DAN BATU KARANG ITU ADALAH KRISTUS

AND THAT ROCK WAS CHRIST

 

Dr. W. A. Criswell

 

23-10-55

 

1 Korintus 10:1-4

 

Anda sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist  di pusat kota Dallas. Dan ini adalah pendeta, yang sedang menyampaikan khotbah pagi di dalam surat 1 Korintus pasal sepuluh. Dan anda mungkin dapat mengikutinya dalam Alkitab anda saat kita memecahkan manna dari sorga bagi jiwa kita, saat kita memecahkan roti kehidupan.

Minggu terakhir yang lalu, kita telah meninggalkan surat 1 Korintus pasal sembilan ayat yang terakhir. Dan hari ini, pada pagi hari ini, kita akan mulai dari pasal sepuluh ayat pertama:

Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.

Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

 Mereka semua makan makanan rohani yang sama  dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Itu adalah pasal dan teks kita. Seluruh perikop, keseluruhan bagian yang terpotong, seharusnya bagian ini dimulai dari 1 Korintus 9:24 hingga 10:13.  Itulah bagian yang seharusnya berada di sana, jika anda menempatkannya bersama-sama. Dan di dalam bagian yang ditulis Paulus dalam surat Korintus, dia berkata, bahwa sangat mungkin bagi mereka untuk jatuh, sekalipun mereka adalah orang-orang Kristen.

Dia menggunakan dua ilustrasi dan kedua ilustrasi itu sangat mengerikan. Yang pertama adalah tentang dirinya sendiri. Dimulai dari pasal sembilan, lihat di dalam bagian akhir pasal itu, yaitu ayat dua puluh tujuh, dia berkata:

Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

Bukan berarti bahwa jiwanya akan terhukum, tetapi hidupnya rusak dan pelayannya menjadi lalai dan tidak berguna.

Ada sebuah ungkapan kecil, sebuah kutipan: “Apa yang akan dilakukan anak domba, jika domba jantan gemetar?” Jika ada kemungkinan, bahkan bagi Paulus untuk ditolak dalam hidupnya, bagaimana dengan kita di dalam hidup kita? Itu adalah yang pertama.

Dan contohnya yang kedua adalah, bahkan bapa-bapa Israel—dengan semua keistimewaaan mereka, mereka jatuh. Mereka menyangkal masuk ke dalam Tanah Perjanjian. Mereka berdosa atas kesempatan yang telah diberikan kepada mereka di  padang gurun.

Lalu, saya tidak akan berkhotbah tentang hal itu pada pagi hari ini. Itu adalah bagian yang telah saya khotbahkan pada hari Minggu yang lalu. Hari ini saya ingin mengambil bagian yang dia gunakan untuk bapa-bapa leluhur itu dan anda akan melihat di dalamnya bahwa di bagian ini, dia sedang melukiskan sebuah keistimewaan dari bapa-bapa leluhur Israel. Dan ia berkata bahwa itu adalah sebuah tipe dari keistimewaan yang anda miliki sebagai orang-orang Kristen di dalam jemaat Allah.

Lalu, dia mulai dengan perkataan ini:  

Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara—dapatkah saya?—lihat, nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.

Dia menemukan di dalam kisah anak-anak Israel yang terdesak ke Laut Merah oleh pasukan Firaun, ketika Musa memimpin mereka keluar dari Tanah Mesir, dia menemukan bahwa di dalam peristiwa itu ada sebuah ikatan, sebuah perumpamaan, sebuah gambaran dari ordinansi baptisan. “Mereka semua telah dibaptis,” katanya—Kata Paulus.   

Dan dia memperoleh gambaran itu dari hal ini: awan Tuhan berada di atas mereka dan mereka sendiri berada di tengah-tengah laut dan lukisannya adalah mereka diselamkan di bawan elemen air dan dibaptis Musa di dalam awan dan di dalam laut.

Persis seperti itu, mereka dibaptiskan ke dalam persekutuan, sebuah umat tebusan dari Musa, mereka telah dipanggil Allah untuk mengikut Musa sebagai pemimpin mereka yang telah diberikan oleh Allah. Itu adalah sebuah bagian dari komitmen mereka terhadap kepemimpinan manusia Allah, yaitu Musa.

Lalu, dia berkata, itu adalah sebuah lukisan dari baptisan. Mereka telah dibaptis di dalam awan dan di dalam laut.

Kemudian, dia juga menemukan sebuah lukisan dari Perjamuan Tuhan, di dalam bapa-bapa leluhur itu: Lalu “Mereka semua makan makanan rohani yang sama  dan mereka semua minum minuman rohani yang sama.”  Di dalam kisah bapa-bapa leluhur itu, dia menemukan sebuah tipe, sebuah analogi dari Perjamuan Tuhan: memecahkan roti dan memakannya serta minum anggur. Dia menemukan analogi di belakang sana.

Dia berkata bahwa manna yang mereka makan ini adalah makanan rohani, makanan yang diberikan Allah. Dalam Kitab Mazmur makanan itu disebutkan dengan “roti sorga” dan “makanan malaikat.”

Mereka semua telah makan makanan rohani yang sama. Mereka makan manna dan minum minuman rohani yang sama. Sebab dia berkata, “Sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus .”

Dia berkata bahwa di belakang sana ada sebuah lukisan dari dua ordinansi itu. Dan saya segera dapat berkata bahwa ini adalah satu-satunya tempat di dalam Alkitab di mana kedua ordinansi disebutkan bersama-sama?

Dan saya juga dapat membuat sebuah tambahan ini? Di sana tidak disebutkan tiga atau empat, juga bukan satu. Hanya ada dua ordinansi. Dan di sini hanya ada dua ordinansi. Dan mereka diletakkan bersama-sama; di dalam baptisan di Laut Merah sebuah baptisan dari orang-orang Kristen di jemaat Korintus; dan di dalam makan manna dan minuman dari batu karang, sebuah lukisan dari Perjamuan Tuhan, yang merupakan sebuah ordinansi dari orang-orang Kristen di jemaat Korintus.  

Lalu, dia menggunakan kedua hal itu sebagai sebuah tipe dari keistimewaan yang besar dari bapa-bapa leluhur. Dan dia menggunakannya sebagai sebuah tipe dari keistimewaan yang besar dari orang-orang Kristen di dalam jemaat Tuhan.

Lalu, saya ingin mengambil dari hal itu. Saya ingin mengambil hasil observasi Paulus: “Mereka semua makan makanan rohani yang sama  dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”  Kemana saja mereka berjalan di padang gurun, di sana ada persediaan air, mengalir dengan melimpah dan cuma-cuma; dan mereka minum dari batu karang itu dan Paulus berkata bahwa batu karang itu adalah Kristus.

Kemudian hal pertama yang anda lihat di dalam hal itu adalah bentuk kata kerja yang digunakan. Batu karang itu adalah (was) Tuhan Yesus Kristus. Kata kerja yang dugunakan adalah kata kerja bentuk lampau. Batu karang yang mengalirkan air untuk mereka minum, yaitu Kristus.

Dia percaya di dalam pre-eksistensi Anak Allah. Dia percaya bahwa kemuliaan Tuhanlah yang menuntun  orang-orang itu melalui padang gurun,  yang menopang dan memberkati mereka—Tuhan itu adalah Yesus Kristus. Batu karang itu adalah Kristus. Lalu, kadang-kadang saya memiliki waktu yang sukar saat berusaha meninggalkannya, meninggalkannya agar dapat mencakup semuanya itu di dalam waktu yang singkat dari hal-hal yang terdapat dalam Alkitab ini. Tetapi saya berpikir pada pagi ini: “Saya tidak akan meninggalkan hal ini.”

Saya ingin menunjukkan kepada anda bagaimana anda dapat membaca Alkitab, bagaimana anda menafsirkan Alkitab. Saya telah sampaikan beberapa saat yang lalu, saya berkata bahwa Paulus mengartikan, bahwa Kristus sendiri yang merupakan sumber minuman rohani dan makanan rohani yang menopang bapa-bapa Israel di padang gurun karena bentuk kata kerja yang dia gunakan: Dan batu karang itu adalah (was) Kristus.

Lalu, seandainya Paulus berkata dan batu karang itu adalah (is) Kristus (kata kerja bentuk sekarang), dia akan mengartikannya bahwa batu karang itu adalah tipe Kristus. Itu adalah sebuah alegoris. Itu adalah sebuah perumpamaan. Tetapi ketika dia berkata bahwa batu karang itu adalah (was) Kristus (kata kerja yang digunakan adalah bentuk lampau), dia mengartikan hal itu sebagai preeksistensi Tuhan, Juruselamat, yang berada di belakang sana, yang sedang menuntun dan menopang umatNya.  

Baiklah, anda lihatlah hal ini untuk sejenak, ketika kita belajar untuk membaca Alkitab. Kapan saja sebuah hal masa lalu digunakan, digambarkan dalam bentuk waktu yang sekarang, maka maknanya adalah sebuah tipe. Itu bukanlah sebuah hal yang nyata. Itu adalah sebuah tipe.

Sebagai contoh, di dalam Kitab Galatia pasal empat, Paulus berkata bahwa Sara dan Hagar adalah dua kovenan: Kovenan Lama dan Kovenan Baru. Dan dia menggunakan bentuk kata kerja sekarang.

sini, dalam Galatia 4:24 dan seterusnya:

Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari gunung Sinai dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar.

Hagar ialah gunung Sinai di tanah …

Lalu, seorang wanita bukanlah sebuah gunung. Tetapi anda lihat, sebagai tipe, alegoris, perumpamaan, anda menggunakan kata dalam bentuk kata kerja sekarang:

… Hagar ialah gunung Sinai di tanah Arab--dan ia sama dengan Yerusalem yang sekarang, karena ia hidup dalam perhambaan dengan anak-anaknya …

Tetapi Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dan ialah ibu kita—dan seterusnya.

Lalu, bolehkah saya mengambil salah contoh lainnya? Anda dapat mengambil penafsiran Yesus tentang perumpamaan-perumpamaan yang terdapat di dalam Matius pasal tiga belas. Sekarang, lihatlah Dia ketika Dia menafsirkan sebuah perumpamaan. Lihat ke dalam bentuk kata kerja yang Dia gunakan. 

Lalu, Dia menafsirkan perumpamaan tentang penabur. Lalu, di dalam ayat sembilan belas: “Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.”  “Ini adalah benih yang jatuh di tepi jalan.”

Kemudian, tempat yang berbatu—“ Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu.”  Lalu ayat dua puluh dua, yaitu benih yang jatuh di antara semak duri. 

Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 

Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti… .

Lalu, loihatlah ke dalam pasal tiga belas dalam Alkitab anda, ketika Dia menjelaskan perumpamaan tentang lalang. Dengarlah apa yang Dia sampaikan: “Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia.” “Ladang ialah dunia,” tepat seperti itu, itu adalah perwakilan. Itu adalah tipe. Itu adalah sebuah perumpamaan.

Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.

Apa yang ingin saya sampaikan adalah, kapan saja, di dalam Alkitab, mereka berbicara tentang tipe dan perumpamaan, mereka menggunakan kata kerja dalam bentuk sekarang. Sebagai contoh, kadang-kadang hal itu tiba-tiba datang ke dalam pikiran saya: Ketika Yusuf menafsirkan mimpi Firaun, dia berkata ketujuh ekor lembu yang kurus adalah (bentuk masa kini) adalah tujuh tahun kelaparan, tujuh lembu yang gemuk adalah (kata kerja dalam bentuk masa kini) tujuh masa kelimpahan.  

Tujuh bulir gandum yang layu adalah tujuh tahun kelaparan dan tujuh bulir gandum yang baik adalah tujuh tahun kelimpahan. Jadi, kapan saja, Dia berbicara tentang sebuah tipe, sebuah gambaran parabola, Dia akan menggunakan kata “is” (kata kerja bentuk masa sekarang).

Hal itu benar dalam sepanjang Alkitab. Tetapi, ketika saya berpaling ke dalam teks saya—anda lihatlah teks itu, dia tidak berkata bahwa: Mereka semua minum minuman rohani yang sama. Mereka minum dari batu karang yang mengikuti mereka dan batu karang itu adalah Kristus.

“Batu karang itu adalah (was) Kristus.” Itu adalah tipe, itu adalah perumpamaan, itu adalah simbol—tetapi bukan, batu karang itu adalah (was) Kristus. Sumber yang memberi makan orang-orang dan menopang orang-orang dan yang membawa orang Israel adalah Anak Allah.

Lalu, jika saya memiliki waktu satu jam, kita akan kembali ke sana. Tetapi kita akan mengambil waktu yang tersisa dan kita akan membaca kisah itu dan melihat batu karang itu.

Yang terdapat dalam Kitab Keluaran pasal tujuh belas. Dan itu adalah batu karang di Rafidim. Dan inilah kisahnya: Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah Tuhan, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.  

Keluaran 17:

Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai Tuhan?"

Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"

Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"

Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.

Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.

Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan: "Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?"

Itulah kisah yang telah terjadi. Lalu, Kristus Tuhan berada di sana, kata Paulus, dan Ia merupakan sumber dari air yang diminum orang Israel.   

Jadi, mari kita melihat Kristus ini, gunung batu ini. Yang pertama dari semua, di sini disebutkan bahwa mereka  berada di padang gurun yang tandus dan padang pasir serta batu karang yang terbakar. Rafidim adalah sebuah daratan yang kecil, yang rata, tingkat yang tertinggi di dalam sebuah dunia yang tandus dan kering dan daratan yang luas dari Horeb, yang merupakan salah satu bagian dari gunung Sinai—dataran Horeb yang luas dan disekitarnya.

Dan ketika anda melihat orang-orang itu berkumpul di padang pasir yang kering, di bawah matahari Arab, dan orang-orang itu sedang sekarat karena kehausan. Seandainya anda melihat mereka dan batu-batu karang itu dan pegunungan itu serta pasir yang membara itu, anda mungkin akan berkata, “Mungkinkah Allah sendiri menemukan sebuah aliran air dari pasir yang membara dan dari pegunungan yang kokoh ini?”

Tetapi di dalam gunung batu itu dan di dalam pasir yang terbakar itu, dan di dalam padang pasir yang kuas itu ada sebuah aliran air. Di sana ada kehadiran Kristus, Anak Allah.

Dan hal itu tetap benar dengan Anak Allah pada hari ini. Di dalam generasiNya, mereka memandang Dia dan berkata, “Orang ini, Yesus dari Nasaret, kita mengenal ayahNya, seorang tukang kayu, dan kita telah membawa kuk kepadaNya dan Dia telah membuatnya dan menghiasnya. Dan ibunya berada di sana. Dan di sana ada saudari-saudariNya serta saudara-saudaraNya. Bagaimana mungkin Dia adalah Anak Allah?”

Dan bahkan di dalam generasi kita sendiri, anda semua yang telah pergi ke Palestina dapat melihat tempat itu, tempat di mana mereka berkata, “Di sinilah Dia lahir dan di sinilah Dia dibesarkan dan di sinilah tokoNya dan ini adalah jalan-jalan yang telah Dia jalani.” Anda dapat melihat tanah yang kering, tandus dan membara itu dan berkata, ‘dari wilayah ini dan dari masyarakat ini dan dari orang yang sederhana ini, bagaimana mungkin datang aliran air—air yang hidup untuk memberi makan dan untuk memelihara dan untuk menopang orang-orang yang haus dari seluruh generasi manusia?”

Tetapi, itu adalah Allah. Itulah Allah. Dan air yang mengalir di Rafidim adalah air yang berasal dari Juruselamat kita. Dan dari Dia datanglah aliran air pada hari ini dan itu merupakan mujijat. Itu adalah keajaiban di dalam pandangan kita.

Lihat lagi, kata-kata yang ada di sini. Batu itu harus dipukul.  “Haruslah kaupukul gunung batu itu.”  Kita diselamatkan oleh Anak Allah yang dipukul. Tuhan memandang atas Dia yang dipukul Allah dan menderita kesakitan.  Tuhan berkenan atas Dia yang diremukkan. Dengan tongkatnya kita telah diselamatkan. Itu adalah batu yang dipukul. Itu adalah batu karang. Itu adalah gunung batu yang dipukul yang menjadi sumber dari keselamatan rohani dari umat Allah.

Kembali ke masa lampau, seluruh bapa-bapa patriakh dan orang-orang kudus pada masa lampau dan bapa-bapa leluhur yang telah ada dalam kemuliaan, mereka diselamatkan dengan memandang Tuhan Yesus yang dipukul. Abraham bersukacita untuk melihat hariNya dan dia melihatnya serta berbahagia.

Dan kita semua diselamatkan dengan memandang ke belakang, yaitu gunung batu yang dipukul: Tuhan Yesus Kristus. Kita telah diselamatkan oleh kematianNya. Kita telah disembuhkan oleh bilur-bilurNya.

Seandainya Tuhan tetap tinggal dalam kemuliaan, Dia tidak akan pernah menjadi Juruselamat kita. Kepala yang ditinggikan tidak dapat menyelamatkan jika terpisah dari kening yang tertusuk oleh mahkota duri. Tangan yang memegang tongkat kekuasaan itu dan yang memegang luka-luka itu tidak akan pernah menyelamatkan kita seandainya tidak di paku ke atas salib. Dan tubuh yang mulia itu, yang ditutupi oleh awan-awan sorgawi, yang berada dalam kemuliaan Allah tidak akan pernah menjadi Juruselamat kita seandainya tidak diserahkan ke dalam tubuh telanjang yang memalukan dan diremukkan serta disalibkan ke atas pohon.

Kita telah diselamatkan oleh gunung batu yang telah dipukul. Kita telah diselamatkan oleh penderitaan Anak Allah.

Lihat lagi: “Bawalah juga di tanganmu tongkatmu dan haruslah kaupukul gunung batu itu.”  Dia dipukul oleh tongkat pemberi hukum.

Siapakah yang telah membunuh Tuhan Yesus Kristus? Seluruh orang Yahudi menarik Dia ke dalam dakwaan dan bangsa-bangsa lain telah menghukum Dia hingga mati. Dan para prajurit dari pasukan Roma, telah membunuh Dia di atas kayu salib.

Tidak, Anak Allah telah diremukkan dan Dia telah dipukul di bawah tangan yang resmi dari Allah Yang Mahatinggi. Bapa berkehendak untuk meremukkan Dia. Dia telah membuat jiwaNya sebagai sebuah persembahan untuk dosa-dodsa kita.

Paulus berkata dalam Kitab Roma pasal delapan, bahwa Tuhan Allah telah menyerahkan AnakNya secara cuma-cuma untuk kita semua. Yang secara cuma-cuma melalui Dia telah memberikan segala sesuatu kepada kita. 

Bukan Herodes. Bukan Pilatus. Bukan Hanas. Bukan Kayafas. Bukan Yudas.

Akhirnya, tongkat dari pemberi hukum yang utama yang membunuh Tuhan dan Juruselamat kita. Dan kita diselamatkan tidak hanya oleh cambukan, tetapi oleh tekanan mahkota duri ke atas keningNya dan paku-paku yang ada ditanganNya. Tetapi kita juga diselamatkan dengan mencurahkan jiwaNya ke dalam kematian ketika Dia berseru: “BapaKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”

Gunung batu yang dipukul oleh tongkat pemberi hukum—Dia telah mati untuk dosa-dosa kita di dalam posisi kita. Kita telah menghancurkan hukum. Kita adalah subjek kepada kematian dan Dia telah menerima hukuman itu, yang terpukul di dalam posisi kita. Itu adalah gunung batu yang dipukul—itu adalah gunung batu yang dipukul yang menghasilkan kuasa rohani dan sokongan dan keselamatan bagi umat Allah.

Lihat lagi: hal itu terjadi hadapan orang banyak—“Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel.”  Gunung batu itu dipukul secara terbuka dan di hadapan orang banyak, di depan seluruh umat, ketika mereka melihatnya, dan di hadapan tua-tua Israel yang telah dipilih, ketika mereka melihatnya di hadapan umum—diserahkan di hadapan orang banyak.

Salah satu hal yang paling fasih di dalam Alkitab terdapat di dalam Kisah Rasul pasal dua puluh enam, di mana Paulus sedang menyampaikan injil Kristus di hadapan Festus, wali negeri Yudea dan Herodes yang merupakan raja dari seluruh wilayah sekitarnya. Dan ketika dia menyerukan nama Kristus, Festus berbicara dan berkata: “Engkau gila Paulus! Ilmumu yang banyak itu membuat engkau gila.”

Dan Paulus menjawab: “Aku tidak gila, Festus yang mulia! Aku mengatakan kebenaran dengan pikiran yang sehat! Raja—Raja Aggripa juga tahu tentang segala perkara ini, sebab itu aku berani berbicara terus terang kepadanya. Aku yakin, bahwa tidak ada sesuatu pun dari semuanya ini yang belum didengarkannya, karena perkara ini tidak terjadi di tempat yang terpencil.”

Kristus telah dibuat menjadi pertunjukan besar di hadapan dunia, di hadapan semua orang yang peduli untuk melihat rasa malu yang mengerikan itu dari hari kedukaan dan kegelapan. Dia disalibkan di atas bukit yang kecil yang disebut Golgota, yang berada di luar Gerbang Damaskus.

Dan rakyat ada di sana dan tua-tua ada di sana dan imam-imam ada di sana dan orang miskin ada di sama dan pencuri ada di sana dan orang-orang yang singgah berada di sana.

Persitiwa itu terjadi pada saat Paskah. Dan kelompok Ebionit berada di sana, dan orang-orang Parthi dan orang-orang Yunani dan orang-orang Roma dan orang-orang Mesopotamia ada di sana. 

Seluruh dunia ada di sana sedang melihat Anak Allah yang dipukul oleh tongkat dari pemberi hukum. Hal itu dilakukan secara terbuka dan di hadapan orang banyak. Di sanalah Dia mati, ditinggikan antara bumi dan langit.

Dan Yang Ilahi berada di sana. Dan Aku akan berdiri di hadapan Engkau—di sana, di atas Horeb, Allah dan Bapa, yang menentukan takdir dari dunia ini, Dia berada di sana melihat semuanya. Tuhan berada di sana.

Matahari ditutup oleh awan gelap dan menolak untuk bersinar. Dan gunung batu itu berwarna merah. Dan kuburan terbuka. Dan Allah telah menyelamatkan sebuah dunia dari kematian. Dan tirai bait Allah terbelah dan orang-orang banyak ketakutan. Allah berada di sana, melihat semuanya. Lihat, Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air.

Air—Air kehidupan sehingga orang-orang dapat minum. Dan gunung batu itu adalah Kristus. Dan air yang mengalir itu adalah untuk memberi makan rohani dan mengandung sumber makanan dari umat Allah di dunia. Paulus meruujuk hal itu di dalam 1 Korintus dengan berkata: “Mereka semua makan makanan rohani yang sama  dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.”   

Di sana ada sebuah aliran sungai. Ia tidak berkurang. Ia tidak menyusut. Ke mana saja mereka berjalan, di sana ada sungai di padang gurun, dingin dan segar, memercik dan bersih, menyegarkan tubuh dan jiwa. Air kehidupan dan gunung batu itu adalah Kristus.

Jadi, air itu mengalir sejak semula dan sampai selama-lamanya. Di dalam 1000 perjalanan kita, di dalam pengembaraan kita melalui laut dan padang gurun, di sana ada Kristus yang menemani kita, yang selalu hadir, yang menjadi kekuatan dan penghiburan kita. “Sekalipun  aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gadaMu dan tongkatMu, itulah yang menghibur aku.”

Mereka semua minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.  “Yang tetap sama, baik kemarin, hari ini dan selama-lamanya,” sumber dari pengharapan rohani kita dan keselamatan kita yang mulia.

Ketika kita menyanyikan lagu undangan kita, seseorang dari anda, anda dapat memberikan hati anda kepada Kristus; untuk meletakkan hidup anda di dalam jemaatNya, untuk minum dari batu karang rohani dan untuk diberi makan manna rohani itu. Ketika kita menyanyikan seruan ini pada pagi hari ini, pada jam yang mulia ini, maukah anda datang? Buatlah keputusan itu sekarang.

Bagi anda yang mendengarkan melalui siaran radio, di mana pun anda berada—di manapun anda duduk mendengarkannya pada hari ini, jika anda ingin menyerahkan hati anda kepada Kristus, berlututlah di atas kursi anda dan beritahukanlah kepada Tuhan pada hari ini, pada jam ini: “Aku menerima Tuhan sebagai Juruselamatku.” Bagi anda yang sedang menyaksikan ibadah ini melalui siaran televisi, jika anda tidak pernah meenyerahkan hati anda kepada Kristus, pandanglah Dia sekarang. Lihat dan hidup.

Sumber dari seluruh berkat rohani, gunung batu yang menghapuskan dosa kita, yang membasuh kejahatan kita, dalam pengharapan suatu hari di mana kita akan melihat Allah, muka dengan muka, tanpa noda dan cemar—karena Dia adalah keselamatan kita dan pengharapan kita.

Ketika kita menyanyikan nyanyian ini, ketika kita membuat seruan ini—untuk jemaat kita, berdoalah di hadapan Tuhan—di atas balkon, kami akan menunggu anda. Turunlah melalui tangga itu, dan datanglah dan berdiri di dekat saya. Di atas balkon yang besar ini dan di lantai bawah, seseorang dari anda, mari datanglah. 

“Pendeta, hari ini, saya menyerahkah kepada Kristus, hati saya dan hidup saya. Saya juga akan makan manna rohani dan minum batu dari karang rohani itu. Pendeta, keluarga saya, kami semua datang pada hari ini, ketika Allah menyampaikan firman.”

Buatlah seruan. Tekankan ke dalam hati anda. Maukah anda melakukannya sekarang? Maukah anda membuatnya sekarang, saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi?

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.