yang sangat besar. Dan katakanlah dalam sebuah kota yang besar, berjalan dalam sebuah jalanan yang gelap dan seseorang melangkah bersama dengan anda, dibelakang anda. Dan jalan yang anda telusuri menuju kepada kesukaran dan tempat yang sama sekali tidak anda ketahui. Sangat gelap dan semuanya tampak sama. Dan di sana ada seseorang yang sedang mengikuti anda. Tebaklah apa yang anda pikirkan tentang hal itu? Orang yang mengikuti saya yang berada di sana, ketika saya berpaling ke pojok, dia berpaling ke pojok. Ketika saya menyusuri jalan yang gelap itu, dia berada di belakang saya. Ketika saya berpaling, ketika saya berhenti, dia berhenti.

            Lalu, apakah dia kaya atau miskin? Saudara betapa sangat kurang ajar. Apakah dia hitam atau putih? Betapa banyak keingintahuan tentang dia. Dan betapa banyak minat yang ingin kita ketahui tentang Dia: Apakah dia orang baik atau orang jahat? Jika anda mengenal dia sebagai orang Kristen, seorang Kristen yang baik, seberapa banyak hal itu dapat menenangkan anda?  

            Katakanlah anak gadis anda berjalan dengan tak tentu arah saat ke sekolah. Dia hanya sebuah boneka kecil. Dia berumur delapan tahun. Dan dia berangkat ke sekolah. Dia berusia sepuluh tahun. Dia berangkat ke sekolah. Dia berusia dua belas tahun. Dan dia berangkat ke sekolah. Entah bagaimana, anda lupa memberitahukan kepadanya: “Sayang, jangan pernah masuk ke dalam sebuah mobil bersama dengan orang yang tidak kamu kenal. Jangan pernah melakukan hal itu.” Anda lupa memberitahukannya. Anda tidak pernah mengajarkan hal itu. Dan sekitar tiga blok dalam perjalanannya, melampui bunyi suara anda, boneka kecil itu berjalan di sepanjang jalan, untuk pergi ke sekolah dan seseorang berhenti di dalam mobil dan dia membuka pintu dan berkata kepadanya: “Kamu mau pergi ke sekolah? Masuklah ke dalam mobil. Saya akan membawamu. Saya sedang menuju arah yang sama.” 

            Dan melihat gadis kecil itu masuk ke dalam sebuah mobil bersama dengan orang asing dan dia menutup pintu dan mengemudikan mobilnya. Apakah dia orang miskin atau orang kaya? Seperti apakah orang itu? Hanya satu hal yang ingin anda ketahui? Apakah dia orang baik atau orang jahat? Hanya itu! Apakah dia adalah seorang Kristen yang baik? Betapa pentingnya hal itu.

            Saya telah berdiri di sebuah bank, bank terbesar yang pernah saya lihat. Dan saya berkata kepada seorang yang mengawasi semua itu—anda tahu mereka menunjukkan mereka—saya berkata kepadanya: “Anda tahu, uang anda pasti terjamin di belakang sebuah pintu seperti itu, benarkah?” 

            Dia berkata, “Dengar saudara, anda tidak akan pernah kehilangan uang anda berdasarkan nilai pintu bank anda. Anda dapat kehilangan uang anda berdasarkan banker yang jahat.”

            Apakah hal ini yang terjadi di Lousville? Saya tidak tahu. Tetapi saudaraku, mereka mendapati sebuah gembok yang terpasang di  First National Bank yang berada di sana. Dan hal-hal ini muncul, bukan karena seseorang yang merusak pintu bank itu. Hal itu timbul karena sesuatu yang salah dengan orang-orang yang berada di bank itu.

            Tidak ada sebuah institusi di dunia ini, sebuah perusahan yang terjamin, sebuah bank yang terbesar, yang memiliki jaminan jika tidak dibangun di atas karakter dan integritas orang-orang yang mengelolanya. Jika mereka adalah orang Kristen yang luar biasa, maka itu adalah sebuah perbedaan yang besar, anda tidak perlu khawatir tentang gubernur negara bagian anda, jika dia adalah seorang manusia Allah. Jika dia bukan manusia Allah,  dibelakang setiap undang-undang pasti ada yang bengkok. Dan seluruh hukum dari negara dan seluruh pembuat hukum di dunia tidak dapat menjamin pemerintahan anda tetap lurus, jika manusia yang memimpinnya adalah seseorang yang licik. 

            Tetapi jika dia adalah seorang manusia Allah yang hebat, anda dapat mempercayainya dengan hukum pemerintahan dan nasib dari masyarakat. Itulah alasan mengapa anda tidak dapat melakukan bisnis dengan Rusia. Itu adalah alasan mengapa anda tidak dapat melakukan bisini dengan Cina. Dan sebab perjanjian yang telah mereka tanda tangani nilainya  tidak melebihi kertas yang di atasnya perjanjian itu ditulis. Mengapa? Karena rakyat mereka, penguasa mereka, dan pemrintahan mereka tidak dibangun di atas dasar keyakinan bahwa ada Allah. Dan diluar Allah tidak ada moralitas. Dan di luar Allah tidak ada karakter yang baik. Dan di luar Allah tidak ada hal-hal yang pokok.

            Dan anda tidak pernah dapat menemukan kedamaian dengan sebuah bangsa dan sebuah pemerintahan yang didedikasikan kepada paham materialisme yang mengerikan dan kekafiran yang menyolok serta ateisme. Anda katakana hal-hal ini tidak masalah. Mereka menyesatkan dan membengkokkan kehidupan kita. Mereka adalah dasar, segala sesuatu yang kita bangun berada di atasnya. Kita memberitakan Kristus. Saya harus menutup khotbah ini. Saya tidak dapat menemukan bahan yang lebih baik selain dari hal itu. Saya merasa ditinggikan di dalamnya.

            Saya tidak pernah membaca sesuatu yang lebih baik yang mereka sampaikan kepada saya di dalam laporan surat kabar tentang apa yang telah terjadi di Pasifik Selatan ketika angkatan laut kita dan angkatan udara kita melangkah ke Filipina. MacArthur telah berkata: “Saya akan datang kembali.”

           Kita telah berjanji untuk membebaskan teman sebangsa kita yang berada di seberang lautan. Dan para pria kita yang berada di angkatan laut, di angkatan udara dan di angkatan darat telah menetapkan pandangan mereka untuk membebaskan Filipina.   

           Di dalam garis serangan itu, sementara mereka berada di pulau itu sedang berharap, pergi ke sini dan pergi ke sana, di dalam garis serangan itu, ada sebuah pulau batu karang yang dihuni oleh seorang pemimpin dan suku bangsanya. Agar dapat menghindarkan pemimpin itu dan sukunya, suku dari laut selatan itu, untuk menghindarkan mereka dari serangan yang gencar, pesan dikirim kepada mereka bahwa sebuah kapal perang akan diberangkatkan untuk mengevakuasi mereka ke pulau karang yang lain agar mereka dapat aman dalam hari pertempuran. 

            Kemudian sebuah kapal perang yang besar dikirim dan membuang jangkar di laut yang lebih dalam, kemudian perahu-perahu kecil dikirim ke pulau karang itu untuk mengumpulkan pemimpin itu beserta sukunya yang merupakan penduduk asli dan menaikkan mereka ke dalam perahu kecil serta membawa mereka ke dalam kapal perang yang besar dalam rangka penyelamatan mereka.

            Kemudian, pemimpin dari penduduk asli itu meminta agar mereka semua diperkenalkan kepada kapten kapal. Jadi ketika mereka semua dibawa di atas kapal kecil itu, kepada pemimpin perang, mereka semuanya di bawa. Lalu mereka membuat sebuah tempat berjalan di atas dek kapal perang Amerika Serikat. Seluruh pelaut, seluruh marinir dan seluruh orang yang berbaris di sini lainnya berdiri sambil memberikan penghormatan. Dan di sudut yang paling jauh dari kapal perang itu adalah kapten kapal. Dan pemimpin suku asli itu dan perdana menterinya dan orang-orang dalam pemerintahannya dan seluruh keluarga mereka dan seluruh anak-anak mereka, mereka semua berbaris menurut panjang kapal itu untuk diperkenalkan kepada kapten. 

            Tetapi apa yang tetap tinggal di dalam pikiran saya adalah hal ini: Di depan kepala suku dan di depan dari seluruh menteri dari pemerintahan pulau kecil itu, di depan semua orang yang berbaris menurut panjang kapal perang itu untuk diperkenalkan kepada sang kapten, di depan semuanya ada seorang penduduk asli dengan sebuah Alkitab besar yang terbuka di dalam tangannya. Dan ketika mereka berbaris untuk diperkenalkan kepada kapten, pria itu berdiri ke depan dengan sebuah Alkitab yang terbuka di dalam tangannya—itu merupakan cara kepala suku untuk memberitahukan kepada angkatan laut Amerika dan kepada kapten kapal perang: “Kami adalah sebuah masyarakat dari Alkitab ini. Kami adalah sebuah masyarakat Kristen. Kami bukan suku penyembah berhala. Kami adalah orang-orang Kristen. Kami menyembah dan meninggikan Tuhan Yesus Kristus. Kami adalah sebuah masyarakat dari Alkitab.”

           Saya tidak mengetahui nama-nama mereka. Saya telah lupa nama dari pulau kecil tempat dari mana mereka berasal. Tetapi anda dapat melakukan bisnis dengan kepala suku itu. Anda dapat melakukan bisnis di pulau itu. Mereka adalah masyarakat yang dibangun di atas batu karang yang kokoh dan tidak dapat diubah dari wahyu Yesus Kristus Anak Allah. Kami memberitakan Kristus.  

            Sekarang, kita akan menyanyikan pujian kita. Dan sementara kita menyanyikannya, seseorang dari anda, yang mau menyerahkan hati anda kepada Tuhan, anda boleh datang. Seseorang yang mau  meletakkan hidupnya dan suratnya ke dalam jemaat; anda boleh datang. Seseorang yang mau mendedikasikan kembali hidupnya kepada Tuhan Yesus, anda boleh datang. Bagaimanapun Allah akan berfirman, membuka jalan dan memnbuat sebuah seruan dan anda boleh datang. Bagi anda yang berada di atas balkon, atau di mana saja, saat kita bernyanyi, saat kita berdoa dan saat kami menantikan anda, anda boleh datang. 

            “Pendeta, malam ini, saya menerima Tuhan sebagai Juruselamat saya.” Atau, “Malam ini saya akan bergabung ke dalam persekutuan jemaat ini.” Ketika Allah akan menyampaikan firman, membuka jalan, anda boleh datang. Datanglah saat kita berdiri dan bernyanyi.   

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.