KETIKA TUHAN DATANG KEMBALI

WHEN THE LORD RETURNS

 

Dr. W. A. Criswell

 

1 Corinthians 4:5

 06-19-55

 

Kami mengucapkan selamat datang bagi anda semua yang sedang bergabung dalam ibadah ini, anda sedang mendengarkan ibadah dari Gereja First Baptist di pusat kota Dallas, dan ini adalah pendeta yang sedang menyampaikan khotbah pagi dari surat 1 Korintus pasal empat. Dan jika anda memiliki Alkitab, anda dapat membukanya di dalam bagian itu. Judul dari khotbah itu adalah “Kedatangan Tuhan.” Itu adalah pesan tentang kedatangan Kristus yang kedua.

Dan pembacaan dari teks kita berasal dari surat 1 Korintus pasal empat dimulai dari ayat satu, “Demikianlah hendaknya orang memandang kami.” Sebab anda tahu, hal yang timbul dalam jemaat Korintus adalah sebuah perpecahan atas penilaian jemaat atas manusia. Beberapa dari mereka telah mendengarkan khotbah Apolos dan mereka memberi penilaian atas Apolos. Beberapa dari mereka telah mendengarkan pemberitaan Kefas dan mereka menyukai serta menilai Simon Petrus. Dan beberapa dari mereka telah mendengarkan pemberitaan Paulus dan mereka memberi penilaian atas Paulus.

Dan ada sebuah perpecahan di dalam jemaat, beberapa orang dengan kelompok ini, beberapa orang dengan kelompok lainnya, dan beberapa orang saling bertentangan dengan yang lain. Akhirnya Paulus memulai dengan kalimat ini, “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.”

Seperti itulah kita semua, kita adalah suara-suara, kita adalah gema. Kita adalah utusan-utusan, kita adalah pelayan-pelayan, kita adalah hamba-hamba. Kita tidak memiliki apa-apa; kita bukanlah pesan yang asli, kita hanyalah hamba-hamba Tuhan. Dan, “Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai—dia didapati setia. Bagiku sedikit kali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia.”

Itu adalah sebuah Yunani kata yang menarik di sana, “Bagiku sedikit kali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau,” oleh anthrōpinēs hēmeras. Kata untuk “manusia” di dalam bahasa Yunani adalah anthrōpos, dan anthrōpinēs yang berarti “manusia.” Lalu kata Yunani untuk “hari” hēmeras. Dan itulah kata Yunani yang terdapat di sana, “Bagiku sedikit kali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau anthrōpinēs hēmeras, atau hari-hari manusia.”

Lalu, tampak jelas bahwa dia sedang berpikir tentang ayat ini di dalam pasal tiga ayat tiga belas, “Sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya,” tepat seperti itu, Hari Tuhan.

Dan Paulus berkata, “Hari-hari manusia dan penghakiman manusia tidak berarti sama sekali. Apa yang mungkin dihakimi oleh penghakiman manusia berkaitan dengan aku tidak bermakna apa-apa. Ya,” kemudian dia melanjutkan, “Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.”

Apa yang dipikirkan manusia sama seperti perubahan temperatur: satu hari naik, satu hari turun, satu hari ini dan satu hari itu. Suatu hari orang banyak berseru, Hosana bagi Anak Daud!” dan hari berikutnya mereka berkata, “Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Itu adalah penghakiman manusia. Paulus berkata apa yang dipikirkan manusia dan apa yang dinilai oleh manusia tidak bermakna sama sekali.

 

Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi.

Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.

Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.

 

Sekarang anda lihat teks saya, “Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang,” hingga Tuhan datang. Lalu, itu bukanlah hal yang secara langsung yang sedang dibicarakan oleh Paulus, yaitu tentang kedatangan Tuhan,  kembalinya Tuhan, tetapi itu adalah khotbah saya. Itu bukanlah sebuah hal yang langsung, Paulus menyampaikan hal itu secara tidak sengaja, sebagaimana anda dapat melihatnya. Di dalam bagian itu, di dalam ayat enam dan seterusnya, Dia mulai berpikir dan berbicara tentang sesuatu yang lain, tetapi dia membawa hal itu secara tidak sengaja, tentang kedatangan Tuhan ini. Dan saya katakan, itu adalah khotbah saya, yang secara tidak sengaja disebutkan oleh Paulus.

Dan tesisnya adalah hal ini, bahwa latar belakang dari semua tulisan-tulisan ini yang telah ditulis di dalam Alkitab, latar belakang dari semua wahyu Allah yang telah dibuat, latar belakangnya adalah hal ini, bahwa Kristus akan datang kembali.

 Sebagai contoh, jika kita memiliki Perjamuan Tuhan dalam surat 1 Korintus, surat ini, di dalam pasal sebelas ayat enam, Paulus akan mengutip perkataan Tuhan yang berkata, “Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang.” Kita memecahkan roti dan berbagi cawan bersama-sama terhadap latar belakang dari kedatangan Allah dan Juruselamat yang mulia, Tuhan Yesus Kristus.

Jika di dalam Alkitab, sebuah seruan dibuat sebagaimana Paulus akan membuatnya, bahwa anda akan menjadi pengikutnya sama seperti dia adalah pengikut Kristus, dia akan membuatnya sebagaimana dia melakukannya di dalam Filipi 3:20, “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat.” Jika dia membuat sebuah seruan, jika Alkitab tergeletak di dalam hati anda keyakinan bahwa kita harus hidup saleh dan berjalan dengan hati-hati di dalam dunia, maka hal itu akan menjadi latar belakang yang sama itu, sebagai contoh di dalam  Titus 2:13, “Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Maha Besar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus.”

Jika ada sebuah kenyamanan dalam memandang kuburan, itu akan dibuat terhadap latar belakang yang sama, sebagai contoh, Rasul Paulus kembali menyebutkannya dalam 1 Tesalonika, pasal empat, ayat tiga belas hingga ayat delapan belas,

 

Selanjutnya kami tidak mau, saudara-saudara, bahwa kamu tidak mengetahui tentang mereka yang meninggal, supaya kamu jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan.

Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan telah bangkit, maka kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Yesus akan dikumpulkan Allah bersama-sama dengan Dia.

Ini kami katakan kepadamu dengan firman Tuhan: kita yang hidup, yang masih tinggal sampai kedatangan Tuhan, sekali-kali tidak akan mendahului mereka yang telah meninggal.

Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit;

Sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa. Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan. Karena itu hiburkanlah seorang akan yang lain dengan perkataan-perkataan ini.

 

Jika ada sebuah seruan bagi kita yang mengalami masalah, itu akan dibuat di dalam terang dari kedatangan Tuhan Yesus. Seperti dalam 2 Tesalonika, pasal pertama ayat tujuh dan ayat delapan,

 

Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nya bersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala, dan mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak mentaati Injil Yesus, Tuhan kita.

 

Jika ada nasehat dari bagian rasul yang kita khotbahkan, bahwa kita harus benar terhadap Alkitab, dia akan membuatnya di atas dasar tentang kedatangan Tuhan. Seperti di dalam surat 2 Timotius, pasal empat ayat pertama, “Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya: Beritakanlah Firman.” Terhadap latar belakang dari seluruh peristiwa yang terakhir itu, semuanya itu telah ditulis dan seruan ini dibuat dalam Firman Allah yang kudus.

Lalu dengan kebulatan hati dan kesaksian para nabi dan Tuhan Yesus, mereka mengangkat suaranya, menunjuk kepada waktu terakhir yang mulia itu. Saksi yang pertama, Tuhan Yesus, berbicara di dalam Injil Yohanes pasal empat belas ayat pertma hingga ayat ketiga,

 

Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku.Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu.

Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada.

 

Itu adalah kesaksian para malaikat dari sorga. Di dalam Kitab Kisah Rasul pasal pertama ayat delapan, malaikat berkata kepada murid-murid,

 

Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.

 

Itu adalah kesaksian dari pemberitaan Simon Petrus di dalam Kisah Rasul pasal tiga, ayat sembilan hingga ayat dua puluh satu, Sang rasul berkata,

 

Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di sorga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu.

 

Rasul Paulus, di dalam suratnya ini, yaitu surat 1 Korintus, dari apa yang sedang saya khotbahkan pagi ini, saya membuat sebuah catatan dengan sebuah pensil merah dari semua hal yang secara sengaja dibicarakan, yaitu tentang kedatangan Tuhan kita. Saya hanya akan mengambil yang pertama dan yang terakhir. Di dalam surat 1 Korintus pasal pertama ayat keenam, “Sesuai dengan kesaksian tentang Kristus, yang telah diteguhkan di antara kamu. Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan penyataan Tuhan kita Yesus Kristus.”

Dan sebuah tipikal, dari teks saya, “Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang.” Dan ayat terakhir ini, “Jika seseorang yang tidak mengasihi Tuhan Yesus Anathema Maranatha. Kasih Karunia Tuhan Yesus menyertai kamu.”

Maranatha. Apa makna dari kata itu? Itu adalah sebuah kata Aramik untuk “Tuhan datang.” Hal terakhir yang disampaikan Paulus di dalam salamnya adalah, “Maranatha, Maranatha, Tuhan datang.”

Demikianlah melalui seluruh kesaksian Alkitab. Penulis dari Kitab Ibrani, dalam Kitab Ibrani pasal sembilan ayat dua puluh tujuh hingga ayat dua puluh delapan, “Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia.”

Atau Yakobus, yang merupakan gembala dari jemaat yang pertama di Yerusalem, saudara tiri dari Tuhan Yesus, di dalam surat pengembalaannya dalam pasal lima ayat delapan, dia berkata, “Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat.”

Yudas yang juga merupakan saudara tiri Tuhan Yesus, di dalam suratnya yang pendek di ayat empat belas berkata, “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudusNya.”

Dan apa yang dapat saya sampaikan tentang Kitab Wahyu, yang tema utamanya dimanifestasikan di dalam Wahyu pasal satu ayat lima hingga ayat tujuh,

 

Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, --bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia.

 

Tema yang paling utama dari seluruh Alkitab adalah hal ini: Di dalam Perjanjian Lama, seseorang akan datang. Di dalam Injil-Injil seseorang telah datang. Di dalam Surat-Surat dan Wahyu, seseorang yang akan datang kembali, Dia yang telah akan datang, Dia yang tellah datang, dan Dia akan datang sekali lagi. “Ia yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, berfirman: ‘Ya, Aku datang segera!”’ Dan jawaban doa dari jemaat dan umat Allah adalah, “Amin, datanglah, Tuhan Yesus.”

Lalu, ada tiga pengakuan yang akan dibuat pada pagi hari ini berkaitan dengan kedatangan Tuhan. Yang pertama: Kedatangannya bersifat nyata, secara literal, secara terbuka, secara tubuh dan secara fisik. Pengakuan yang kedua; Dia akan berkuasa secara nyata, terlihat nyata, dan kerajaan literal. Dan pengakuan ketiga: Kita akan menjadi warga kerajaan itu, anda secara nyata, secara fisik, yang telah dibangkitkan dan bersifat kekal, dan masyarakat yang mulia, subjek yang nyata—yaitu anda.

Baiklah, pengakuan yang pertama, bahwa kedatangan Tuhan akan terjadi secara nyata, secara literal, secara kelihatan, dan secara fisik. Ada sebuah kata Yunani yang digunakan untuk kedatangan Tuhan, dan itu adalah sebuah kata yang sangat umum. Anda akan menemui kata itu sepanjang Alkitab. Anda bertemu dengan kata itu di dalam literature Yunani. Itu adalah sebuah kata yang sangat umum, dan kata itu adalah parousia.

Di dalam Kitab Matius pasal dua puluh empat dalam ayat ketiga, “Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: ‘Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda parousia-Mu dan tanda kesudahan dunia?’”

Lalu di dalam pasal yang sama dalam ayat dua puluh tujuh, “Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak parousia Anak Manusia.”

Lalu, di dalam pasal yang sama dalam ayat tiga puluh tujuh, “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada parousia Anak Manusia.” Dan ayat tiga puluh sembilan, “Dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada parousia Anak Manusia.”

Lalu, apa makna dari kata parousia itu? Saya katakan, itu adalah sebuah kata umum yang digunakan dalam seluruh Alkitab dan di dalam seluruh literatur Yunani. Ia memiliki sebuah makna, dan hanya satu makna. Itu berarti sebuah fisik, kehadiran tubuh. Bukan di dalam tempat, bukan di dalam bagian, bukan dalam contoh, tidak pernah digunakan secara figuratif atau secara rohani.

Kata parousia merujuk kepada kehadiran pribadi secara nyata, dan saya akan meembuktikannya kepada anda saat ini. Sekarang, bukalah pikiran anda, dan jangan tertidur. Dengarkanlah saya untuk beberapa saat dan anda akan menemukan hal ini sama seperti hal itu terdapat di dalam Alkitab, di dalam Firman.

Di dalam surat 2 Korintus pasal sepuluh ayat sepuluh, Paulus mengutip tentang perkataan musuh-musuhnya. Dan inilah yang dikatakan musuh-musuhnya tentang dia, “Sebab kata orang, surat-suratnya memang keras, tetapi parousia—nya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti.” Itu yang disampaikan oleh musuh-musuhnya tentang dia.  

Baiklah, apakah makna dari hal itu? Musuhnya berkata menyampaikan hal ini tentang dia, ‘“Surat-suratnya,’ kata mereka, ‘memang tegas dan keras, tetapi kehadirannya secara tubuh lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti.”’ Dan kata yang terdapat di sana adalah parousia. “‘Surat-suratnya,’ kata mereka, ‘memang tegas dan keras, tetapi parousia-nya,kehadirannya secara tubuh, lemah.”’ Dia kelihatan seperti seorang …., dia kelihatan seperti kacang tanah, seorang yang kerdil. Dia sama seperti sebuah kutil, dia kelihatan seperti tidak bermakna apa-apa. Itulah yang disampaikan musuh-musuhya tentang kehadiran fisiknya

Lalu, kata itu adalah sebuah kata yang umum dalam kata Yunani, yaitu kata parousia. Kita akan mengambil salah satu contoh lainnya, sebab kita dalam sedikit tidak dapat memulainya dalam sedikit waktu yang sempit untuk mengkhotbahkannya, anda hanya baru saja mendapat permulaannya. Baiklah, itu akan menjadi hal yang sama. Sekarang, salah satu contoh lainnya, di dalam surat Filipi pasal dua ayat dua  belas. Sekarang dengarkanlah, Filipi 2:12, “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih parousia, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir.”  Parousia bearati hadir secara tubuh. “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku  masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir.” Kata parousia berarti hadir secara tubuh fisik.

Kemudian saya memiliki tiga contoh lain di sini dari Yunani Koine. Ada sebuah masa dari sejumlah generasi yang lalu ketika orang sering berpikir dan para sarjana yang berpikir bahwa Alakitab ditulis dalam sebuah tulisan Biblika Yunani. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini, para arkeolog telah menggali di dalam tempat kedap udara yang disegel yang ada di puing-puing di sekeliling kota-kota besar dari Mesir. Dan di tempat lain, para arkeologis telah menggali batu-batu tua. Dan kita telah menemukan Alkitab itu di dalam apa yang mereka sebuat dengan hē koinē dialektos, yang merupakan bahasa yang umum dari orang-orang di daerah itu.

Dan mereka telah menggali papyrus-pairus itu. Anda lihat, mereka telah hancur, tertulis dia atas sebuah kertas tua yang tipis; tulisan-tulisan papyrus yang telah hancur di cuaca yang buruk dari dunia Mediterania. Tetapi di tempat kedap udara yang disegel dalam timbunan pasir Mesir sekarang telah mereka gali. Dan mereka memiliki papyrus yang jumlahnya mencapai ribuan. Dan papyrus Yunani adalah tulisan yang menggunakan bahasa Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani.

Seorang pemuda menulis sebuah surat cinta, atau itu biasa saja merupakan surat yang sah, atau sebuah undang-undang, atau sebuah kontrak, atau sebuah dokumen, atau sebuah laporang surat kabar tentang apa yang telah terjadi—jika dulunya mereka memiliki sebuah surat kabar. Lalu, semuanya itu tertulis di atas papyrus di dalam bahasa dari Perjanjian Baru.

Baiklah, sekarang ini adalah tiga contoh dari ribuan contoh yang dapat anda ambil. Ada seorang wanita yang bernama Dionysia yang memperjuangkan sebuah perkara di hadapan sebuah distrik yang sempurna, di mana dia telah membuat rumahnya. Ketika tuntutan ditarik atas petisinya di dalam pengadilan atas izin kembali kepemilikan rumahnya bahwa perawatan rumahnya berdasarkan parousia-nya, dan dia tidak dapat mengurus rumahnya  saat dia tidak hadir. Jadi anda melihat makna dari kata parousia? Dia harus pulang, dia harus memberitahukan hakim, atas tanah tempat rumahnya berdiri berdasarkan parousia-nya, kedatangannya secara pribadi.

Baiklah, itu yang pertama, ini adalah contoh lainnya. Ada papyrus lainnya. Hal itu memberi laporan dari seorang bangsawan yang dikunjungi oleh Ptolemy kepada sebuah distrik tertentu, yang telah dikenai pajak untuk menaikkan anggaran atas pertunjukannya selama  parousia nya di wilayah itu, kehadirannya secara fisik di wilayah itu.

Baiklah, salah satu contoh lainnya, dari salah satu papyrus itu. Papirus itu menjelaskan festival untuk kepentingan gubernur atas parousia-nya, atas kedatangannya, kehadiran tubuhnya secara fisik.

Lalu, itu adalah kata yang digunakan dalam Alkitab untuk kedatangan Tuhan. kata itu di sebut dalam Alkitab dengan parousia dan diterjemahkan secara umum di dalam Alkitab dengan “kedatangan.” Itu merujuk kepada kehadiran secara kelihatan, secara tubuh, kehadiran secara nyata dari Tuhan Yesus Kristus. Yesus bukanlah sebuah roh, Yesus tinggal dalam sebuah tubuh. Itu adalah sebuah tubuh yang ajaib, sebuah tubuh kekal. Dia adalah buah sulung dari kebangkitan dan suatu hari kita akan menjadi sama seperti Dia.

Tetapi Dia memiliki sebuah tubuh, Dia memiliki tulang, dan Dia memiliki daging. Dan Dia adalah seseorang; sama seperti anda adalah sebuah seseorang, Yesus adalah seseorang. Dan Dia tinggal dalam sebuah topos. Itu adalah kata Yunani yang terdapat di dalam Injil Yohanes pasal empat belas, “Aku pergi ke situ untuk mempersiapkan sebuah topos bagimu, sebuah tempat bagimu.” Sebuah tubuh harus memiliki sebuah tempat, dan sorga adalah sebuah tempat untuk orang. Dan Tuhan Yesus adalah orang. Yesus adalah seseorang dan Dia akan datang kembali secara nyata, secara literal, secara fisik. Tuhan Yesus akan muncul pada suatu hari. jadi, itu adalah pengakuan saya yang pertama.

Sekarang, yang kedua, dan kita harus bergegas. Pengakuan yang kedua adalah hal ini: bahwa Tuhan Yesus akan berkuasa atas sebuah kerajaan yang nyata. Dia akan berkuasa atas sebuah pemerintahan yang nyata. Dia akan menjadi seorang pepimpin atas sebuah kerajaan teokrasi yang besar. Dan itu akan menggenapi impian manusia atas sebuah utopia, sejak masa kuno. Republic dari karya Plato, tidak lain merupakan gambaran filsafat dari sebuah pemerintahan yang ideal, Utopia, dari Sir Thomas Moore  adalah pendekatan metafisik lainnya terhadap kerinduan di dalam hati manusia untuk keadilan dan kemerdekaan. Dan alasan bagi komunisme terhadap seruan bagi para intelektual adalah, mereka memiliki sebuah mimpi tentang sebuah pemerintahan yang sempurna di dunia ini.

Tetapi selalu ada sebuah hal yang muluk-muluk di dalam Republic Plato, selalu ada sebuah hal yang muluk-muluk di dalam Utopia Moore; dan selalu ada sesuatu masalah dengan idelisme komunis itu, negara sosialis bahwa mereka berpikir untuk menghapuskan semua kelas dan membuat semua manusia menjadi raja-raja dan gubernur-gubernur dan presiden-presiden di dalam pemerintahan. Hal itu tidak pernah digenapi, hal itu tidak akan pernah dapat terjadi.

Salah satu pria di dalam jemaat kita memberitahukan sebuah kisah lama yang saya ingat. Ada seorang orator dan seorang komunis di atas jalanan, dan di dalam antusiaismenya di dalam doktrin sosilaisnya, dia berusaha memberikan pengaruh dengan fasih. Dia berkata, “Comrad, datanglah revolusi dan kita semua akan makan strauberi tiga kali sehari setiap hari.”

Lalu, seorang pemuda yang ada di sana, di barisan yang paling depan sedang mendengarkan pidatonya yang semangat—mungkin stobery membuat dia gatal atau alergi—pemuda itu berdiri dan berkata, “Tetapi saya tidak menyukai strauberi.” Dan ahli pidato itu merah padam dan nada suaranya yang marah  melengking. Dan dia mengacungkan tinjunya di hadapan pengkritik ini dan berkata, “Datanglah revolusi dan kita akan makan strauberi tiga kali sehari dan menyukainya.”

Lalu, itu adalah tipikal. “Kita tidak akan memiliki kelas, kita akan memiliki sebuah pemerintahan yang ideal, kita akan memiliki sebuah utopia yang sangat hebat; ya, dengan tinju yang dikepalkan dan oleh polisi negara.”

Bagaimanapun, kita mungkin salah di dalam pertunjukan kapitalis kita. Ada sesuatu yang salah dengan setiap sistem pemerintahan.Tidak ada sebuah bangsa yang sempurna, sebab ada warga negara yang tidak sempurna. Tetapi akan datang sebuah masa, sebuah masa yang mulia, akan datang sebuah hari, sebuah hari yang luar biasa, di mana di dalam dunia ini akan dipenuhi oleh Utopia yang menjadi mimpi manusia. Dan hal itu terjadi ketika Yesus menjadi Raja, ketika kita memiliki sebuah teokrasi di dunia ini. 

Di dalam Kitab Daniel pasal dua, anda memiliki gambaran yang dilihat oleh Daniel: kepala emas, yang dia katakan merupakan Babel; dan dada perak, yang dia katakan merupakan Media-Persia, dan pinggang tembaga, yang merupakan kerajaan Yunani dari Aleksander; dan kemudian kedua kaki dari besi, yang merupakan Roma bagian Timur dan Roma bagian barat. Dan kemudian jari-jari kakinya; berdasarkan Alkitab, dunia tidak akan pernah lagi di bawah satu pemerintahan lagi. Jari-jari kaki merupakan bagian dari besi dan tanah liat, beberapa merupakan bangsa yang kuat dan beberapa lainnya merupakan bangsa yang lemah, tetapi mereka tidak akan bersatu lagi. Dan pada masa hari-hari dari jari itu di bawah sini, pada masa itu datanglah sebuah batu yang terungkit lepas tanpa perbuatan tangan manusia, dan menimpa patung itu tepat pada kakinya. Dan itu adalah kerajaan dari batu yang terungkit lepas, yang merupakan kerajaan Allah, yang dia sebutkan,  akan berdiri sampai selama-lamanya.

Lalu, kerajaan yang secara nyata Tuhan akan berkuasa, kerajaan itu adalah sebuah pemerintahan. “Sebab Anak telah lahir untuk kita,” hal itu menceritakan kisah dari Lukas; dan “Seorang Putera telah diberikan”—itu adalah Yohanes 3:16, “Dan setiap orang yang percaya kepadaNya.” “Lambang pemerintahan ada di atas bahunya … di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya.” Dia akan menjadi seorang raja, seorang gubernur, seorang penguasa. Dan Dia memiliki nama-nama ilahi, “Dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.”

Dan bagaimana hal itu akan digenapi, dengan undang-undang sosial, dengan perubahan ekonomi? Tidak tuan! Hal itu akan digenapi, berdasarkan Firman Allah, oleh Allah sendiri, “Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.” Allah akan melakukannya.

Jika hal itu bergantung pada usaha manusia, hal itu tidak akan pernah terwujud. Hal itu tidak akan pernah tergenapi. Tetapi Allah akan melakukannya, “Kecemburuan Tuhan semesta alam akan melakukan hal ini.”

Lalu, kerajaan yang mulia itu, seperti apakah di dalamnya? Sekarang, anda dengarkanlah hal ini, “Serigala akan tinggal bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiringnya. Lembu dan beruang akan sama-sama makan rumput dan anaknya akan sama-sama berbaring, sedang singa akan makan jerami seperti lembu.” Lihatlah itu, “Singa akan makan jerami seperti lembu.” Jika ada memiliki sebuah pemerintahan yang sempurna di dunia ini, dunia akan tetap dipenuuhi oleh darah, dan singa akan tetap menghancurkan mangsanya, dan serigala akan tetap membunuh domba.

Sekarang ini, jika serigala dan anak domba berbaring bersama-sama, anak domba berada di dalam serigala, dan anda tidak dapat merubahnya. Tetapi di dalam kerajaan millennial dari Tuhan, akan ada sebuah perubahan di dalam hal tragis yang ada di dalamnya. Allah tidak pernah membuat hal itu dan itu bukan merupakan kehendak Allah.

Sekarang, anda lihatlah hal ini. Di dalam Kitab Kejadian pasal pertama ayat dua puluh sembilan dan ayat tiga puluh, sekarang anda dengarkanlah. “Berfirmanlah Allah: ‘Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.”’

Lalu teks selanjutnya, “Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.”

Pada masa Taman Eden, tidak ada makhluk yang membunuh mahluk yang lainnya, tidak ada hewan yang mengambil kehidupan hewan yang lainnya, tidak ada kekerasan dan pertumpahan darah di dalam firdaus Allah. Hanya setelah dosa datang maka binatang itu memiliki cakar dan taring dan mulai membunuh serta menumpahkan darah.

Tetapi di dalam kerajaan yang akan datang itu, apakah anda membacanya? Singa akan makan jerami seperti seekor lembu. Serigala dan domba akan berbaring bersama-sama, macan tutul dengan anak kambing. Hal itu tidak terdapat di dalam Taman Eden, bahwa binatang saling membunuh satu sama lain, bahwa mereka menjadi ganas. Di dalam bagian yang sama ini: 

 Anak yang menyusu akan bermain-main dekat liang ular tedung dan anak yang cerai susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Tidak ada yang akan berbuat jahat atau yang berlaku busuk di seluruh gunung-Ku yang kudus, sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya.

 

 Itu akan menjadi sebuah kerajaan millennium; itu akan menjadi sebuah regenerasi. “Pendeta, bukanlah itu terdapat di dalam Perjanjian Lama.” Perjanjian Lama, hanyalah merupakan sebuah dasar dari wahyu yang lebih mulia dari Perjanjian baru. Anda dengarlah apa yang disampaikan Paulus, yang menyatakan hal yang sama dalam Kitab Roma pasal delapan, “Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak dinyatakan,”—penyingkapan, pewahyuan. Karena seluruh mahluk telah ditaklukkan terhadap hal ini.” Kepada kekerasan dan darah;saling memakan satu sama lain, seluruh mahluk telah ditaklukkan kepada hal itu, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia yang telah menaklukkannya, tetapi di dalam pengharapan. Karena mahluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.  Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.

 

 Kita tahu apa artinya mengeluh di bawah beban dari alam semesta yang mengerikan, yang kita tinggali ini, wabah dan usia tua menekan kita semua dan akhirnya kematian dan kehancuran. Dan apa yang kita lihat di dalam diri kita. kita melihatnya di dalam seluruh dunia binatang, pertumpahan darah dan pembunuhan, berbaring di dalam penantian dan mangsa. Ini adalah sebuah dunia dari darah dan kematian. 

Tetapi di dalam kerajaan yang baru, Kerajaan Millenial, kerajaan yang mulia yang akan diperintah oleh Yesus, kita akan kembali memiliki hari-hari yang mulia. Di mana macan tutul dan anak kambing berbaring bersama-sama; karena serigala dan anak domba adalah sahabat-sahabat dan tetangga-tetangga; dan di mana singa akan makan jerami seperti lembu. Seluruh sifat jahat dan kebencian dan kedengkian dan darah dan pembunuhan, semuanya hilang. Semuanya itu tidak ada lagi selain dari pada kedamaian dan kebenaran dan kemuliaan Allah di wajah Yesus. 

Oh, sungguh menyakitkan hati saya karena tidak dapat menyampaikan pengakuan saya yang ketiga. Dia adalah raja yang nyata yang akan datang dan kita akan melihatnya. Dan dia akan bertakhta di atas sebuah kerajaan yang nyata. Dan pengakuan yang ketiga, dan kita akan berada di sana, orang-orang yang nyata, yaitu anda, kita semua yang telah percaya kepada Yesus Kristus, anak-anak Allah, yang dibuat dengan iman di dalam Dia. Betapa merupakan sebuah janji yang mulia, dan tidak heran Paulus menyebutnya dengan pengharapan yang mulia.

Sekarang, kita akan menyanyikan lagu kita. Dan ketika kita menyanyikannya, seseorang dari anda yang mengasihi Tuhan, yang percaya kepada Tuhan, yang mendengarkan firmanNya, membuka hati anda terhadap hal itu. Anda tahu, saya telah belajar banyak, berusaha untuk mengembalakan umat Allah. Beberapa waktu yang lalu, saya telah belajar bahwa kita telah mendapat ide yang salah tentang bagaimana diselamatkan. Ketika kita berpikir bahwa jika diselamatkan sekarang, kita berkata, “Saya telah melihat seorang malaikat dari sorga, saya telah melihat sebuah cahaya dari sorga, saya telah memperoleh sebuah pengalaman baru yang tiba-tiba berubah.” Tidak demikian, tidak demikian, saya telah menjadi orang Kristen yang dengan rendah hati menerima Firman yang mulia dan janji Alkitab—bahwa Dia telah mati bagi dosa-dosaku berdasarkan Kitab Suci, bahwa Dia telah bangkit kembali pada hari yang ketiga berdasarkan Kitab Suci, dan bagi orang-orang yang memandang Dia, Dia akan datang kembali tanpa dosa untuk keselamatan. “Percayakah anda akan hal ini?” Percayakah anda? Jika anda percaya, itulah maknanya menjadi orang Kristen. “Saya percaya  bahwa Yesus adalah semua seperti yang telah Dia sampaikan. Bahwa Dia mampu untuk melakukan semua hal yang telah Dia janjikan. Bahwa Dia setia untuk menepatisetiap suku kata di dalam Alkitab. Saya percaya hal itu.” Jika anda percaya, anda menjadi bagian dari kami, menjadi anak-anak Allah yang membuat pengembaraan dari hidup ini ke dalam hidup yang akan datang. Dengan surat, atau dengan baptisan, dengan pengakuan iman, bagaimanapun Allah akan menyampaikan firman dan membuat seruan. Ketika kita menyanyikan pujian ini, bagi anda yang berada di atas balkon, atau dari mana saja, anda boleh datang dan kami menyambut anda dalam nama Tuhan, saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi.     

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.