PELARI KRISTEN

(THE CHRISTIAN RUNNER)

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Korintus 9:24-27

16-10-55

 

 

Pada pagi hari kita telah meninggalkan Firman di 1 Korintus pasal sembilan ayat dua puluh tiga. Dan malam hari ini kita akan mulai di ayat dua puluh empat hingga ayat dua puluh tujuh. Dan inilah perkataan rasul, 

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.

 

Yang pertama kita akan melalui teks itu dan melihat kata-kata itu,  “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari?” Kita akan mengambil kata-kata ini dari bahasa Yunani dan kita telah menterjemahkannya dan membuat sebuah perkataan dari kata itu, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari?”

Lalu, kata Yunani untuk kereta perang di mana mereka mengadakan pacuan kuda adalah sebuah hippodrome: seekor hippos, seekor kuda; sebuah dromos, sebuah jalan; sebuah hippodrome. Dan nama Latin untuk hal yang sama adalah sebuah ‘sirkus.” Sirkus adalah sebuah kata Latin; hippodrome adalah hal yang sama dalam bahasa Yunani. Itu adalah sebuah arena yang besar dengan deretan kursi yang bertingkat di sekitarnya dan dengan sebuah sekat ditengah-tengahnya. Dan mereka mereka menempatkan kereta perang itu di sekeliling sekat yang berada ditengah-tengah. Dan orang-orang, yang berada di atas, dapat melihat jalur lintasan perlombaan.

Lalu sebuah stadium berbeda dari hal itu. Sebuah stadium adalah sebuah tempat di mana mereka memiliki pertandingan keberanian fisik dan kebanyakan dari itu adalah perlombaan dan kebanyakan dari itu adalah berlari. Sebuah stadium selalu dibangun persis sama. Lintasannya tidak pernah bervariasi 600 kaki dalam ukuran Yunani, 606 tiga perempat kaki dari ukuran Inggris. Dan jika anda pergi ke Atena, di sana ada sebuah patung seorang dermawan dari warga Yunani yang berada tepat di sana, yang telah membangun kembali stadium Yunani. Dia telah meletakkannya kembali di sana persis seperti di Attica kuno. Dan jika anda memberi perhatian terhadap hal itu, saya telah menunjukkan kepada anda sebuah lukisan dari stadium yang telah dibangun kembali sekitar tiga  minggu yang lalu pada Rabu malam. Ia bertingkat-tingkat seperti ladam kuda dan kursinya dapat menampung sekitar 30. 000 orang. 

Kemudian  ada dua tempat yang paling terkenal di Yunani kuno untuk stadium pertandingan. Yang pertama berada di Olympia, Pertandingan Olimpiade, dan itu merujuk kepada pertandingan internasional yang sangat besar, kontes fisik yang diadakan setiap empat tahun sekali. Itu adalah stadium Yunani yang sangat terkenal, yaitu satu-satunya di Olympia. Kemudian yang satunya lagi adalah di Korintus, di sama mereka mengadakan Pertandingan Isthimian, dari Isthimus kecil yang menghubungkan antara Peloponesis dan Attica, sebuah tempat yang menjadi lokasi kota Korintus.

Stadium itu tidak hanya ada di Yunani, tetapi ada di setiap tempat. Seluruh dunia Mediterania, di seluruh peradaban Yunani, dan ke mana saja peradaban Roma pergi, di sana anda akan menemukan stadium dan di sana anda akan menemukan pertandingan-pertandingan itu.

Jadi ketika Paulus menggunakan gambaran yang ada di sini, dia sednag menggunakan sebuah gambaran yang pernah disaksikan oleh setiap orang dan semua orang pernah berbagi di dalamnya, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari,” mereka semua berlari, para peserta berlari bersama-sama, “tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya.”

Lalu, cara untuk mengetahui pertandingan stadium itu diadakan adalah dengan cara ini: mereka memiliki seorang  kērux, kata Yunani untuk memberitakan, untuk mengumumkan, bukan dibicarakan dengan diam-diam. Di dalam Injil Matius pasal tiga ayat satu disebutkan, “Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea kērussō dan berkata....” Lalu di sana ada kata kērussō, memberitakan, mengumumkan. Dia mengangkat suaranya dan seluruh negeri berguncang dengan gemuruh dari khotbah orang itu.

Lalu kērux adalah seorang pemberita, dia adalah seorang bentara. Dan bentara maju ke depan dan dia mengumumkan kontes yang akan diadakan. Dan dia memimpin seluruh kontestan itu di sekitar lintasan di depan ribuan penonton yang duduk di atas tempat yang bertingkat-tingkat. Dan dia berkata, “Adakah di sini seseorang yang dapat meletakkan segala sesuatu untuk menuntut setiap peserta ini?” Selama sepuluh bulan mereka telah berada di dalam pelatihan yang keras. Apakah mereka telah setia di dalam latihan mereka? Apakah mereka telah bersalah untuk suatu kejahatan atau kesalahan atau kerusakan dalam hidup atau moral atau kebiasannya? Di sana para bentara memimpin mereka berkeliling dan memberi pengumuman kepada penonton itu, “Apakah penonton mengetahui sesuatu?”

Kemudian, ketika waktu perlombaan tiba, kērux itu, bentara itu, yang menyampaikan pengumuman itu, pemimpin perayaan itu, memperkenalkan setiap peserta dengan namanya, daerahnya dan kotanya. Dan ketika perlombaan itu diadakan, dia berdiri di ujung lintasan itu dengan rangkaian daun kemenangan di dalam tangannya. Di dalam kasus Pertandingan Olimpiade, rangkaian itu terbuat dari daun zaitun liar. Di dalam kasus pertandingan Korintus, Pertandingan Isthmian, rangkaian itu terbuat dari daun cemara. 

Dan penghormatan itu merupakan penghormatan yang paling didambakan di dalam dunia Yunani kuno. Untuk memenangkan perlombaan itu akan membawa kehormatan bagi negara dan kebesaran bagi kota serta kemuliaan bagi peserta. Dan  pemenang akan dikawal sampai ke rumahnya dan dikawal ke kotanya dengan arak-arakan dan perayaan. Mereka tidak berani untuk membiarkan dia masuk ke dalamk kota melalui gerbang biasa, tetapi mereka membuat sebuah terobosan di dinding. Mereka merobek sebuah bagian dari dinding kota itu sehingga pemenang pertandingan Yunani itu dapat berkendaraan dengan penuh kemenangan ke dalam kota. Dan namanya abadi di dalam puisi dan nyanyian. Saya katakan itu merupakan penghormatan yang paling didambakan di dalam dunia Yunani kuno untuk memenangkan kontes di stadium itu. Lalu, Paulus berkata kepada kita,

 

Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya.

Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan …[1 Korintus 9:24]

 

Dan di sana ada sebuah kata Yunani yang menarik, agōnizomai. Dan kita memiliki kata itu dalam bahasa Inggris yaitu kata “agonize (menderita sekali)” “Setiap orang yang mengejar itu, yang tertekan untuk itu, menderita untuk itu, menguasainya dirinya dalam segala sesuatu.” Itu adalah sebuah terjemahan yang baik dari kata yang ada di sana. Dia mendisplinkan dirinya sendiri, dia bertarak, dia menahan nafsunya, dia menguasai dirinya sendiri, dia siap-siap untuk perlombaan itu. 

“Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana.” Seberapa lama sebuah mahkota dari zaitun atau cemara dapat bertahan? “Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi,” mahkota kehidupan yang tidak akan layu, sebuah hadiah yang kekal dan tidak dapat binasa.

“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan,” adēlōs. Dan jika jika seseorang ingin untuk menyebut sebuah kelas, itu adalah sebuah kata yang indah, Adelos Class, Adelos Class, “Sebab itu aku tidak berlari  seperti adēlōs.” Dengan hal itu, dia bermaksud, “Aku tidak bimbang tentang tujuan, tentang mencapai tujuan.” Tetapi kata itu merujuk kepada jalur, merujuk kepada lintasan, “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan,” seolah-olah seseorang yang tidak tahu lintasan, seolah-olah anda berdiri di sana dengan tatapan yang mengembara, atau melihat ke samping anda. “Aku berlari dengan mata yang tertuju kepada tujuan.”

Begitu banyak dari kita ketika kita berlari di dalam perlombaan kita untuk Allah, entah mengapa, kita berdiri dan melihat ke sekeliling seperti istri Lot; kita melihat ke belakang kita dan ke samping—tetapi tidak demikian dengan Paulus! Dia tetap mengarahkan matanya kepada tujuan. Begitu banyak dari kita di dalam perlombaan kita, setelah opini ini, dan beberapa dari kita berlomba setelah baptisan, dan beberapa dari kita berlomba setelah sakramen-sakramen, dan beberpa dari kita berlomba setelah perintah kudus, dan beberapa dari kita berlomba setelah  opini dan kadungan filsafat yang berbeda. Tidak demikian dengan Paulus, “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan,” yang melihat sekeliling, tidak seperti seseorang yang terhilang dan seseorang yang tidak mengetahui jalur atau lintasan. Aku mengetahui tujuan.  

Kemudsian dia mengubah gambarannya, “Dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” Sekarang dia adalah seorang petinju rohani, pertandingan lain di stadium, sebuah pertandingan tinju. Mereka bertinju untuk kejuaraan dunia, dan aku sedang bertinju tetapi, “Aku tidak memukul,” katanya, “sebagai seorang petinju yang memukul udara.” Aku tidak memukul sebagai seseorang yang kehilangan pukulan, tetapi aku menempatkan pukulanku dengan tepat. Setiap energiku berada di dalam pukulan yang tepat.

“Lalu, aku bertinju bukan seperti seorang yang memukul dengan sembarangan,” yang kehilangan pukulanku. “Tetapi aku menjaga tubuhku dibawah peraturan,”hupōpiazō, “Aku memberikannya sebuah mata yang bengkak.” Itulah makna kata itu secara tepat, aku memukul badanku, aku memberikan mataku bengkak. Anda dapat menterjemahkannya, “Aku memukul tubuhku menjadi biru dan lembam.” 

“Aku melatih tubuhku dan menguasinya di bawah aturan-aturan,” doulagōgō. Dan di sana anda melihat kata agō. Agō berarti memimpinn; doulagōgō: doulos berarti seorang hamba, “Dan aku memimpin seluruh tubuhku sebagai seorang hamba. Aku memeliharanya di bawah aturan-aturan.” Tubuhku tidak memimpinku, aku memimpin tubuhku.

“Supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak,” adokimos, seseorang yang tidak berguna, seorang bajingan, seorang yang terbuang. Dengan seluruh mujijat yang dia tunjukkan dan dengan seluruh pengajarannya yang hebat, jika dia sendiri tidak memelihara aturan-aturan dan tetap berlatih dan ditekan ke arah tujuan, hidupnya sendiri akan ditolak dan dibuang.  

Lalu, saat kita melihat kata-kata itu, mari kita berbicara tentang hal itu untuk sejenak. Hadiah ini, “Semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya.” Lalu beberapa waktu tahun yang lampau, hampir sejak semula, perkataan ini dipertimbangkan sebagai perkataan Tuhan, Firman Allah yang diinspirasikan. Jadi, kembali ke masa lampau, Origen, yang menulis sekitar tahun 250 A.D., Origen membaca perkataan itu dan dia membuat komentar yang paling cerdas yang pernah saya baca. Dia berkata, “Di sini, terlihat sekan-akan hanya satu orang yang akan diselamatkan. ‘Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah?’” Dia berkata, “Kelihatannya, seolah-olah hanya satu orang yang akan diselamatkan, hanya satu orang yang akan menerima sebuah hadiah.”

“Tidak,” kata Origen, “dia tidak sedang berbicaara tentang keselamatan di sini. Hal itu tidak merujuk kepada keselamatan sama sekali. Tetapi dia sedang merujuk kepada hadiah,” kata Origen. Dan Origen berkata, “Dan tidak hanya satu dari anak-anak Allah yang akan menerima sebuah upah.” Dia berkata, “Kita semua satu di dalam tubuh Kristus, dan di ujung jalan kita semua menerima sebuah upah, dan tiap-tiap orang berdasarkan jasanya.”

Saya menyukai hal itu. Menyampaikan pada waktu lampau, tetapi saya pikir dia telah mengetahui hal itu di dalam hatinya. Kita tidak berlari untuk keselamatan kita, kita tidak bekerja untuk itu, itu adalah sebuah karunia dari Allah. Efesus 2:8-9, “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.”

Jadi kita tidak sedang berlari untuk diselamatkan, seolah-olah jika kita jatuh di jalan atau jika kita tersandung atau jika kita tidak melakukannya, kita akan terhilang dengan sangat mengerikan. Tidak, kita tidak berlari untuk keselamatan kita. Dan hal ini tidak merujuk kepada keselamatan, tetapi hal itu merujuk kepada upah: mahkota kehidupan, bukan kehidupan itu sendiri, tetapi mahkota kehidupan. Kita berada dalam sebuah lintasaan dan kita sedang berlari untuk Tuhan Yesus. Kita bekerja untuk Dia, kita melaju untuk Dia. Dan di akhir jalan ada sebuah mahkota untuk kita, sebuah rangkaian kemenangan untuk kita.

Lalu di dalam perlombaan itu, ada orang yang tidak pernah masuk ke dalamnya. Ada beberapa orang yang tidak pernah mencobanya, ada beberapa orang yang tidak pernah berlari. Dan sangat disayangkan sekali. Saya tidak tahu sebuah hal yang paling menyedihkan dari pada bertemu dengan seseorang di jalan dan saya bertanya kepadanya, “Apakah anda seorang Kristen?”

            “Tidak.”

            “Apakah anda seorang anggota jemaat?”

 “Tidak.”

            “Apakah anda menjadi anggota dari sebuah agama iman?”

 “Tidak.” Dia berkata, “Saya tidak memiliki agama.”

Bukankah itu merupakan sebuah hal yang tragis di dalam diri seseorang? “Saya tidak memiliki agama. Saya tidak memiliki pengharapan terhadap sorga. Saya tidak memiliki pengampunan atas dosa-dosa saya. Tidak ada apapun yang saya hadapi dalam hidup saya, selain kematian dan penghukuman dan keputusasaan dan kegelapan dan bencana. Hanya itu.”

Jika seseorang di dalam bisnis berkata, “Saya tidak memiliki kejujuran,” anda tahu dia adalah seorang penjahat. Bagaimana tentang seseorang yang tidak memiliki Allah, tidak memiliki Kristus, tidak memiliki kepercayaan? Itu merupakan sebuah hal yang sangat disayangkan, itu adalah sebuah hal yang tragis. Dan mungkin ada beberapa orang di sini yang tidak pernah membuat sebuah pernyataan keyakinan. Sahabatku anda berada dalam sebuah jalan yang menyedihkan. Bagaimana dengan anda dan masa depan anda? 

Bukankah itu merupakan sebuah hal yang aneh bagi seseorang untuk membuat pengakuan seperti itu? Anda tidak akan berjalan di jalanan kota Dallas dan menemukan orang yang berada di sana di atas jalan yang akan berjalan menghampiri anda dan berkata, “Tuan, saya akan membuat pengkuan, saya akan membuat sebuah pengakuan. Saya adalah seorang pemabuk, pemabuk yang tidak berarti.” Anda tidak mungkin sering menemukan hal itu. Anda tidak berjalan di jalanan kota Dallas dan melihat seseorang—dia akan datang kepada anda dan berkata, “Saya akan membuat sebuah pengakuan kepada anda. Saya adalah seorang yang sengsara, yang tamak dan menyedihkan. Itulah diri saya.” Anda tidak mungkin sering mendengar hal itu.

Tetapi anda sering mendengar seseorang yang membuat pengakuan dari kesalahan yang terbesar di dunia, “Saya tidak menganut agama apapun, saya tidak memiliki Allah, saya tidak menyembah Kristus manapun, saya tidak memiliki pengharapan; semua hal yang saya lihat di depan adalah neraka dan penghukuman.” Oh, betapa merupakan sebuah hal yang menyedihkan. Betapa merupakan sebuah hal yang tragis untuk hidup melalui kehidupan ini dan tiba di ujung jalan, dan betapa anda membutuhkan seorang Juruselamat, tetapi anda tidak membutuhkan seorang Juruselamat; dan betapa anda membutuhkan Allah, tetapi anda tidak mengasihi Allah; dan betapa anda membutuhkan malaikat untuk berdiri di samping anda, tetapi anda tidak mempersembahkan hidup anda di dalam iman untuk keselamatan dari Roh Yesus.

Dan apa yang akan terjadi kepada anda? Dunia lenyap perlahan-lahan dan cahaya memudar dan kegelapan datang dan kuburan terbuka lebar serta kematian memanggil. Itu merupakan kengerian bagi anda, dan anda jatuh ke dalam kebinasaan dan hukuman kekal. Apa yang akan anda lakukan? Bagaimana dengan anda? Dan itu merupakan sebuah waktu yang panjang, kekekalan yang berada di sana. “Saya tidak membuat sebuah pernyataan. Saya tidak memiliki tujuan untuk berlari. Saya tidak percaya. Saya tidak memberikan hati saya kepada apapun. Saya hanya mengapung ke dalam kekekalan dan ke dalam neraka.”

Oh, saudaraku, saudaraku, malam ini, pergilah ke jalur lintasan itu. Berlari kepada Yesus, memandang dalam iman kepada Dia,

 

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

 [Ibrani 12:1-2]

 

Lari, lari, lari! Masuklah ke dalam jalan sorgawi ini, jalan raya menuju kota sorgawi Allah. Lakukanlah malam ini, lakukanlah malam ini. “Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya.” Saya katakan, beberapa orang tidak berusaha untuk berlari.

Ada beberapa orang lain dari kita, yang memulai perlombaan, segera menghilang, segera pudar. Saya melihat hal itu sepanjang waktu di gereja kita. Akan ada orang muda yang akan bergabung di komisi pemuda dan untuk sesaat dia begitu baik dan setia dan kemudian, oh, jiwaku, saya tidak tahu lagi tentang dia—bahkan saya tidak melihatnya lagi. Dia tidak berada di sana, dia tidak bekerja, dia tidak membantu, dia pudar, lenyap. 

Dan ada orang-orang datang ke gereja dan untuk sementara waktu mereka sangat setia dan saleh dan kudus serta berdedikasi. Dan saya katakan, “Betapa merupakan sebuah kekuatan yang seperti gunung dan betapa merupakan sebuah kuasa dari kebaikan dan kekudusan serta pertolongan.” Dan lihat, setelah beberapa saat, saya bahkan tidak melihat mereka lagi. Saya tidak tahu apa yang telah terjadi kepada mereka.

Dan mereka datang dan bergabung dalam paduan suara dan mereka bernyanyi untuk sementara dan mereka membantu untuk sesaat dan mereka memberikan dorongan untuk sesaat. Dan kemudian, ketika saya melihat dan melihat, tidak ada lagi tanda dari mereka. Tidak ada satu tanda pun dari mereka yang dapat saya lihat.

Bukanlah itu merupakan sebuah hal yang menggelikan? Bukankah itu merupakan sebuah hal yang menggelikan? Hanya untuk sesaat mereka melaju dengan kencang dan kemudian jatuh ke samping dan berhenti, seperti anak-anak kecil dengan bunga. Dan anak-anak mengumpulkan bunga dan mereka meletakkannya di tanah, dan menancapkannya ke tanah. Dan anak-anak kecil berkata, “Betapa indahnya taman bunga yang kita miliki. Lihatlah warna-warna yang indah itu dan lihatlah keindahan ini, bunga-bunga yang mekar dengan indah.” Dan kemudian dalam sekejap mereka semua layu dan mati, karena mereka tidak memiliki akar. Mereka tidak menancap dan mencapai tanah, mereka tidak memiliki penahan yang baik. Mereka tidak menaruh diri mereka ke dalam hati dan roh serta pemeliharaan dan kasih Allah. 

Itulah yang kita butuhkan untuk dilakukan: Kita harus meraih sebuah genggaman yang kuat dari hal-hal tentang Yesus, kita butuh untuk mengkomitmenkan hidup kita kepada mereka. Kita harus berlari dan berlari dan tinggal teguh di atasnya hingga mahkota kemenangan berada di tangan kita dan Allah berkata, “Engkau telah melakukannya dengan baik, mahkota itu adalah milikmu.”

Oh, itu adalah cara orang Kristen untuk memenangkan kemenangan, hanya tinggal teguh dengannya. Anda mungkin lelah dan letih dan mungkin takut dan mungkin sedih dan segala sesuatu di bawah matahari, “Tetapi saya berada di lintasan dan saya masih tetap melaju.” 

Anda ingat orang yang berkulit hitam itu yang  terus berlari dan terus berlari dan mendahului setiap orang dan dia menang. Dan mereka berkata, “Bagaimana anda melakukan hal itu?” Dan dia berkata, “Tuhan dan saya yang melakukannya.” Dia berkata, “Ketika saya lelah dan mau berhenti dan tidak dapat pergi lebih jauh, saya berdoa dan berdoa dan saya berkata, ‘Oh, Tuhan, oh, Tuhan. Engkau tolong aku meletakkannya ke atas dan Tuhan aku akan meletakkannya ke bawah.”’

Dan itulah cara kita dalam berlari, cara kita berlari dalam perlombaan. Itulah cara yang harus kita lakukan. Anda minta kepada Allah untuk meletakkan mereka ke atas dan anda beritahukan kepada Tuhan, “Dan aku akan meletakkan mereka ke bawah.” Dan naik turun dan naik turun saat kita melaju.

Dan kita tidak akan pingsan, kita tidak berkecil hati, dan perlombaan itu adalah milik kita. “Berlari sedemikian rupa,” kata Paulus, “berlari sedemikian rupa sehingga kamu memperolehnya,” sehingga anda memenangkannya, sehingga anda mendapat upah.

Kemudian, di sana ada beberapa dari kita yang terlalu banyak beban. Kita tidak dapat berlari karena memiliki beban. Itu adalah bagian yang saya rujuk ke dalam Ibrani pasal dua belas, “Karena kita memilik banyak saksi yang mengelilingi kita di atas stadium, marilah kita berlari dalam perlombaan yang ada di hadapan kita dengan meninggalkan semua beban dan doa yang merintangi kita, dan berlomba dengan tekun di dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”

Kita terlalu dibebani. Kita telalu banyak kehati-hatian, kita terlalu banyak urusan, kita telalu dipenuhi oleh kehidupan sosial, kita telalu banyak kepentingan, kita telalu banyak berkomitmen kepada banyak hal. Kita tidak berlari dengan baik, kita tidak memiliki waktu. Kita tidak ingin melakukannya, kita tidak melakukannya dengan baik, dan dosa menggerogoti jiwa kita dan hati kita. “Berlarilah sedemikian rupa,” kata Paulus, “sehingga kamu memperolehnya.”

Dan kemudian  beberapa orang dari kita jatuh ke samping karena kurang displin dan kurang menguasai diri. “Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.  Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”

Saya telah menyampaikan bahwa dia tidak sedang berbicara tentang keselamatan kita, tetapi dia sedang berbicara tentang mahkota kemenangan kita, upah kita di dalam Kristus. Hal itu sangat mungkin, kata Paulus, bahkan dia yang telah mengadakan mujijat-mujijat Allah dan yang telah berkhotbah dengan sangat hebat, dan mengkhotbahkan kemuliaan dari kekayaan Kristus yang tidak terselami, masih ada kemungkinan bagi dia untuk ditinggalkan, untuk tidak dihargai, untuk ditolak, untuk dibuang, untuk dihina.

Kemudian ketika dia merujuk kepada dirinya sendiri di sini, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya,” apa yang sedang dia bicarakan adalah hal ini, di sana ada dua Paulus, ada Paulus yang merupakan orang kudus, dan Paulus yang meerupakan orang berdosa. Di sana ada Paulus yang merupakan manusia Allah, dan di sana ada Paulus yang merupakan anak Adam yang lama. Di sana ada Paulus yang berkomitmen kepada Kristus, dan di sana ada Paulus yang merupakan manusia dalam daging. Di sana ada Paulus, manusia yang dapat berkhotbah dan melakukan mujijat Allah dan di sana ada Paulus yang di dalam jiwanya dia memiliki getaran ketakutan yang besar.

Lalu, Paulus berkata, kedua hal ini bertarung, “Aku bertarung.” Manusia rohani melawan manusia duniawi, orang kudus melawan orang berdosa. Paulus yang telah diserahkan kepada Kristus bertarung melawan anak manusia Adam yang lama. 

“Dan aku memukuli tubuhku dan aku membawanya ke dalam aturan-aturan.” Selama Abad Pertengahan, mereka memiliki sekelompok orang yang disebut Flagellates (Cambuk). Mereka memukuli tubuh mereka, mereka menyiksa tubuh mereka sendiri. Lalu mereka menggunakan Alkitab sebagai dasar atas hal itu. Paulus tidak sedang berbicara tentang hal itu. Dia tidak sedang berbicara tentang cambuk dan kalajengking dan ular berbisa dan memukuli tubuh kita hingga pingsan. 

Mereka telah membawa saya ke sebuah tempat yang kecil dan melihat lukisan Martin Luther. Lukisan itu telah dibuat dan hanya satu-satunya salinan yang ada di negara ini. Dan mereka telah mengirimnya sehingga saya dapat melihatnya.

Dan anda ingat, di dalam lukisan Martin Luther itu ketika dia sedang berjuang untuk Allah, dia sedang berusaha untuk menguasai dirinya, anda ingat di dalam lukisan itu dia pergi ke ruang kecil di biara dan menutup pintu dan dia meraih bagian atas tembok, di samping lukisan dan dia mengambil sebuah cambuk? Dan lukisan selanjutnya yang anda lihat adalah Martin Luther yang tidak sadar. Dia telah memukuli dirinya hingga pingsan dan berbaring di lantai biara, ketika biarawan mencari dia, dan membuka pintu, biarawan itu menemukannya dengan sangat lesu.

Itu adalah sebuah tipikal lukisan dari Abad Pertengahan. Flagelates, menyiksa diri sendiri, mereka memukuli diri mereka sendiri agar dapat menang atas dosa di dalam Adam yang lama dan di dalam tubuh duniawi mereka.

Lalu, di dalam Kolose pasal dua, Paulus mengecam hal itu. Anda tidak dapat melakukan cara itu. Hal itu tidak dapat dilakukan dengan menguasai diri sendiri, tetapi oleh kontrol Kristus, bukan dengan memaksa bagian luar, tetapi oleh sebuah dedikasi batin.  

“Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya.” Aku bertarung melawan dosa di dalam hatiku dan hidupku, agar, dia berkata, “Supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”

Sangat mungkin bagi seseorang untuk menjadi seorang pengkhotbah yang hebat atau seorang pendidik yang hebat atau penyanyi Kristen yang luar biasa, tetapi karena kurang mengontrol diri dan kurang displin, karena kurang memperhatikan aturan pertandingan dan melanggarnya maka dia akan ditolak. Dia tidak terhilang, dia tidak dihukum, jiwanya tidak dikirim ke dalam kebinasaan, tetapi hidupnya hancur. Pelayanannya akan diambil dan kesempatan yang terbuka di hadapannya akan ditutup sampai selamanya. 

“Aku memelihara tubuhku di bawah aturan, aku hidup sama seperti seorang hamba, supaya ketika aku berkhotbah kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” Oh, betapa butuhnya umat Allah berdoa, butuh untuk bergumul, butuh untuk memberikan diri mereka kepada Allah, butuh untuk berseru kepadaNya, agar diri kita tidak menjadi seorang bajingan—kita yang berada di dalam perlombaan, berlari untuk memperoleh hadiah dari panggilan Allah di dalam Kristus Yesus.  

Saya harus berhenti. Satu hal di dalam lukisan itu, “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah?” Sebuah rangkaian kemenangan, sebuah upah yang cepat layu. Kita berlari untuk sebuah mahkota yang tidak dapat binasa, karunia dari Allah, upah yang akan tiba di akhir masa. Kita berlari menuju Tuhan Yesus, mata kita terpusat kepadaNya.

Lalu, di sana ada satu hal lainnya yang anda tidak dapat lepaskan untuk melihatnya. Di dalam stadium, pertandingan Yunani yang besar itu, dan orang melihat dalam deretan yang bertingkat-tingkat, semua orang berada di sana, orang-orang yang berasal dari wilayah para peserta itu. Di sana ada keluarganya, semua orang yang mengasihinya, sahabat-sahabatnya. Mereka ada di sana, tetangga-tetangga dan orang-orang. Dan ketika dia mewakili nama-nama mereka dan dewa-dewa mereka dan kota mereka dan rumah mereka, mereka mendukung para pelari dan menyoraki dia untuk mencapai tujuan.

Apakah di sana ada orang-orang yang anda kenal dan yang melihat kita dan medorong kita dalam perlombaan yang baik untuk Tuhan Yesus? Apakah di sana ada seseorang? Alkitab berkata ada banyak yang melihat kita, “Karena kita memiliki banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, mari kita berlomba di dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita—karena kita memiliki banyak saksi bagaikan awan.” Mereka melihat kita.  Para malaikat melihat kita ke bawah. Mereka mengawasi kita. Seluruh orang kudus dalam kemuliaan, mereka melihat kita, mereka mendorong kita ke depan. Orang-orang kita berada di mana-mana, mereka mengamati apa yang sedang kita lakukan, mereka melihat, mereka memandang kita!  

Dan ketika kita memenangkan sebuah kemenangan yang besar, mereka akan terdorong, apapun yang kita lakukan—kita melakukannya seperti dalam sebuah stadium, dalam perlombaan kita—orang-orang melihatnya! Dan kita kita melakukannya dengan baik untuk Allah, Allah dimuliakan dan orang Kristen di seluruh dunia ini merasa terdorong untuk melakukannya dengan lebih baik untuk Yesus.

Lalu, dapatkah saya menutup khotbah ini dengan sebuah seruan ke dalam hati anda? Apakah anda berada di dalam perlombaan? Apakah anda berada di dalam lintasan? Apakah anda berlari untuk Tuhan, apakah anda memberikannya untuk Dia? Apakah anda berjuang untuk menjadi unggul? Apakah mahkota yang sedang anda kerjakan adalah untuk sesuatu yang akan layu? Sesuatu yang akan anda tinggalkan ketika anda meninggalkan dunia ini dengan segera? Atau itu adalah sebuah mahkota yang tidak dapat binasa di tangan Allah dan kekal sampai selama-lamanya? Apakah anda berjuang untuk menang? Apakah anda berjaya? Apakah anda berada di dalam lintasan? Apakah anda sedang melakukan kehendakNya? Itu adalah seruan Roh Kudus kepada Firman yang ada di dalam KitabNya pada malam hari ini. Ketika kita menyanyikan lagu undangan kita dan ketika kita membuat perkataan seruan ini ke dalam hati anda pada malam hari ini.

Maukah anda datang di dalam iman dalam memandang Dia? Letakkanlah hidup anda, dedikasikan jiwa anda—semua yang anda miliki—di dalam perlombaan yang mengarah kepada Yesus Kristus, dengan jiwa anda pada malam hari ini. “Pendeta, ini saya datang, menyerahkan hati saya di dalam iman kepada Tuhan. Malam hari ini, saya membuat pernyataan iman di dalam Yesus Kristus.” Maukah anda datang, maukah anda datang pada malam hari ini? “Malam hari ini saya masuk ke dalam lintasan, malam ini saya menyerahkan hati saya kepada Tuhan Yesus.” Maukah anda datang?  

 Seseorang yang telah diselamatkan dan berada di dalam gereja, “Ini kami datang, menempatkan hidup kami bersama dengan anda di dalam jemaat ini.” Sebuah keluarga atau seseorang dari anda, ketika Tuhan akan membuat seruan ke dalam hati anda dan ketika Dia menekankah lintasan itu, maukah anda berkata, “Ya!” kepada Dia, dan “Saya datang.” Dan “Inilah saya.” Saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi ….

 

Alih Bahasa: Wisma Pandia, Th.M.