KEKUATAN UNTUK PENCOBAAN
(STRENGTH FOR THE TEMPTED)
Dr. W. A. Criswell
1 Korintus 10:5-13
23-10-55
Pada malam hari ini, dalam seri khotbah kita melalui surat 1 Korintus, kita akan mulai dari pasal sepuluh ayat lima hingga ayat tiga belas. Saya telah memberitahukan kepada anda bahwa bagian ini berhubungan dengan sebuah nasehat dari rasul Paulus tentang kedisplinan, tentang memberikan diri anda ke dalam pekerjaan Tuhan.
Dan dia berkata di bagian akhir pasal sembilan, bahwa sangat mungkin bagi dirinya untuk ditolak dalam pelayanannya. Dan kemudian dia menggunakan ilustrasi lain, dan dia berbicara tentang bapa-bapa Israel, yang meskipun mereka memiliki semua keistimewaan dari kehadiran dan kuasa Allah, mereka gagal.
Dan inilah cara bagaimana dia menyampaikannya. Setelah menyebutkan mereka, setelah berbicara tentang makanan rohani mereka dan minuman rohani mereka, kemudian dia melanjutkan.
“Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka, karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat, dan supaya jangan kita menjadi penyembah-penyembah berhala, sama seperti beberapa orang dari mereka, seperti ada tertulis: "Maka duduklah bangsa itu untuk makan dan minum; kemudian bangunlah mereka dan bersukaria."
Janganlah kita melakukan percabulan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga pada satu hari telah tewas dua puluh tiga ribu orang.
Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular.
Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba.
Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.
Lalu, ada tiga hal di dalam ayat dua belas dan ayat tiga belas yang menjadi teks kita pada malam hari ini. Yang pertama adalah hal ini, bahwa kita semua berada di dalam bahaya di sepanjang waktu.
Kita memiliki seorang musuh, Setan, yang merupakan seorang penipu dan memiliki hikmat melampaui semua hikmat yang pernah dimiliki manusia. “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.” Kita semua berada di dalam bahaya sepanjang waktu.
Lalu, pernyataan kedua. Pencobaan-pencobaan yang datang kepada kita tidak melampaui kekuatan kita. Mereka adalah pencobaan yang umum, pencobaan sehari-hari, sejak ras manusia diciptkan. Tidak ada suatu pencobaan yang merupakan sebuah pencobaan yang sangat hebat. Setiap pencobaan yang kita hadapi adalah sebuah hal umum yang sudah sangat lama.
Bapa-bapa leluhur kita telah memilikinya; mereka telah bergumul dengan hal itu. Dan kita memiliki pilihan, hal itu bergantung kepada kita. Kita dapat melakukannya jika kita berkenan, sebab itu adalah sebuah hal biasa yang kita hadapi.
Lalu, hal ketiga adalah hal ini. Di dalam teks saya, Allah bertempur di sisi manusia yang menghadapi semua isu dan masalah serta pencobaan-pencobaan hidup. Kita memiliki seorang penolong. Kita memiliki sebuah kekuatan. Kita memiliki sebuah nama yang menaklukkan. Kita memiliki seorang Imam Besar yang setia.
Lalu, ada tiga hal di dalam teks ini. Biar saya membacanya kembali. “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Sekarang, mari kita mulai. Kita semua berada dalam bahaya sepanjang waktu. “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh.”
Apakah anda mengingat di Taman Eden di mana pohon pencobaan ditempatkan? Apakah anda mengingatnya? Kitab Kejadian berkata bahwa pohon itu ada di tengah-tengah taman itu. Ia tepat berada di pusat Taman Eden. Seluruh jalan setapak dipusatkan ke sana, dan Adam serta Hawa melewatinya setiap hari dalam hidup mereka.
Kita tidak berada dalam firdaus saat ini. Kita berada di luar Eden. Tetapi pohon pencobaan tetap berada di tengah-tengah kehidupan kita. Setiap jalan setapak yang kita jalani melalui hal itu. Kita melihatnya setiap hari di dalam hidup kita.
Hal ini dari Allah. Tuhan menempatkannya di sana. Dan orang yang berpikir, “Aku tidak tersentuh, aku tidak dapat dicobai,” adalah orang yang tidak mengenal dirinya sendiri. Dan Paulus berkata bahwa dia adalah orang yang akan segera jatuh. Berhati-hatilah, berhati-hatilah!
Tidak ada sebuah area dalam hidup, tidak ada sebuah tempat di dalam hidup di mana pencobaan tidak menyerang dengan ganas, dengan gencar, dengan penuh berani dan penuh nafsu.
Ada pencobaan yang datang kepada kita pada waktu kita muda saat darah menggelegak dan panas. Tetapi juga ada pencobaan yang datang pada saat kita dewasa dan saat di pertengahan umur, dan juga ada pencobaan lainnya dan musuh lainnya yang datang kepada kita saat usia tua dan mulai lemah.
Satu kali seseorang berkata, “Kesempatan mengetuk hanya satu kali, tetapi pencobaan menyerang hidup kita setiap hari.”
Ketika Tuhan membingkai kita dan ketika Allah menciptakan kita, Dia menempatkan sesuatu di dalam kita yang selalu mencobai. Ada sesuatu di dalam sifat manusia yang terjalin di dalam seluruh akar dari struktur kita yang entah bagaimana tunduk kepada kejahatan dan malapetaka.
“Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Pencobaan ini datang dari Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
“Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
“Dan apabila keinginan itu telah dibuahi; ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.”
Hal itu berada di dalam kita. Pohon kehidupan—pohon pencobaan, seperti pohon kehidupan ditempat di sana untuk sebuah pilihan. Tetapi kecendrungan untuk terjebak setelah kejahatan dan untuk melakukan kejahatan, terjalin di dalam natur kita yang telah jatuh. Hal itu berada di dalam kita.
Kadang-kadang kita berada dalam sebuah ketenangan seperti sebuah kapal dalam pelabuhan. Dan kadang-kadang kita berada dalam lautan yang mengamuk. Kadang-kadang hal itu tenang bersama dengan kita. Kadang-kadang kita dilemparkan ke dalam nyala api yang dipanaskan tujuh kali lebih panas.
Tetapi setiap orang akan melalui tahap-tahap itu. Dan dengan “setiap orang” saya maksudkan setiap jiwa yang hidup akan dicobai oleh Setan. Itu adalah pekerjaannya. Itu adalah urusannya, pergi dan berkeliling dunia mencari orang yang dapat dia telan.
Dengan tipuannya serta bujuk rayunya tentu saja sangat cerdas. Di Taman Eden, Adam dan Hawa melihat pohon itu, dan Setan berkata, “Apakah Allah berkata engkau akan mati jika engkau makan buah itu? Mengapa, Allah mengetahui lebih baik dari itu. Lihat pohon itu. Ia membuat aku berhikmat. Baik untuk dimakan, untuk membuka matamu, untuk membuat engkau sama seperti Allah.” Itulah Setan.
Ketika Tuhan berdiri bersama dengan Abraham di atas bukit dan Lot memiliki pilihannya, di sana ada dataran lembah yang banyak airnya. Dan di daratan itu terletak kota Sodom dan Gomora.
Dan Setan berkata, “Lihatlah kekayaan kota itu. Lihatlah lembah yang indah dan subur itu. Lihatlah semua kesempatan yang ada di Sodom.” Dia membentangkan kemahnya ke arah Sodom. Itulah Setan.
Ketika Yerikho jatuh, Akhan menyentuh hal-hal yang terkutuk dan menyembunyikan jubah buatan Babel, karena Setan berkata kepadanya, “Siapakah yang akan menemukan ini dan siapakah yang akan tahu?”
Dan Daud berkata dalam hatinya, “Bukankah aku seorang raja? Tidakkah aku dapat memiliki orang yang aku kehendaki dan yang aku inginkan?” Itulah Setan.
Dan tidak ada sebuah waktu atau suatu periode di dalam kehidupan seseorang di mana hal-hal ini tidak menyerang dia. Mengapa, hanya sekali saja. Mengapa, itu bukanlah masalah. Mengapa, itu adalah sebuah keistimewaan bagimu. Mengapa, siapakah yang akan tahu? Tentang hal ini—apa yang kamu ketahui tentangnya? Mengapa engkau tidak mengambilnya untuk dirimu sendiri? Mengapa engkau tidak mencobanya?
Saya tidak dapat menggambarkan seberapa sering saya telah diminta oleh orang-orang untuk pergi mengunjungi tempat-tempat yang kotor. Oh, mereka menginginkan saya untuk melihat kehidupan malam dari Kota Dallas atau kehidupan malam dari Paris.
Atau mereka berkata, “Anda tidak dapat menjadi pengkhotbah yang baik dan anda tidak dapat memberitahukan orang-orang kecuali anda tahu semua hal-hal yang kotor dan menjijikkan ini.”
Itulah iblis. Mengapa engkau tidak pergi melihat hal ini? Mengapa engkau tidak pergi dan berbagi di dalam hal itu? Mengapa engkau tidak pergi dan mengunjungi itu?
Kemudian dia berkata, “Bagaimanakah engkau mengetahui rasa anggur itu? Bagaimanakah engkau mengetahui rasa bir itu? Bagaimakah engkau tahu tentang minuman keras itu? Bagaimana engkau tahu tentang hidup itu?”
Dan khususnya kepada orang muda, dia berkata, “Mengapa menjadi seorang yang sportif! Apa masalahnya dengan hal itu? Mengapa, marilah. Menjadi salah satu bagian dari orang banyak!” Kemudian dia berbisik, “Lagi pula, engkau hanyalah manusia biasa sama seperti lainnya.” Itulah Setan. Itulah Iblis.
Anda tidak perlu diajar di dalam dosa. Saya tidak perlu memiliki demam tifus untuk mengatahui bahwa itu buruk. Saya tidak perlu disuntik dengan tuberkolosis untuk mengetahui bahwa saya tidak menginginkannya. Anda tidak perlu pergi keluar sana dan tinggal di dalam sampah masyarakat dan pergi ke seluruh selokan Dallas untuk mengetahui bahwa ada selokan-selokan di kota ini.
Kotoran dan hal-hal yang cemar, hal-hal yang memalukan dan kebusukan, dosa dan kejahatan, itulah iblis—lewatkanlah, lewatkanlah.
Tetapi dia mendakwa dan dia berseru siang dan malam. Dan dia tidak pernah berhenti, dia tidak pernah menyerah. Kita semua dicobai. Orang muda, seperti yang saya katakan, dalam kaitannya dengan gejolak hidup di dalamnya, dia memiliki pencobaan tertentu.
Pria dewasa dan wanita dewasa, mereka memiliki pencobaan tertentu. Godaan untuk sibuk dalam menghasilkan uang merupakan pencobaan yang paling kotor yang pernah anda lihat dalam kehidupan seseorang. Seseorang yang kuat, seseorang yang meraih kedewasaannya, dia menghasilkan uang dan dia menyukainya. Dia menyukai uang. Dia mengasihi tempatnya.
Ada orang yang sangat ambisius. Dia menginginkan banyak hal yang ada di depannya. Dan dia melakukan segala sesuatu agar mencapai akhir itu. Dia ingin dipilih. Dia ingin menentramkan populasi.
Banyak hal datang kedalam hidup seseorang yang berasal dari iblis: pencobaan untuk membanggakan dirinya, pencobaan supaya ditinggikan, pencobaan untuk menjadi sombong, pencobaan untuk dipuji, dibujuk, dijilat dan dibelai.
Entah mengapa, ada kesukaran dalam setiap manusia yang hebat di dalam dunia ini yang kepalanya tidak dapat tidak berpaling oleh pujian. Dan orang yang besar adalah orang yang paling mudah untuk memalingkan kepalanya. Dia menjadi terbiasa untuk menyukai kata-kata yang manis dan pujian yang indah. Hal itu berasal dari iblis.
Dan usia tua memiliki godaannya tersendiri. Kadang-kadang hal yang paling keras dari semua orang di dalam dunia ini adalah orang-orang tua kita. Mereka menuntut anak-anak mereka. Dan mereka menuntut banyak hal dari orang lain juga—dan mengeluh serta mereka merasa sakit jika tidak dilayani seperti yang mereka inginkan. Itu adalah iblis. Kita semua dicobai dalam setiap periode hidup kita.
Seberapa sering anda dicobai? Seberapa banyak dari kita yang dicobai untuk menjadi kasar di dalam temperamen kita? Untuk menjadi cepat berbicara? Untuk menjadi sengit di dalam perkataan kita dan sikap kita? Itu adalah iblis yang mengoyak-ngoyak kita, membuat kuasa antara kita dan teluk antara kita dan segala hal untuk meruntuhkan dan menghancurkan hidup kita. Kita semua dicobai, kita semua, sepanjang waktu.
Jika ada seseorang yang dapat melarikan diri dari hal itu, maka itu adalah Tuhan Yesus Kristus. Anda lihatlah ke dalam Alkitab.
Di dalam Kitab Matius pasal empat, disebutkan, “Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.”
Anda lihat lagi di dalam Kitab Ibrani. Ibrani 2:18, “Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita oleh pencobaan.”
Lihat lagi ke dalam pasal selanjutnya, yaitu dalam pasal 4:15, “Sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.”
Kita dicobai, setiap orang dari kita. Dan seseorang yang berkata, “Saya bukan salah satu sasaran dari iblis. Saya tidak takut,” Saudara anda mungkin yang terburuk dari semua. Karena dosa kesombongan dan kemunafikan dan ketidaktaatan merupakan dosa yang paling buruk dari semua dosa yang ada di dunia. Kita semua berada dalam bahaya sepanjang waktu.
Kemudian, mari kita berpaling ke dalam pernyataan yang kedua. Pencobaan yang meliputi kita merupakan pencobaan yang umum bagi semua manusia. Tidak ada sesuatu yang baru tentang hal itu. Tidak ada sesuatu yang baru untuk disampaikan tentang hal itu. Tidak ada sebuah pengalaman baru di dalam setiap bagian dari hal itu.
Menelusuri setiap jalan manusia di hadapan kita yang telah dijelajahi. Rasul-rasul telah berjalan melalui jalan itu. Mereka telah dicobai oleh iblis.
Orang-orang kudus dan para martir telah melalui jalan itu. Mereka telah dicobai oleh iblis. Semua bapa-bapa leluhur yang hidup sebelum kita, mereka semua telah dicobai oleh iblis. Dan setiap orang di sekitar kita, mereka telah dicobai oleh iblis.
Anda melihat mereka dan anda berkata, “Bukankah sangat hebat untuk memiliki sebuah watak seperti orang itu?”
Dan anda melihat dia dan anda berkata, “Bukankah sangat hebat untuk menjadi orang itu!”
Dan anda melihat dengan takjub dan berkata, “Bukankah sangat hebat untuk menjadi sama seperti hal itu!”
Tetapi anda tidak tahu. Di dalamnya, iblis mencobai mereka juga. Kita semua, hal-hal ini yang menimpa kita, setiap orang melalui jalan itu. Mereka adalah sesuatu yang umum bagi manusia.
Allah melihat hal itu. Tidak ada pencobaan yang baru atau misterius atau asing. Allah melihat hal itu.
Biarkan saya menyampaikan hal itu seperti ini. Saya ingin tahu, daya pikat apa yang dimiliki oleh Setan ketika dia membujuk sepertiga malaikat. Saya ingin tahu apa yang telah dia lakukan. Katakanlah, betapa cerdasnya tipuan yang dia miliki. Saya ingin tahu apa yang direncanakan dan diusahakannya ketika pertama kali dia membujuk sepertiga malaikat Allah sehingga mereka jatuh.
Pribadi itu, Setan itu, musuh utama umat manusia, saya ingin tahu apa yang telah dia lakukan? Saya tidak tahu, apakah itu. Alkitab tidak menyebutkannya.
Tetapi saya mengetahui hal ini, bahwa dia tidak menggunakan sesuatu bagi umat manusia selain dari pada hal yang diijinkan oleh Allah, yang merupakan sebuah hal yang umum di antara kita semua. Apapun hal-hal itu, yang olehnya dia mendorong malaikat keluar dari tangan Allah, dia tidak menggunakannya atas kita, sebab pencobaan yang kita alami merupakan pencobaan-pencobaan yang biasa bagi manusia.
Anda lihatlah hal itu untuk sejenak. Tidakkah anda tahu sebuah tepi dari bagian yang tajam dari sebuah pencobaan adalah rahasia yang terikat di dalamnya? Sangat banyak—dapatkah saya menjelaskannya dengan sederhana dan blak-blakan dan secara terbuka?—begitu banyak rahasia yang diletakkan di sekitar hal ini kepada orang-orang muda.
Lihatlah di sini orang muda, perhatikanlah hal itu. Ingin tahu apakah ini? Ingin tahu seperti apakah hal itu? Ingin tahu bagaimanakah rasanya? Ingin tahu, bagaimanakah hal itu? Ada di dalam semua minuman dan kekotoran dan hawa nafsu. Semua hal ini berada di sana dan Setan meletakkan sebuah udara misteri di sekitar semuanya.
Alkitab berkata jangan dipertajam oleh apa yang disebut rahasia diletakkan oleh Setan di sekitarnya. Hal-hal ini adalah hal-hal yang umum bagi umat manusia. Semua hal itu. Dan ketika anda menyingkirkan suasana misteri dari setiap hal itu, anda menyingkirkan setengah bagian tepi yang tajam.
Kemabukan bukanlah sebuah hal yang misterius, tidak sama sekali. Itu adalah sebuah hal yang umum. Percabulan, dosa pribadi yang paling menyolok bukanlah sebuah hal yang misterius. Itu adalah sebuah hal yang umum. Anda dapat berjalan di jalanan setiap kota dan bertemu dengan orang-orang di jalanan itu. Secara praktis mereka semua mengetahui tentang hal itu. Itu adalah sebuah hal yang umum.
Saya katakana bahwa hal-hal yang bersidat misteri itu, itulah yang mendorong dan mempertajam tepinya. Saya membayangkan tentang Belsyazar. Dia sangat ketakutan sampai mati, ketika dia melihat tangan yang menulis di dinding. Saya membayangkan tentang orang itu, yang gentar dan gemetaran, melihat tangan yang menulis di dinding itu. Tidak heran hal itu sangat menakutkan bagi dia.
Seandainya dia melihat tubuh dari tangan yang menulis itu, dia tidak akan ketakutan seperti itu. Tetapi hanya ada tangan yang menulis di dinding itu, rahasia dari hal itu. Itulah yang anda peroleh dari hal pemcobaan ini, yang berasal dari Setan. Begitu banyak dari hal itu yang terikat dalam sebuah misteri.
Tidak, tidak ada sebuah rahasia tentang hal itu. Itu semua merupakan hal yang umum dalam hidup. Semua hal itu merupakan hal yang biasa, kepada setiap manusia di mana saja.
Bagiamana anda telah dibuat dan bagaimana anda berfungsi merupakan sebuah hal yang yang tertulis dengan besar di dalam setiap buku dari anatomi di dunia ini. Tidak ada hal yang lucu atau aneh atau ganjil atau misterius tentang sesuatu dari hal itu, itu adalah sebuah hal yang biasa.
Dan hidup yang kita tinggali dan apa yang terbentang di hadapan kita untuk kita dan semua hal yang telah dibuat Allah ini, tidak ada hal yang misterius sama sekali di dalamnya. Itu adalah sebuah hal yang biasa. Karena itu, cara yang terbaik untuk melakukannya adalah sama seperti yang telah dilakukan oleh Juruselamat.
Dia menghadapinya muka dengan muka. Jangan lari. Jangan. Jangan menunda. Hadapilah muka dengan muka, sama seperti yang telah Dia lakukan. Anda akan menghadapinya. Anda akan memilikinya—segala jenis pencobaan, pencobaan di dalam pikiran, seluruh penyimpangan filsafat, teologia kekafiran, keraguan ini yang menyerang kita siang dan malam. Anda akan memilikinya. Saya telah menghadapi semua itu dalam hidup saya dan masih tetap menghadapinya. Berkelahi dengan Setan.
Suatu kali, Martin Luther saat dia mempelajari Alkitabnya di atas meja, memgambil tintanya dan melemparkannya ke dinding, melemparkannya ke arah Setan. Anda memiliki pencobaan yang meliputi anda di dalam hati anda.
Kalahkan mereka. Mereka datang, hadapi mereka. Anda mengalami pencobaan yang datang ke dalam tubuh anda, mereka datang, hadapi mereka muka dengan muka, saling berhadapan seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan.
“Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis.” Dan Dia berdiri di sana dan Dia dicobai dengan gigih oleh Setan.
Anda ingat pencobaan yang pertama? “Lihatlah kemari Yesus. Lihatlah kemari Yesus. Engkau adalah Anak Allah. Engkau adalah Anak Allah. Engkau telah lapar sekarang, setelah 40 hari. Lihatlah batu-batu ini, mereka kelihatan seperti roti. Engkau lapar. Ubahlah batu-batu ini menjadi roti dan makanlah. Engkau sedang lapar.
“Ada sebuah keinginan di dalam diriMu. Beri makan. Responlah hal itu dengan menggunakan kuasa ilahiMu.”
Setan melakukan hal itu sepanjang waktu dan kepada setiap orang. Menjadi lapar adalah hal yang alami. Ada rasa sakit yang besar dan alami di dalam kita semua. Tetapi untuk memuaskannya dengan melacurkan bagian dari porsi ilahi Allah yang telah dibagikan kepada kita adalah hal yang ditolak oleh Yesus.
Itu adalah pencobaan Setan. Hadapilah. Temuilah. Ini adalah pencobaan Setan.
“Lihatlah puncak menara bubungan yang di atas sana.” Yosefus berkata bahwa menara itu sangat tinggi, yang membuat anda pusing ketika melihat ke bawah.
Sudut dari Bait Allah itu terdapat Lembah Kidron, yang sekarang telah penuh, tetapi dulunya itu adalah sebuah tempat yang sangat terjal. “Naiklah ke atas bubungan itu—di hadapan semua ribuan orang yang mengelilingi engkau. Naiklah ke puncak bubungan itu dan jatuhkanlah dirimu ke bawah.
“Tidak akan ada hal yang buruk atau rasa sakit yang akan datang kepadamu. Malaikat-malaikat akan menatang engkau di dalam di atas tanganmu supaya kakimu jangan terantuk ke atas batu. Jatuhkanlah dirimu ke bawah.”
Dapatkah anda membayangkan sensasi yang akan anda timbulkan? Naiklah ke atas puncak menara dari Bangunan Bank Republik itu dan jatuhkanlah diri anda di tengah-tengah Ervay Street. Saudara bukankah itu membuat sebuah sensasi? Bukankah itu membuat sebuah sensasi?
Bayangkanlah tentang kemuliaan pribadi. Ah setiap orang membicarakan anda. Ah, tingginya hanya seribu kaki—580 kaki, berapa pun itu—dan anda akan menjadi ringan seperti bulu. Tidak akan menyakiti anda sama sekali. Tidak akan menyakiti anda sama sekali. Bukankah itu seruan terhadap kesombongan anda dan kemuliaan diri anda?
“Mengapa Pendeta, bukankah anda akan menjadi orang yang paling terkenal di dunia. Ya.” Itu adalah pencobaan dari iblis. Dia memberi makan kesombongan anda dan kemuliaan diri anda.
Kemudian anda menjadi gila. “Mereka tidak menghargai saya. Mereka tidak menyampaikan apa pun tentang saya.” Itulah iblis, untuk mencintai diri sendiri dan pujian, untuk mencintai kemuliaan pribadi dan peninggian, nama kita di atas mulut orang lain—berbicara tentang kita, melakukan perbedaan untuk kita.
Oh, jiwaku, itulah iblis. “Naiklah ke puncak menara itu dan jatuhkanlah diri anda.” Oh, betapa merupakan sebuah sensasi.
Seperti itu. Seperti untuk orang yang menyebutkan kita. Itulah iblis. Itulah iblis.
Dan kemudian, yang terakhir. “Kerajaan ini—anda datang ke dalam dunia untuk menemukan kerajaan, bukankah begitu?”
“Ya.”
“Kalau begitu, inilah jalannya.” Betapa merupakan sebuah cara yang mudah. Betapa merupakan sebuah cara yang sederhana.
Menghasilkan sebuah prestasi yang baik dengan prinsip-prinsip yang diragukan. Oh, seberapa sering, di dalam berapa banyak cara akhir dari hal itu dibenarkan.
Inilah yang anda inginkan, bukankah begitu? Lalu, inilah cara untuk melakukannya. Tetapi cara itu bukanlah cara Allah. Dan itu bukanlah sebuah cara yang baik. Dan itu bukanlah sebuah cara yang berprinsip. Itulah iblis.
Dia mencobai kita sepanjang hari dalam kehidupan kita di dalam setiap jalan yang dapat dia tempuh. hadapilah hal itu, muka dengan muka, karena hal itu selalu datang. Dan seluruh hal itu telah datang ke dalam seluruh generasi yang pernah hidup. Jangan takut. Itu adalah hal yang biasa, tidak ada yang misterius tentang hal itu.
Lalu, pernyataan terakhir yang ada di dalam teks saya ini, “Allah.” “Tetapi Allah.” “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
“Allah setia.” Allah entah bagaimana menjalankan dunia ini. Saya miliki waktu yang sulit dengan preposisi teologi itu. Ketika saya melihat umat Allah menderita, oh, saya memiliki waktu yang sulit dengan hal itu! Anak-anak yang menderita, saya memiliki sebuah waktu yang sulit dengan hal itu. Saya tidak paham. Saya tidak dapat menjelaskannya.
Tetapi Firman Allah berkata bahwa Allah yang menjalankan alam semesta ini. Dan bagi seseorang yang akan di uji, bagi sebuah jiwa yang terdaftar di sisi Tuhan, di sana Tuhan berada di sininya, untuk bertempur bersama dengan dia dan akan selalu menolongnya.
Lalu, ada beberapa orang yang tidak mau mengusahakan hal itu. Oscar Wilde, seorang penulis terkemuka, suatu kali berkata, “Aku dapat menentang segalanya, kecuali pencobaan.”
Oh, salah satu penulis modern lainnya, dan saya tidak ingat siapa dia, tetapi saya membaca apa yang dia sampaikan. Dia memiliki sebuah kalimat kecil. Dia berkata, “Satu-satunya cara untuk luput dari pencobaan adalah menyerah kepada hal itu.”
Hal itu akan bekerja. Hal itu akan mengakhirinya. Mereka adalah pengembara di jalan yang memiliki sedikit perlawanan. Mereka adalah pohon-pohon tempat bergantung. Jika anda mengesampingkannya, maka mereka akan jatuh. Mereka tidak berusaha. Mereka tidak memiliki kepemilikan. Mereka hanya mengikuti baris di mana arus mengalir. Mereka terapung dalam air pasang.
Tetapi orang yang ingin berdiri, orang yang ingin melayani Allah, Allah beserta dengan orang itu. Allah adalah setia.
Lihatlah ke dalam Doa Tuhan: “Tuhan, janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari yang jahat.”
Apakah makna dari doa itu? Itu adalah sebuah nasihat tentang kita bahwa kita adalah manusia yang rapuh dan lemah. Dan doa itu adalah seperti itu, “Tuhan, jangan biarkan aku dicobai melampaui apa yang adapat aku tanggung, tetapi tolonglah aku. Berdirilah di sampingku. Lepaskanlah aku. Berikan aku kekuatan.”
Itulah hal yang pertama untuk dilakukan oleh orang Kristen dalam berdoa, untuk membuatnya menjadi materi doa.
Di dalam salah satu pabrik tekstil yang terdapat di North Carolina, seorang pria meletakkan tanda di atas mesin di mana para gadis bekerja. Dia meletakkan sebuah tanda yang berbunyi, “Jika benang menjadi kusut, hubungi mandor.”
Dan seorang gadis baru yang telah diajarkan untuk mengoperasikan sebuah mesin pada hari pertama dia bekerja. Dan benang itu menjadi kusut dan dia tetap bekerja dan menghabiskan waktu dan semakin banyak benang yang kusut.”
Dan akhirnya, dia memanggil mandor.
Dan ketika mandor datang, dia melihat apa yang telah dilakukan gadis itu dan waktu yang telah dia habiskan, dan mandor menunjuk tanda itu.
Dan dia berkata, “Lihat tanda itu? ‘Ketika benang kusut, hubungi mandor.’ Mengapa kamu tidak memanggilku?”
Dan gadis itu menjawab, “Tetapi tuan, anda lihat, saya sudah berusaha untuk melakukan semampu saya.”
Dan mandor itu dengan ramah dan sabar menjawab, “Tetapi anakku, hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah menghubungi aku.”
Itulah kita. Hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah memanggil Allah. Menyebutkan nama Yesus. “Tuhan, lihatlah aku, aku adalah seorang yang tamak yang malang. Lihatlah aku Tuhan, aku penuh nafsu. Tuhan, lihatlah aku, aku seorang yang memiliki temperamen yang kasar dan keras. Tuhan, lihatlah aku, aku adalah orang yang suka meninggikan diri dan aku adalah orang yang egois. Tuhan, lihatlah aku.”
Dan hanya melalui hal itu bahwa ketika kita dicobai oleh Setan, kita memberitahukannya kepada Tuhan. “Tuhan, tolonglah aku, lepaskanlah aku.” Kirimkanlah mandor, itulah yang terbaik; kirimkanlah Dia.
Hal yang lainnya, ketika anda jatuh, dan anda akan jatuh. Tidak seorang pun yang bergumul dengan Setan tanpa memiliki luka di dalam jiwanya. Dia memiliki bekas luka di dalam tubuhnya. Anda tidak melakukan pertempuran ini dan tidak terluka. Anda tidak berjuang melawan Setan bahwa dia kadang-kadang tidak menyelimuti kita. Semua yang kita lakukan, kita semua.
“Tidak ada yang benar, satu orang pun yang tidak.”
“Kita semua telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
Dosa anda mungkin ini dan mungkin ini dan begitu juga dengan yang lainnya, tetapi kita semua telah dicobai …
Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.