JEMAAT ALLAH DI KORINTUS

(THE CHURCH OF GOD AT CORINTH)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Korintus 1:2

20-02-55

 

            Khotbah hari ini adalah sebuah khotbah yang telah disiapkan yang diikuti dari surat Paulus kepada Korintus. Sekarang, anda harus tetap terjaga malam ini. Jika tidak maka khotbah ini tidak bermakna apa-apa bagi anda.

            Tetapi jika anda tetap sadar, anda akan memiliki sebuah ide dari bingkai dari penulisan surat ini, dan anda akan memiliki sebuah ide dari sebuah kesempatan dan isi yang akan memberkati anda selama hidup anda. Yaitu, jika anda menyukai Firman. Dan jika anda senang membaca Kitab Allah.

            Sekarang, kita akan mengambil beberapa hal. Yang pertama, pendirian dari jemaat ini di kota Korintus. Paulus bertobat di jalan Damsyik. Setelah pertobatannya dia pergi ke Arab. Setelah tiga tahun di Arab, dia kembali ke kota Damsyik dan memberitakan Tuhan Yesus Kristus.

            Karena hidupnya terancam, para saudara menurunkannya dalam sebuah keranjang di tembok Damsyik dan dia pergi ke kota Yerusalem. Tetapi sekali lagi, hidupnya terancam dan saudara-saudara mengirim dia ke rumahnya di kota Tarsus di Sisilia.

            Sementara Paulus berada di Tarsus di Sisilia, Barnabas diutus jemaat Yerusalem untuk melayani orang-orang Kristen baru di kota penyembah berhala yaitu Antiokhia, pekerjaan yang harus dilakukannya sangat besar sehingga dia tidak dapat mengembalakan jemaat itu sendirian. Kemudian dia pergi ke Tarsus dan menemukan Paulus dan membawanya kembali dan mereka mulai bekerja bersama-sama di kota Antiokhia. 

            Lalu, ketika mereka berada di sana, bekerja bersama-sama di Antiokhia, Roh Kudus berkata, “Khususkanlah Barnabas dan Paulus bagiKu untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka.”

            Kemudian, Barnabas dan Paulus, ditetapkan oleh Roh Kudus pergi dalam perjalanan misi mereka yang pertama. Mereka pergi melalui Siprus. Mereka pergi ke Asia kecil dan Propinsi Roma di Galatia dan Frigia. Dan setelah perjalanan misi mereka yang pertama, mereka kembali ke Antiokhia.

            Lalu, Paulus—setelah berpisah dalam perselisihan mereka dalam perjalanan misi yang kedua—memilih Silas dan memulai dari tempat yang sama di mana mereka telah kunjungi dalam misi mereka yang pertama.

            Dan setelah mengunjungi jemaat-jemaat yang telah mereka dirikan pada misi yang pertama, dia bertujuan untuk pergi ke Asia timur. Seandainya dia pergi ke timur, dia akhirnya mungkin tiba di India. Dan tanpa ragu dia mungkin pergi ke Asia timur, di Cina, di Indonesia, kita tidak tahu di mana. 

           Tetapi ketika dia bergerajk ke Timur, ke Troas, Bitinia, Roh Kudus mencegahnya, sehingga dia berpaling ke kiri dan pergi ke Misia. Dan Roh Kudus tetap membimbingnya, dia akhirnya tiba di daerah Yunani pusat yaitu di Laut Aegea. Sementara berada di sana, sebuah penglihatan malam datang kepada Paulus. Dan ada seorang Makedonia yang berkata, “Menyeberanglah ke Makedonia dan tolonglah kami.”  

            Lalu, keesokan harinya, Paulus meninggalkan Asia dan mendarat di Eropa. Dan injil, bukannya menyebar ke Asia, tetapi berpaling ke Barat. Dan ketika Paulus berkhotbah di Filipi, dan kemudian di Tesalonika, dan kemudian di Berea dan kemudian di Athena dan akhirnya tiba di Korintus. Dia Korintus dia mendapat kesempatan yang luar biasa. Allah beserta dengan dia. Dia membuat persahabatan dengan orang Yahudi dan istrinya yang telah diusir dari Roma oleh Kaisar Klaudius. Dan pengusiran itu terjadi sekitar tahun  49 atau 50 A.D.  Dan dia bekerja dengan mereka, pria Yahudi ini dan istrinya, yang bernama Akwila dan Priskila; dia bekerja bersama dengan mereka sepanjang musim dingin itu, mereka membuat dan menjahit pakaian dan layar perahu bersama-sama di musim dingin. Pada musim panas mereka menjahit pakaian bersama-sama dan membuat tenda, sebab mereka adalah pembuat tenda. Setiap rabbi mengajar di setiap keluarga Yahudi bahwa agar seorang anak Yahudi harus memiliki sebuah keahlian dalam membuat sebuah kerajinan tangan. Dan Paulus diajar untuk membuat tenda.

           Lalu, pada hari itu, Timotius dan Silas datang dari Berea dan Makedonia dan ketika mereka datang, mereka membawa hadiah bersama dengan mereka yang membebaskan Paulus dari pekerjaan membuat tenda. Dan dia mulai memberitakan Injil dengan enegri baru dan sangat bersemangat. Krispus yang merupakan kepala sinagog bertobat.  Dan Paulus memberitakan injil dengan sangat mengagumkan, hingga kecemburuan timbul di antara orang-orang Yahudi dan mereka mengusir dia. 

           Kemudian dia pergi ke rumah Titius Yustus dan mulai memberitakan Injil di rumah itu. Dan semakin banyak orang bertobat yang ditambahkan. Dan ketika Paulus bersiap-siap untuk meninggalkan kota Korintus, seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya dan berkata, “Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan Diam. Sebab banyak umatKu di kota ini.”  

            Lalu Paulus tinggal dan berkhotbah di kota Korintus. Pada masa itu seorang gubernur baru datang dari kota Roma, saudara Seneka. Namanya adalah Gallio. Dan di dalam literature sejarah, anda dapat menemukan sebuah lukisan Gallio yang sangat indah. Dia adalah penguasa propinsi Roma, yaitu Akhaya, seluruh Yunani. Kemudian mereka membawa tuduhan terhadap Paulus. Dia sangat sukses di kota Korintus dan mereka menghadapkannya di pengadilan Gallio dan menyampaikan segala tuduhan terhadap dia. Tetapi Gallio sangat bijaksana. Dia adalah seorang hakim Roma yang sejati dan ahli hukum yang sejati bagi imperium terbesar yang pernah dikenal oleh dunia. dan ahli hukum terhebat yang pernah dikenal oleh dunia. Hukum Roma dan Gallio memberikan Paulus kebebasan dan pesan Kekristenan bebas untuk dinyatakan di dalam kekaisaran Roma. Itu merupakan sebuah kemenangan resmi bagi orang-orang Kristen.

            Kemudian setelah satu tahun setengah, kurang dari dua tahun, Paulus merasa bahwa pekerjaannya di Korintus telah selesai. Dan dia pergi ke Kengkrea bersama dengan Akwila dan Priskila dan melintasi Efesus dan meninggalkan Akwila dan Priskila di Efesus dan pergi ke Yerusalem, memberi salam kepada jemaat-jemaat, pergi ke Antiokhia dan memberi salam kepada jemaat.

            Dan kemudian memulai perjalanan misinya yang ketiga; Misinya yang ketiga dimulai kembali: dia kembali ke jemaat-jemaat Galatia dan Frigia di mana dia telah pergi sebelumnya pada misi yang pertama. Dia mengunjungi jemaat-jemaat itu, meneguhkan mereka di dalam iman. Dan kemudian pergi ke Efesus, ibukota propinsi Asia, Roma. Dan ketika dia berada di kota itu, dalam perjalanan misinya yang ketiga, dia menulis kedua surat ini, surat yang pertama dan kemudian di Makedonia dia menulis surat Korintus yang kedua. 

            Lalu, hal itu secara tepat membawa kepada kita kota itu sendiri. Sekarang kita akan melihat peristiwa dari latar belakang penulisan surat-surat ini. Sekarang, apakah anda masih tetap terjaga? Baiklah? Mengapa Paulus menulis surat-surat ini? Sekarang, anda boleh mendengarkan kembali. Kita akan melihat latar belakang dari penulisan surat-surat ini. Ketika Paulus berada di dalam perjalanan misi yang kedua, dia menemukan kota Korintus seperti yang telah saya sampaikan kepada anda. Dan kemudian, dia mendirikan jemaat di kota Korintus.

           Setelah selama kurang dari dua tahun bekerja di kota Korintus, saya katakan, dia tiba di Kengkrea dan kemudian Efesus dan kemudian Yerusalem dan kemudian Antiokhia dan kemudian memulai perjalanan misinya yang ketiga, mengunjungi jemaat-jemaat yang telah dia dirikan  pada misinya yang pertama.

            Ketika Paulus berangkat dari Efesus ke Yerusalem dan ke Antiokhia dan ketika dia berkunjung dalam perjalanan misinya yang ketiga, jemaat-jemaat yang telah dia dirikan pada misinya yang pertama, datanglah seorang pengkhotbah Aleksandria yang sangat cerdas ke kota Efesus. Namanya adalah Apolos. Saya pikir dia adalah penulis kitab Ibrani. Dia adalah seorang Aleksandria. Dia adalah seorang ahli pidato. Dia sangat paham akan Kitab Suci dan sangat fasih.

           Lalu, ketika dia tiba di Efesus dia mulai memberitakan tentang Yesus, dan hanya mengetahui baptisan Yohanes. Dia hanya mengetahui kehidupan Tuhan. Dia tidak mengetahui tentang kematian dan kebangkitan. Dan juga janji tentang kedatangan Juruselamat kita yang kedua kalinya. Dia hanya memberitakan moral dari injil, Khotbah di Bukit dalam kehidupan Tuhan Yesus.   

            Dan Akwila dan Priskila, saya telah menyampaikan kepada anda, bahwa ketika dia meninggalkan Korintus, dia membawa Akwila dan Priskila dan meninggalkan mereka di Efesus ketika Dia kembali ke Yerusalem, ke Antiokhia dan memulai perjalanan misinya yang ketiga.

            Lalu, ketika orang Aleksandria yang cerdas itu, yaitu Apolos berkhotbah di Efesus, Akwila dan Priskila mendengarnya. Dan mereka membawa pria Aleksandria yang cerdas itu dan  seperti yang disampaikan oleh Alkitab, mereka mengajarkan kepadanya tentang jalan Tuhan yang lebih sempurna. Mereka mengajar dia di dalam seluruh pesan injil dari Yesus Kristus. Kemudian Apolos berkhotbah seakan-akan dia belum pernah berkhotbah sebelumnya dan seperti seseorang yang belum pernah mendengar khotbah seseorang sebelumnya. Dia adalah sebuah api. Dia adalah sebuah kobaran api. Dia adalah seorang ekspositor dari firman Kitab Suci. Dia berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa Yesus adalah Kristus, berkhotbah dari Alkitab.

            Lalu, ketika Paulus masih berangkat ke Yerusalem, ke Antiokhia dan perjalanan misi yang ketiga, entah mengapa Apolos berkata. “Saya ingin pergi ke Akhaya. Saya ingin pergi ke Korintus.” 

            Kemudian Apolos meninggalkan Efesus dan saudara-saudara mengucapkan selamat jalan dan mengirimkan surat pengantar dan dia tiba di kota Korintus dan memberitakan injil di sana di dalam jemaat yang didirikan oleh Paulus.

            Kemudian, kita mendapati di dalam surat ini—saya katakan ini adalah sebuah pengantar pada malam ini—saat kita melihat di dalam pengantar surat ini, anda akan menemukan beberapa orang di Korintus yang berkata: “Aku adalah golongan Apolos. Saya menginginkan dia. Saya sama seperti dia.”

            Yang lainnya berkata: “Aku adalah golongan Paulus.” Dan yang lainnya berkata: “Aku adalah golongan dari rasul Yahudi yang asli, Simon Petrus.” Dan yang lainnya berkata: “Aku bukan golongan dari mereka semua. Aku adalah golongan Kristus.”  

            Dan mereka memecah jemaat dalam berbagai pembagian. Dan dari situlah Apolos berasal. Lalu Apolos kembali ke Efesus. Saya tidak tahu mengapa. Dan ketika dia melakukannya, dia membawa sebuah laporan kepada Paulus yang kurang baik.

           Lalu, Paulus menulis sebuah surat kepada jemaat Korintus dan surat itu telah hilang. Di dalam surat yang ditulis oleh Paulus kepada jemaat Korintus yang telah hilang, dia memiliki sebuah laporan dari Apolos berkaitan dengan jemaat itu dan kejahatan besar yang telah datang ke dalam jemaat itu.  Dan mereka sedang bersahabat dan mengidentifikasikan diri mereka dengan kerusakan moral dan dosa dari kota berhala itu.

            Lalu, Paulus menulis sebuah surat kepada mereka yang berkata bahwa mereka tidak boleh bergaul dengan orang-orang jahat. Kemudian mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Dan surat itu disalah pahami oleh mereka. Jika anda hidup dalam sebuah kota besar, bagaimana anda dapat menghindari pergaulan dengan orang-orang jahat? Surat itu benar-benar disalahpahami.

            Baiklah, hal lainnya yang telah terjadi. Lalu, datanglah anggota keluarga Kloe. Mereka adalah sebuah keluarga Kristen yang berada di Korintus. Datanglah anggota keluarga Kloe dan mereka datang ke Efesus dan mereka memberitahukan kepada Paulus seluruh kebiasaan yang telah terjadi di dalam jemaat Korintus. 

            Kemudian hal lainnya: Datanglah sebuah komite dari jemaat Korintus yang terdiri dari tiga orang. Nama-nama mereka adalah Fortunatus dan Stefanus dan Akhaikus. Dan komite yang terdiri dari tiga orang itu ditunjuk oleh jemaat Korintus untuk menulis sebuah surat kepada Paulus. Dan di dalam surat itu mereka bertanya kepada Paulus banyak pertanyaan tentang kehidupan di dalam jemaat itu. 

            Lalu, Paulus duduk dan menulis sebuah surat. Dan itu adalah surat kedua yang kita miliki. Yang disebut dengan “Surat Rasul Paulus yang pertama ke Korintus.” Dan di dalam surat itu, dia menjawab semua pertanyaan itu. Dan dia berbicara kepada mereka tentang hal-hal yang telah disampaikan kepadanya oleh keluarga Kloe. Dan dia mengirim surat ini kepada jemaat Korintus.

            Lalu, ketika dia berada di Efesus, dia mengirim Timotus melalui Makedonia untuk mengunjungi jemaat itu. Dan ketika Timotius tiba di Korintus, dia terkejut. Jemaat itu telah jatuh ke dalam kejahatan dan hari-hari mengerikan. Dan Timotius dihina dan diusir dan dia kembali dengan sebuah laporan yang mengerikan. Dan Paulus menulis beberapa surat kepada jemaat Korintus dan dia menempatkannya ke dalam tangan Titus.

            Dan kemudian, Paulus sendiri membuat sebuah perjalanan yang ringkas ke Korintus. Dan ketika dia pergi ke Korintus, membuat sebuah kunjungan yang singkat, ketika dia pergi, dia dihina, sungguh-sungguh dihina. Kerasulannya disangkal dan orang-orang tidak menerimanya. Dia sungguh-sungguh teraniaya dan dia kembali ke Efesus. Dan dia kembali dengan hati yang hancur.

            Lalu, saya katakana, dia kembali mengirim Titus kepada jemaat Korintus. Dan dia memberitahu Titus bahwa dia tidak akan pergi. Dia memberitahu Titus bahwa dia tidak akan tinggal di Efesus, tetapi bahwa dia sendiri akan mengunjungi jemaat Korintus.

           Dan dia memberitahukan kepada Titus setelah dia mengunjungi Korintus, Titus harus kembali dan menemuinya di Troas, karena Paulus akan pergi bukan melalui laut melainkan melintasi Troas, Filip, Makedonia dan seterusnya.

            Lalu, sementara Titus berada di dalam perjalanan dengan beberapa surat tersebut dan ketika dia kembali, Paulus telah meninggalkan Efesus, karena huru-hara yang dibuat oleh Dimetrius, seorang pengerajin perak. Lalu, Paulus meninggalkan Efesus dan pergi ke Troas. Tetapi Titus tidak memiliki waktu yang cukup untuk kembali dan Paulus berkata bahwa dia memiliki kesempatan penginjilan yang luar biasa di kota Troas, rohnya tertahan di sana. Akan tetapi dia terbeban oleh jemaat Korintus dan tidak dapat meninggalkannya.  

            Kemudian dia meninggalkan Troas dan pergi ke Makedonia serta bertemu dengan Titus. Sekarang Titus kembali dengan sebuah laporan yang sangat indah. Kerasulan Paulus diterima dan  dan otoritasnya diterima dan  kesalahan-kesalahan di dalam jemaat telah dikoreksi.

           Lalu, ketika Paulus bertemu dengan Titus di Makedonia, mungkin di Filipi, dia duduk dan menulis surat yang lain, surat yang keempat. Dan surat keempat itu kita miliki yang disebut “Surat Rasul Paulus yang kedua kepada jemaat Korintus.”  

           Dia duduk dan menulis surat yang keempat dan memberikannya kepada Titus yang membawa surat itu ke Korintus. Dan di dalam surat itu, Paulus mengucap syukur kepada Allah atas pembelaan terhadap kerasulannya.  

            Kemudian setelah itu, Paulus sendiri mengadakan sebuah perjalanan ke Korintus. Dia pergi ke Korintus dan dia menulis kitab Roma ke kota Roma dari kota Korintus itu, yang telah kita khotbahkan seluruhnya. Dan kemudian dia pergi ke Yerusalem, di dalam belenggu, kemudian ke Kaisarea, ke Roma dalam keadaan terbelenggu, dibebaskan untuk sementara, kembali lagi dan menjadi martir.

            Jadi, itu adalah gambaran dari penulisan kedua kitab Korintus ini secara ringkas. selanjutnya sebuah komentar tentang surat, tentang jenis kitab yang akan kita masuki. Ada akan bergerak ke dalam sebuah dunia yang berbeda ketika anda bergerak dari Roma ke dalam Korintus.

            Kitab Roma merupakan sebuah risalat dari doktrin formal. Paulus sedang memproklamasikan sebuah doktrin keselamatan yang formal di dalam Kitab Roma. Bahwa keselamatan bukan karena perbuatan tetapi oleh anugerah. Bukan dengan memelihara hukum Taurat tetapi dengan mempercayai penebusan olaeh kasih karunia Yesus Kristus.

            Kitab Roma adalah sebuah risalat doktrin yang formal. Demikian juga dengan Kitab Galatia, itu adalah pijar yang menyala ketika para pengajar Yahudi berusaha menumbangkan jemaat yang telah dia dirikan pada misi yang pertama. 

            Dan dia menulis sebuah surat yang membara dalam membela Injil Anak Allah. Menentang orang-orang Yahudi yang berusaha membuat keselamatan kita dengan menambahkan perbuatan dan ketaatan terhadap hukum Musa. 

            Tetapi Kitab Korintus, kedua surat Korintus ini berada dalam sebuah dunia yang berbeda. Anda akan pergi ke dalam sebuah atmosfir yang sungguh-sungguh berbeda. Apa yang Palus lakukan di dalam surat Korintus adalah dia sedang berbicara tentang masalah-masalah yang timbul di dalam kehidupan jemaat. Dia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh orang-orang yang berada di dalam jemaat. 

            Anda memiliki sebuah gambaran yang hidup di sini tentang kehidupan dari komunitas orang Kristen dari bangsa-bangsa lain yang pertama. Dan ketika masalah-masalah itu timbul, Paulus memberikan jawaban kepada mereka, sekalipun masalah yang sangat sepele. Mungkin tampak bodoh bagi kita pada zaman sekarang ini, setiap kali Paulus menjawab masalah-masal itu, dia kembali kepada prinsip yang utama—kembali ke dalam wahyu Allah di dalam Kristus. Dan setelah dua ribu tahun  dengan penelitian baru yang lebih cermat, jawaban yang telah diberikan Paulus kepada masalah-masalah yang timbul di dalam jemaat Kristus, tetap memiliki kaitan di dalam kehidupan kita dan di dalam jemaat kita pada hari ini.   

            Sekarang, anda boleh melihat ke dalam Alkitab anda dan saya ingin melihat kedua surat itu dengan cepat, dengan ringkas untuk sesaat saja. Pasal satu hingga pasal empat. Pasal satu berkaitan dengan pembagian-pembagian di dalam jemaat. Satu kelompok berada di sini dan kelompok lain berada di sana serta kelompok lainnya ada di situ. Dan di sana Paulus menulis kepada jemaaat berkaitan dengan perpecahan dalam jemaat. Percekcokan jemaat. Perkelahian jemaat. Perpecahan jemaat. “Aku adalah golongan pengkhotbah.” Dan “Aku adalah golongan dia.” Dan “Aku tidak menjadi golongan siapa pun.” 

            Jadi, itulah yang dia bicarakan di dalam empat pasal yang pertama dari surat Korintus yang pertama. Baiklah. Sekarang pasal 5 dan pasal 6 berhubungan dengan praktek-praktek kejahatan: pasal 5 dan pasal 6.

           Kemudian pasal 7 berkaitan dengan perkawinan.  

            Pasal 8 hingga pasal 10 berhubungan dengan makanan yang dipersembahkan kepada berhala-berhala. 

            Pasal 11 hingga pasal 14 berhubungan dengan kesalahan-kesalahan di dalam ibadah umum: sebagai contoh, Perjamuan Tuhan. Sebuah hal yang akan kita bahas lebih lanjut.

            Pasal 15 adalah sebuah diskusi doktrinal di dalam kitab-kitab. Pasal 15 adalah sebuah diskusi tentang kebangkitan Yesus Kristus.

            Pasal 16 adalah hal-hal yang bersifat pribadi dan praktikal. 

            Selanjutnya, surat dua Korintus dibagi menjadi tiga bagian. Pasal 1 hingga pasal 7 perkaitan dengan pencobaan dan kesukaran dari rasul di dalam pelayanannya. 

            Pasal 8 dan 9 berhubungan dengan koreksi atas orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem. 

           Dan pasal 10 hingga pasal 13 berkaitan dengan  pembelaan terhadap kerasulan Paulus. Jadi, itu adalah ringkasan yang sangat singkat dari kedua kitab itu. Sekarang, saya ingin berkhotbah kepada anda. Apakah anda telah siap? Apakah anda tetap terjaga? Apakah anda tetap sadar?

            Baiklah. Malam ini akan berkhotbah selama anda masih tetap terjaga dan mendengarkan khotbah saya malam hari ini. Bukalah Alkitab anda di dalam Kitab Korintus pasal yang pertama. Sekarang mari kita mulai:

Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita.

Kepada jemaat Allah di kota Korintus …

 

Apakah anda memperhatikan kedua hal itu? “Kepada jemaat Allah di Korintus.” Dua hal yang sangat berbeda tidak pernah ditempatkan sejajar seperti perkataan yang terdapat di sana: “Kepada jemaat Allah di Korintus.” Jemaat Allah: diperintah oleh Allah, dipimpin oleh Allah, diberikan kepada Allah, taat kepada Allah, diselamatkan oleh Allah, berdoa kepada Allah, tinggal di dalam kehidupan dari Allah, mengikuti kehendak Allah—jemaat Allah.

            Dan di dalam nafas yang sama: Di Korintus, kota Korintus. Korintus adalah temonologi kata sifat yang digunakan pada masa lalu untuk kecabulan dan hal-hal yang najis. Korintus melampaui kota-kota lainnya di dalam masalah kejahatan dan keburukan. Nama Korintus merujuk kepada kejahatan dan keburukan. Kota Korintus, seperti yang anda tahu merupakan salah satu kota yang terbesar pada masa lampau. Seribu tahun sebelum Kristus, Homer merujuk kota Korintus dengan nama Korintus.  

            Jauh sebelum sejarah dimulai, ada sebuah kota yang besar di Korintus. Dan kota itu memiliki pengaruh yang luar biasa atas dunia. Ketika saya melihat dalam zaman modern ini, tetapi kita tidak memilikinya di auditorium ini, tetapi di mana-mana anda akan menemukan tiang-tiang, anda akan menemukan tiang Korintus. Sebuah tiang ionic mungkin anda temukan sekali-kali, sebuah tiang dorik anda akan temukan sekali-kali, tetapi di mana-mana anda akan menemukan tiang Korintus, sebuah tiang dengan daun-daun dan gulungan-gulungan,  hiasan yang sangat indah. Arsitektur Korintus memiliki pengaruh di seluruh dunia pada hari ini. Dibalik itu ada hasil karya dari perunggu yang sangat indah di Korintus. Perunggu Korintus merupakan salah satu ekspor yang sangat terkenal dari kota kuno itu.

            Apakah anda pernah mendengar kata kismis—sebuah kismis kecil yang akan ada makan? Anda akan pergi ke toko dan membeli kismis. Itu adalah sebuah penyimpangan dari kata “tiang.” Di kota Korintus ada banyak tumbuh anggur kecil dan mereka mengeringkannya dan mengirimkannya ke seluruh dunia. Dan mereka menyebutnya Korintian dan anda menyebutnya “kismis.” Di dalam cara makan orang-orangnya, di dalam arsitektur kehidupan mereka, di dalam pemujaan di kuil-kuil mereka, segala sesuatu diwarnai oleh peradaban Korintus.  

            Kemudian pada tahun 146 B.C., Mommius datang dengan pasukan Roma dan menghancurkan kota besar itu. Mereka menjaul penduduknya ke dalam perbudakan atau  menyembelih mereka. Itu adalah kota Yunani kuno dari Korintus pada tahun 146 B.C. Dan di dalam penguasaan yang penuh kemenangan itu, mereka menjarah hingga  jaraknya sampai bermil-mil. Patung-patung, lukisan yang indah, seni, barang-barang tembikar dan hal-hal yang indah yang telah dibuat oleh orang Korintus mereka muat ke dalam kapal dan ditempatkan dalam gerbong sepanjang jalan di dalam sebuah penjarahan dalam penaklukan yang dilakukan oleh Jendral Mommius. 

            Tepat seratus tahun sesudahnya, pada tahun, 46 B.C.—empat puluh tahun sesudah Mommius menghancurkannya—Julius Kaisar membangunnya kembali. Dan dalam waktu yang singkat, Korintus kembali menjadi kota yang besar—persis seperti sebelum dihancurkan. Itu adalah satu perkembangan sejarah yang pernah saya baca.

            Korintus merupakan kota yang luar biasa yang berada di Peloponnesus, yang merupakan jari Yunani pada hari ini. Ketika anda membayangkan Yunani, kota itu seperti sebuah tangan yang menjangkau hingga Laut Aegea. Dan tangan itu dihubungkan dengan Akhaya, ke daratan utama oleh sebuah tanah genting yang kecil yang luasnya sekitar empat mil.

            Saya telah terbang di atas wilayah itu dalam sebuah pesawat. Hari ini ada sebuah kanal di sana yang memotong tanah genting yang luasnya empat mil itu sama seperti ketika anda mengambil sebuah pisau dan memotong sebuah mentega, yang lurus dan bersih. Tetapi pada masa itu, pada zaman Paulus, tanah genting yang kecil itu tidak dipotong dan kota Korintus berkembang di sana sebagai sebuah jembatan antara kedua laut itu. Dua mil di bagian atas ada sebuah pelabuhan yang disebut Lysium. Dan lima mil di sebelah bawah ada pelabuhan yang lebih rendah yang disebut Kengkrea. 

            Dan kota Korintus dibangun sebagai sebuah imperium besar di mana seluruh perdagangan dari timur datang ke Kengkrea. Dan seluruh perdagangan dari barat datang ke Lysium. Dan mereka memiliki apa yang disebut dalam bahasa Yunani sebagai sebuah diolkus, sebuah jalur yang di atasnya perahu diletakkan dan mereka di dorong atas sebuah gulungan yang melintasi tanah genting itu dan kemudian ditransfer ke laut.  

           Kemudian itu merupakan sebuah lokasi yang sangat strategis untuk sebuah kota yang sedang berkembang. Dan ketika Julius Kaisar membangunnya kembali pada tahun 46, segera saja kota itu menjadi besar dan mereka kembali mengambil cahaya literatur dan kenajisan dan kejahatan dari kota kuno Korintus.

            Saya katakan, kota itu dibangun berjarak sekitar dua mil dari Lysium di atas sebuah perahu tepat sebelum Akrokorintus. Dan di puncak Akrokorintus, di puncak yang paling tinggi dua ribu kaki dari pegunungan itu, di atasnya ada sebuah kuil yang sangat yang sangat terkenal di dunia, selain dari kuil Diana di Efesus. 

            Itu adalah sebuah kuil yang didedikasikan kepada Venus, Aphrodite dalam bahasa Yunani. Dan saya tidak memiliki kebebasan untuk menjelaskannya di hadapan umum, jenis penyembahan seperti apakah itu. Di sana ada ribuan wanita yang dalam bahasa Yunani disebut hierodouloi (budak-budak kuil). Dan mereka ditetapkan sebagai nyonya rumah. Dan cara anda menyembah Venus adalah melalui nyonya rumah itu. Dan merupakan perbuatan amoral yang sukar untuk dilukiskan. Bahkan anda tidak dapat menterjemahkannya ke dalam bahasa Inggris atau bahasa lain yang menggambarkan pesta seks yang gila itu dan penyembahan berhala yang mengerikan itu. 

            Kemudian berbagai orang datang ke Korintus, orang-orang Yahudi untuk berdagang; orang-orang Phonesia untuk berdagang, orang-orang Roma yang datang untuk membeli berbagai barang di kota imperial itu. Dan orang-orang yang berasal dari Asia timur membawa barang dagangan mereka dari India dan Asyur dan  Damaskus dan Mesir dan Timur tengah. Dan tentu saja, bekas tentara ada di sana, para filsuf ada di sana, orang-orang sofis ada di sana. Setiap orang dari segala tempat memiliki perwakilan di kota Korintus. 

            Dan menjadi kota yang berada di tepi laut dan orang-orang yang berasal dari segala tempat, maka tempat itu menjadi sebuah istana sama seperti London di masa kuno. Jika setiap orang memiliki waktu untuk bersenang-senang, dia akan pergi ke Korintus. Dari situlah dia memperoleh nama Korintus. Para pencari kesenangan dari Imperium Roma yang datang ke kota itu. Lalu di dalam kota itu dan sebuah hal yang bertolak belakang adalah jemaat Allah.

           Lihatlah ke dalam Alkitab anda. Lihatlah ke dalam kalimat kedua yang berada di sana: “Dari Paulus, yang dipanggil menjadi seorang rasul.” Kata “menjadi” dalam terjemahan Alkitab, bukanlah sesuai dengan bahasa Yunani asli, dalam bahasa Yunani—Paulus yang dipanggil menjadi seorang rasul, manusia Allah yang dipisahkan.  

Baiklah, sekarang lihat ke dalam ayat yang kedua: “Kepada jemaat Allah. Kepada mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus, dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus.”

            Lalu, kata itu ‘dipanggil menjadi orang-orang kudus.” Kata itu tidak demikian dalam bahasa Yunani asli, tetapi umat Allah yang dipisahkan.

            Baiklah. Lihat ke dalam ayat sembilan. “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus, Tuhan kita adalah setia.”

            Saya ingin tahu apa makna dari semuanya itu? Dia adalah seorang rasul yang dipanggil. Jemaat Allah adalah orang-orang kudus yang telah dipanggil. Dan di ayat sembilan: “Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan AnakNya Yesus Kristus.”  

            Hal itu sangat sederhana—anda dengarkanlah saya—hal itu sesederhana hal ini: Yaitu jemaat Allah di Korintus yang dipanggil untuk dipisahkan. Dipanggil untuk menjadi kudus. Dipanggil untuk menjadi saleh. Dipanggil untuk menjadi suci. Dipanggil untuk terpisah. Dan di dalam surat Korintus. Maukah anda membacanya bersama-sama dengan saya, apa yang disampaikan oleh rasul Paulus? Di dalam surat 2 Korintus pasal enam:

Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: "Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa. 

            Kemudian—jemaat Allah di Korintus, jemaat Allah di sebuah kota besar yang jahat, di dalam kota yang buruk dan tidak bermoral, tetapi Paulus sendiri disebut sebagai rasul yang dipisahkan. Jemaat Allah disebut dengan orang-orang kudus yang dipisahkan. Dan jemaat di sana dipanggil kedalam persekutuan AnakNya Yesus Kristus Tuhan kita.

           Lalu, mengapa ada masalah-masalah di Korintus? Jika mereka telah dipisahkan untuk Allah, jika mereka telah setia kepada Kristus, jika mereka telah dipanggil keluar dan menjadi orang-orang kudus yang terpisah, lalu mengapa mereka memiliki banyak masalah di Korintus? Itulah khotbah saya. Ini adalah alasan mengapa mereka memiliki masalah di Korintus. Ini adalah alasan untuk tragedi  yang ada di Korintus. Kota itu masuk ke dalam jemaat! Dunia masuk ke dalam jemaat! Kehidupan Setan dan kejahatan dan keburukan masuk ke dalam jemaat. Dan ketika hal itu terjadi, maka akan timbul masalah. Selalu ada masalah.

Anda lihatlah di sini untuk sesaat: kata Korintian sering digunakan dalam imperium Roma. Kata-kata orang Korintus; yaitu bahwa mereka memperoleh hak yang besar di Korintus. Mereka adalah diktator-diktator yang hebat di Korintus. Mereka menyukai bahasa yang fasih dan frasa yang mulia dan berdebat tanpa akhir. Hal-hal itu masuk ke dalam jemaat. Dan itulah sebabnya anda melihat perpecahan ini; Beberapa dari mereka berdiri dan menyampaikan hal ini; beberapa dari mereka berdiri dan menyampaikan hal yang lainnya, dan beberapa dari yang lain, menyampaikan hal yang berbeda lagi. Dan roh dari kota besar itu masuk ke dalam jemaat. Dan di sana akhirnya timbul masalah-masalah.

            Kita dapat menemukan hal itu di dalam pasal lima dari surat ini: “Memang orang mendengar, bahwa ada percabulan di antara kamu, dan percabulan yang begitu rupa, seperti yang tidak terdapat sekalipun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu ada orang  yang hidup dengan istri ayahnya.” Daalam kota Korintus memang terdapat percabulan yang luar biasa. Dan hal itu masuk ke dalam gereja. Pria ini hidup dengan istri ayahnya, yaitu ibu tirinya. Dan Paulus berkata bahwa hal itu sangat buruk sekali bahkan di dalam sebuah pengadilan modern. Dan kemudian hal itu masuk ke dalam jemaat. 

            Sekarang, kita lihat bagian selanjutnya, yaitu dalam pasal enam; “Apakah ada seorang di antara kamu, yang jika berselisih dengan orang lain, berani mencari keadilan bagi pada orang-orang yang tidak benar, dan bukan pada orang-orang kudus?” Mereka pergi ke hadapan hukum, satu sama lain di dalam jemaat Korintus. Mereka terbiasa melakukan hal itu. Itu adalam masalah yang terjadi dalam jemaat. 

            Di Ridgecrest, North Carolina, saya telah berkhotbah selama seminggu di Sekolah Minggu. Dan sepanjang waktu ketika saya berada di sana, saya melakukan sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya. Ketika saya berbicara di Ridgecrest. Saya berusaha untuk makan di dalam sebuah meja yang berbeda dan berkenalan dengan orang banyak. Saya duduk makan bersama dengan sebuah kelompok jemaat yang menyenangkan dari Southland.  Dan saya menyukai mereka. Dan mereka berada dalam empat meja atau lima meja di sana. 

            Dan saya makan bersama dengan mereka setiap hari. Kami memiliki sebuah masa yang luar biasa. Saya berjanji kepada mereka bahwa saya akan mengadakan kebaktian rohani di dalam gereja mereka. Dan dibutuhkan waktu selama lima tahun bagi saya dalam memenuhi undangan itu. Tetapi saya tetap setia terhadap janji saya dan saya memiliki kesempatan untuk memenuhinya lima tahun kemudian, dan saya mengadakan sebuah kebaktian rohani di gereja itu.

            Baiklah. Lalu apa yang saya temukan? Salah satu gereja yang terbesar di Southland dan sebuah kota yang sangat indah yang dapat anda jumpai—saya senang untuk membayangkan bahwa seandainya saya memiliki kesempatan untuk tinggal di kota itu—sebuah kota yang indah dan gereja yang luar biasa.

            Tetapi dua bulan sebelum saya mengadakan kebaktian kebanguan rohani di tempat itu, ketua diaken dan salah satu sahabatnya dalam badan diaken menggugat pendetanya dan diaken–diaken yang lain. Dan mereka memiliki sengketa hukum yang hebat di kota itu, antara dua diaken dan gembala mereka serta diaken yang lainnya. Dan saya menderita sepanjang ibadah kebangunan rohani itu. Mengapa hal yang memalukan seperti itu dapat terjadi!  

            Lalu, anda dapat ke bawah sana dan berada dalam sebuah perusahaan minyak dan dua orang direktur dapat menggugat direktur lainnya dan tidak ada orang yang mempermasalahkan hal itu. Itu adalah gambaran dunia. Mereka terbiasa dengan perkara hukum. Mereka terbiasa untuk pergi ke pengadilan. Mereka terbiasa untuk saling menipu satu sama lain dan berkelahi satu sama lain dan saling menghilangkan satu sama lain dan menguras satu sama lain. Jika anda memiliki saingan, maka dapatkanlah dia. Potong kerongkongannya.  Kikis dia. Jual lebih murah agar anda dapat menyingkirkannya. Itulah dunia! 

            Tetapi ketika anda membawa roh dunia ke dalam jemaat, ketika roh Korintus masuk ke dalam jemaat, anda mendapat masalah. Anda akan selalu memilikinya. Dan itulah yang terjadi sepanjang kitab ini. Masalah-masalah. Ketika jemaat tidak lagi terpisah dan kudus dan tanpa noda dan tubuh Kristus Yesus Tuhan yang tanpa cela, maka akan timbul masalah.

            Sekarang, biar saya menyampaikan penilaian ini. Orang seringkali berkata: “Apa yang harus kita lakukan dalam gereja; apa yang harus kita lakukan di dalam gereja adalah memasukkan roh zaman. Apa yang harus kita lakukan di dalam gereja adalah, membuat gereja mengikuti perkembangan terbaru. Membuat gereja kita menarik bagi dunia. Membuat orang muda dan program mereka menarik bagi dunia.” 

            Dan gereja-gerejaa melakukan hal itu. Dan gereja-gereja Allah menjadi sama seperti jemaat Korintus. Persis seperti Korintus. Saya telah mengunjungi kota yang lain; saya mengunjungi salah satu gereja terbesar dari salah satu denominasi terbesar di Amerika. Sejak saat itu, jemaat itu telah kehilangan kepemimpinannya. Tetapi ketika saya pergi untuk melihatnya, itu adalah sebuah gereja yang besar dari denominasi yang besar. Anda tahu apa yang paling mengesankan saya? Yang paling mengesankan saya dari gereja itu adalah sebuah auditoriumnya yang kecil. Saya sangat takjub terhadap ruangan auditoriumnya, yang dikelililingi oleh lusinan ruang dansa dan pusat kartu serta area-area lainnya. Saya sangat takjub akan hal itu. Dan kemudian saya berbicara kepada salah satu asisten dari jemaat itu.

            Dan jawaban yang diberikan kepada saya adalah, “Kami tidak memiliki sebuah jemaat jika kami tidak dapat memohon kepada orang-orang muda dengan program dansa ini. Dan jika kami tidak memperlengkapi gereja kami dengan perkumpulan wanita dengan permainan kartu dan meja-meja kartu ini dan hal-hal ini, kami tidak dapat menjalankan gereja ini.”

            Jadi, kapan saja gereja mengambil ke dalam jantungnya dan pengalamannya cara dan kebiasaan masa lalu, maka ia akan kehilangan kuasa kesaksiannya terhadap kota itu. Anda tidak akan dapat lagi meraihnya. Anda akan diidentifikasikan dengan mereka. Anda telah mengambil dunia ke dalam hati anda dan ke dalam hidup anda dan ke dalam jiwa anda dan ke dalam jemaat anda. 

           Jemaat seharusnya terpisah.  

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.