WAHYU ALLAH

(THE REVELATIONS OF GOD)

 

Dr. W. A. Criswell

 

29-05-55

 

1 Korintus 2:9-10

 

Kita tidak memiliki seorang sahabat yang lebih baik selain dari pada Walter Shable, yang merupakan kepala sekolah dari Crozier Tech High School, sekolah tinggi kita di pusat kota. Ia lebih suka berada di tengah-tengah kita dari pada di rumah.

Dan dia akan membacakan Firman Allah bagi kita. Dan kemudian Pendeta akan membawakan pesan bagi para sarjana muda dan bagi kita semua pada jam yang kudus ini..

Kepala sekolah Shable: Kami selalu menyambut anda!

KEPALA SEKOLAH SHABLE: Terima kasih Pendeta. Saya senang dengan kesempatan yang telah diberikan kepada saya dan saya berterimakasih kepada jemaat yang berada di sini. Waktu ini merupakan hal yang sangat penting bagi siswa yang telah lulus dan juga bagi keluarga-keluarga. Dan, kami sebagai guru dan anda sebagai orang tua akan menyampaikan hal-hal yang memiliki kesan alami, sesuatu yang akan berkesan bagi siswa yang telah lulus pada waktu yang sangat berpengaruh ini. 

Dan suara kitab dan pikiran kita akan bercampur aduk, sehingga kita tidak tahu harus menyampaikan apa.

Dan, mari kita membuka Kitab Allah. Kita berpaling kepada jemaat-jemaat seperti ini dan kita mendapat jawaban di sana, melalui pendeta dan rohnya, melalui getaran di ruangan ini pada malam hari ini, juga dari para penyanyi dan para seniman dan penyanyi solo dan juga pemain biola, getarannya tidak dapat kita gambarkan secara penuh. Di sini, anda memperoleh getaran dari aksih Allah dan tujuan Allah dan kehendak Allah dan iman yang anda miliki. Hal itu dapat tertangkap, dan saya berterimakasih bagi anda semua yang dapat hadir di sini.

Dan saya suka untuk menuntun perhatian anda ke dalam Kitab Mazmur, saya menyebutnya dengan Mazmur para lulusan. Kadang-kadang disebut dengan Mazmur ziarah, hal itu dikenali dari pergi keluar dan pergi ke dalam dan fakta bahwa kita sedang membuat perubahan di sini.

Anak-anak Israel seringkali berbicara tentang gunung-gunung. Mereka menyukai gunung-gunung. Dan anda tahu mengapa? Mereka memiliki masalah dengan orang-orang dari lembah. Mereka tidak pernah dapat secara sempurna dalam mengatur musuh-musuh mereka di dalam lembah. Mereka akan berpaling ke gunung-gunung.

Lalu, Daud berkata di sini:

Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku?

Pertolonganku ialah dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi.

Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap.

Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel.

Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.

Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam.

Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; Ia akan menjaga nyawamu.

Tuhan akan menjaga keluar masukmu, dari sekarang sampai selama-lamanya.

 

Itu adalah perkataan yang saya pikir kita semua sebagai pengajar dan pendeta serta musisi dan orang tua akan senang untuk menekankannya ke dalam pikiran anda pada hari kelulusan yang membahagiakan ini.

Terima kasih pendeta, atas kesempatan ini.

DR. CRISWELL: Terberkatilah hati anda. Dan sekarang, khotbah pada malam ini: jika seseorang dapat berkenan untuk membela jalan dari Allah bagi manusia, khotbah pada malam ini adalah sebuah penyajian dari kebenaran iman Kristen ketika kita menemukannya di dalam tujuan wahyu Tuhan di dalam Kitab Markus pasal sembilan dan di dalam surat 1 Korintus pasal dua. Sebuah kisah yang terdapat di dalam Kitab Markus, tentang seorang ayah yang anaknya menderita sakit keras. Dan dia datang kepada Yesus, dia berkata dalam Markus 9:22: “Tuhan, sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.”

Yesus berkata kepadanya: “Katamu: jika Engkau dapat?”—seruan yang menunjuk secara langsung—“ Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” 

Dan serta merta, ayah dari anak itu berseru dan berkata dengan berderai air mata: “Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!”

Lalu, di dalam surat 1 Korintus  pasal dua, dimulai dari ayat sembilan:

… Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

Karena kepada kita Allah telah menyatakannya oleh Roh, sebab Roh menyelidiki segala sesuatu, bahkan hal-hal yang tersembunyi dalam diri Allah.

Dan ayat empat belas:

Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

Di sana anda memiliki konflik abadi antara apa yang dapat dilihat oleh mata dan apa yang dapat didengar oleh telinga dan penaklukan iman. Sebab yang kelihatan—apa yang hanya dapat dilihat manusia, apa yang dapat didengar oleh manusiaa—yang kelihaatan membawa kepada kita sesuatu yang kecil dan yang terbatas serta bagian yang tidak penting dari dunia Allah yang sangat luas.

Hanya iman yang penuh kemenangan. Hanya dengan mata jiwa kita sungguh-sungguh menghasilkan hikmat yang sejati dan pengetahuan yang benar tentang Allah. Sebagai contoh, karena hal-hal yang kelihatan tidak pernah memberi sebuah jawaban,  hanya beberapa tahun yang lampau manusia berdiri dengan gemetar dan keputusasaan di hadapan penyakit kuning dan difteria dan pneumonia dan polio. Anda lihat, bahwa wabah itu tidak dapat ditundukkan. hil bagi manusia untuk mengharapkan kemenangan Benteng mereka tidak tergoyahkan. Mustahil bagi mereka untuk mengharapkan kemenangan atas kerusakan yang mengerikan itu dan serangaan yang tidak dikenal itu.

Hal itu telah menjadi kenyataan di dalam generasi kita bahwa salah satu pemimpin terkemuka sepanjang zaman bahwa ilmu pengetahuan telah berkembang sejauh hal itu dapat mengalami kemajuan. Tidak ada hal lain yang dapat ditemukan. Semua yang telah diketahui manusia telah diketahui.

Juga dalam abad sembilan belas sebelumnya, orang berkata bahwa tidak ada kapal uap  yang dapat melintasi sebuah samudera. Ia akan tenggelam dengan beban batu bara yang sangat banyak untuk membawanya melintasi lautan.  Dan sampai ke dalam generasi kita, manusia telah mencemooh tentang tentang sebuah telegraf. Mereka telah berpikir bahwa navigasi melalui udara merupakan sebuah ide cemerlang yang meletus. Dan sebuah radio, apalagi sebuah televisi, mereka tidak dapat memahaminya. Anda lihat, mata tidak pernah melihat hal-hal ini, karena itu dengan demikian semuanya ini tampak mustahil bagi mereka.

Kemudian, ada beberapa orang yang mulai berpaling dari hal-hal yang kelihatan, yang mulai menyelidiki jiwa dari dunia Allah. Dan mereka kembali dengan beberapa penemuan yang luar biasa. Pasteur, sebagai contoh, datang dan berkata: “Aku telah menemukan penyebab dari wabah yang mengerikan. Aku telah menemukan alasan bagi semua bencana yang diderita oleh umat manusia. Dan itu adalah hal-hal yang tidak pernah dilihat mataa. Itu adalah hal-hal yang tidak pernah didengar telinga.” Dan di dalam kata-kata Kitab Suci, Pasteur berkata: “Kuman-kuman ini. bakteri-bakteri ini, tidak dapat dilihat oleh mata biasa. Juga tidak dapat diketahui karena hal itu hanya dapat diselidiki melalui mikroskop.”

“Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.”  Ada beberapa dokter yang datang dan mereka mulai menyelidiki rahasia kehidupan. Dan seorang anak laki-laki datang dengan kesehatan yang sempurna, tetapi dokter akan berkata: “Tidak, dia memiliki sebuah waktu tertentu untuk hidup.”

Dan anda berkata: “Tetapi dia kelihatan kuat dan sehat.”

Dokter berkata: “Ambil stateskop ini dan dengarkan detak jantungnya.” Dan anda dengarkanlah. Dan dokter berkata: “Tanpa bantuan, telinga yang telanjang tidak dapat mendengar hal-hal ini, juga tidak dapat mengetahuinya, karena hal-hal ini hanya dapat diselidiki oleh stateskop.”  

Dan orang-orang yang luar biasa ini bekerja di dalam bidang metal, yang membawa penggenapan ke zaman mekanik ini. Ambil satu contoh: Seorang ahli logam. Dia berjalan dan dia berkata: “Ada besi di dalam dunia ini.”

Atau seseorang yang lain yang lewat dan berkata: “Ada uranium di dalam formasi batu ini.”

Dan anda mengejek serta tertawa: “Saya tidak melihat besi. Anda bodoh. Tidak ada besi di sini. Tidak ada uranium di sini.”

Tetapi, dia mengambil sebuah alat yang kecil dan seperti jarum yang ditusuk ke bawaah seperti sebuah jari telunjuk Allah. Dan mereka menggali dan seperti yang dikatakan oleh ahli logam, di sana ada emas. Dan seperti yang dia katakan, di sana ada uranium. Sebab, kata ahli logam itu: “Tanpa alat bantuan, mata yang telanjang tidak dapat melihat hal-hal ini, juga tidak dapat mengetahuinya, karena hanya dapat diselidiki oleh alat-alat magnetik.” 

Jadi, secara berangsur-angsur, manusia iman mulai menarik keluar hal-hal yang tidak diketahui dari rahasia dunia Allah. Dan secara berangsur-angsur, alam semesta di sekitar kita mulai muncul: Kekomplekan tiada bandingnya, rahasia yang luar biasa, dunia yang diciptakan oleh Allah yang tidak terbatas. Tetapi anda tidak melihatnya dengan mata anda. Dan anda tidak mendengarnya dengan telinga anda. 

Tetapi penaklukan ini merupakan penaklukan dari iman. Seseorang yang terpelajar sekarang berdiri, memegang sebutir pasir di dalamnya dan berkata: “Rahasia dari hal yang terbentang luas tentang kita tersembunyi di dalam pasir yang kecil ini, yang merupakan sistem molekuler. Dan seluruh sistem molekuler merupakan seluruh dunia atomik.  Dan jarak antara dunia-dunia itu dan jarak antara nukleus dan elektron  yang berputar di sekitar inti yang secara komperatif sama seperti jarak antara matahari dan bumi ini.”

Dunia ciptaan Allah yang tanpa batas: Kita mulai melihatnya dengan mata iman. Dan hal luas yang berada di sekitar kita tidak berbeda dengan hal-hal yang berada di dalam kita: Misteri yang luar biasa ini yang telah diukir oleh Allah ke dalam hidup dan ke dalam takdir. Tentu saja, yang membentuk kita, yang membentuk kita menjadi semakin hebat; menetapkan lapisan-lapisan dari seluruh langit yang tidak ada batasnya dengan mata manusia; menetapkan bayangan dari diriNya sendiri, hal-hal yang tidak terhingga melalui jiwa manusia—tidak terbatas di dalam atom, tidak terbatas di bagian luar secara keseluruhan.

Dan kita telah menemukan tangan hikmat yang sejati dan pengetahuan yang sejati ketika kita menemukan tangan Allah yang berada di belakang itu semua. Anda tidak dapat melihatnya dengan mata telanjang. Anda tidak dapat mendengarnya dengan telinga yang telanjang. Anda tidak dapat masuk ke dalamnya dengan panca indera yang tidak memiliki bantuan. Manusia duniawi tidak dapat menerima hal-hal tentang Allah, juga tidak mengetahuinya karena hal itu bersifat mikroskopis—mereka bersifat atom—mereka bersifat magnetik—mereka hanya dapat dinilai secara rohani. Mereka hanya terlihat oleh mata jiwa.

Beberapa waktu yang lalu, saya telah membaca tentang seorang ilmuwan yang telah mengambil telur ikan dan di bawah panas matahari, dia mengamatinya melalui mikroskop. Dan di dalam kata-katanya sendiri, dia berkata: “Ketika saya melihat telur ikan itu dibawah sinar matahari—saat saya melihatnya berkembang, tampak oleh saya bahwa sebuah tangan yang tidak terlihat sedang membentuk dan menuntun dan membuat hal itu tersingkap di hadapan saya.” Hal itu terjadi di mana-mana. Dengan mata jiwa, melihat kepada tuntunan, pembentukan dan pemeliharaan dari tangan Allah Yang Mahatinggi.

Dan orang-orang muda, hal itu memimpin saya kedalam sebuah pengakuan yang berkaitan dengan iman—agama—wahyu dari Allah Yang Mahatinggi. Ada misteri di dalam agama. Pengkhotbah hanya berdiri dan dia membuat pengakuan dan seterusnya. Dan pelayan-prelayan berdiri dan dia hanya berkata-kata.

Tetapi saya tidak melihatnya. Dan saya tidak dapat meletakkan di dalamnya sebuah tabung percobaan dan hal itu tidak dapat dibuktikan. Oleh karena itu, mata tidak melihatnya. Telinga tidak mendengarnya. karena itu ia tidak eksis. Hal itu tidak benar. Hal itu tidak nyata. Dan Dia menghina agama dan melewatkannya.

Baiklah. Untuk sesaat kita melihat hal itu. Saya memberikan jaminan kepada anda bahwa di dalam wahyu Allah dan di dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus, ada sebuah hal yang tidak terbatas yang masuk ke dalam pikiran saya yang terbatas yang tidak pernah masuk kedalamnya. Saya tidak melihatnya. Saya tidak mendengarnya. Saya tidak memahaminya. Hal itu melampaui apa yang dapat dikandung di dalam pikiran saya.

Tetapi, katakanlah kepada saya, orang muda: Tidakkah anda akan merasa takjub jika saya berkata bahwa saya dapat memegang samudera di dalam telapak tangan saya? Dan bukankah tidak kurang menakjubkan bagi seseorang yang berkata bahwa di dalam otaknya yang terbatas, dia dapat mencakup ketidak terbatasan dari Allah yang tidak terbatas? Hal itu melampaui kita. Hal itu melampaui apa yang dapat diketahui manusia atau yang dapat dipahami atau dimengerti. 

Misteri terbesar dari semua itu adalah misteri Allah sendiri. Segala sesuatu yang lainnya adalah bayangan yang terpancar dari cahaya yang tidak terbatas itu. Tetapi, karena pikiran saya tidak dapat mencakup hal itu dan karena mata tidak dapat menjelaskannya dan karena hal-hal yang kelihatan melampaui saya bukanlah merupakan alasan mengapa saya tidak mendapatinya demikian dan benar.

Allah berada dalam cara itu dimana-mana. Saya tidak melihatNya berbeda di mana saja. Jika itu adalah Allah, itu adalah sebuah misteri. Jika itu adalah tanganNya, hal itu tidak dapat dijelaskan. Jika hal itu benar adalah Dia, maka tidak ada manusia yang secara pokok masuk ke dalamnya. Dan hal itu benar di mana saja.

Kadang-kadang, saya suka membayangkan tentang seekor laba-laba tua yang kecil yang saya baca, laba-laba yang mencari makan di bawah dasar sungai Amazon. Lalu, Sungai Amazon sangat luas, dalam dan lebar. Lalu, bagaimanakah sebuah laba-laba kecil mencari makan di dasar Sungai Amazon? Mengapakah dia tidak tenggelam? 

Jadi ini adalah cara laba-laba kecil itu dalam mencari makan. Ia meniup sebuah gelembung kecil dan masuk ke dalam gelembung kecil itu, dan dia menjulurkan kepalanya keluar dari gelembung kecil itu dan dia  menyisir sekitar dasar Sungai Amazon, memakan sesuatu di sana yang dia sukai: es krim atau kue atau persik atau apa saja yang dia suka di dasar Sungai Amazon itu. Kemudian dia memasukkan kembali kepalanya ke dalam gelembung itu dan naik ke atas, bergulung ke pantai dan melangkah di tanah yang kering dan dia sangat menarik dan lembut saat anda melihatnya dan mahluk yang sangat pintar yang pernah saya dengar.   

Siapa yang mengajarkannya untuk melakukan hal itu? Oh, anda mengajarkannya untuk melakukan hal itu? Tidak. Kakek anda  yang mengajarkannya melakukan hal itu? Tidak seorang pun yang mengajarkannya untuk melakukan hal itu. Allah menunjukkan kepadanya bagaimana melakukan hal itu.

Lalu, anda ambillah tawon besar berbulu. Berdasarkan hukum aerodinamika, seekor tawon besar berbulu tidak dapat terbang. Tubuhnya terlalu berat. Sayapnya terlalu pendek dan dia tidak mengepakkannya dengan cukup cepat. Dia tidak dapat terbang. Tetapi, dia tidak taahu bahwa ia tidak dapat terbang. Dan selama ilmuwan anda tidak memberitahukannya, dia akan tetap terbang. Mengapa? Karena Allah telah mengajarkannya bagaimana dia dapat terbang. Itulah pekerjaaan Allah.

Beberapa cara di dalam hukum Allah: mereka sangat misterius, hal-hal yang sukar untuk dijelaskan untuk masuk ke dalam apa yang tidak dapat dipikirkan oleh manusia. Gravitasi—hal yang menahan bumi ini bersama-sama: Gravitasi. Mengapa lautan tidak  tumpah keluar. Mengapa anda tidak terbang ke angkasa? Jika anda berdiri di puncak dunia, orang Cina ini berdiri di atas kepalanya, lalu mengapa dia tidak jatuh dari sana? Jika samudera ini adalah milik kita, di sebelah sana di teluk Meksiko, jika ia ditahan di tangan laut yang berada di sana dan Samudera India berada di bagian atas, mengapa ia tidak tumpah? Mengapa hal itu tidak terjadi?

Lalu, anda pergi ke ilmuwan dan anda berkata: Apakah yang menahan duinia ini sehingga tetap bersama-sama? Mengapa kita semua tidak jatuh?”

Dan para ilmuwan akan berkata: “Hal itu sangat sederhana. Hal yang tetap menahan bumi ini bersama-sama adalah gravitasi.”

Mengapa, tentu saja, Orang bodoh! Mengapa anda tidak mengetahui hal itu? Gravitasilah yang menahan bumi ini bersama-sama. Tetapi, kami lupa untuk bertanya kepada anda: “Apakah gravitasi?”

Anda sungguh-sungguh bodoh, tidakkah anda tahu bahwa gravitasi adalah apa yang menahan bumi ini bersama-sama? Itulah Allah.

Tidak masalah di mana anda menemukan pekerjaan Tuhan, tidak masalah di mana anda menemukan ciptaan yang jenius dari ketidakterbatasan, itu aadalah sesuatu yang anda tidak dapat masuki. Itu adalah sesuatu yang tidak dapat anda jelaskan. Itu adalah sesuatu yang tidak dapat anda rangkul. Itu adalah sesuatu yang tidak anda daapatkan di dalam kepala anda. Hal itu jauh melampaui kita. Itu adalah Yang Mahatinggi. Itu adalah hal yang tidak terbatas yang berasal dari sorga.

Demikian juga dengan kepercayaan yang sejati dari Tuhan Yesus Kristus: “Mata tidak dapat melihatnya, telinga tidak dapat mendengarnya.” Pikiran tidak dapat membayangkannya. Lalu, bagiamana kita mengetahuinya? Kita mengetahuinya seperti ilmuwan yang menyelidiki dan menemukan rahasia pembelahan atom. Dengan maata iman, dia melihat, dia menyelidiki, dia mempelaajari dan dia menemukannya.

Jadi, demikian juga dengan seseorang dan kepercayaannya dan seseorang dan Allahnya. Bukan dengan mata telanjang, anda tidak akan pernah menemukan sebuah atom. Bukan dengan telinga yang telanjang, anda tidak akan pernah mendengar sebuah molekul. Bukan sesuatu yang dapat dipikirkan atau dibayangkan di dalam hatinya, dia tidak dapat membayangkan hal-hal yang tidak terbatas.

Tetapi kita mengetahuinya dengan mata, dengan telinga, dengan hati dari jiwa. Allah telah menyingkapkannya kepada kita oleh RohNya. Manusia duniawi tidak dapat melihatnya. Dia tidak dapat mendengarnya. dan itu adalah kebodohan baginya. Juga dia tidak mengetahuinya, karena hal itu hanya dapat dinilai oleh hal yang bersifat mikroskopis dan besifat magnetis.

Lalu hal itu benar pada malam hari ini. Dan hal ini setiap kali pelayan berdiri untuk berkhotbah. Ketika seorang pengkhotbah berdiri dan mulai berbicara tentang hal-hal yang tidak terbatas, tentang Allah yang tidak terbatas, ada orang-orang yang mendengarkannya dan berkata: “Itu adalah kebodohan.” “Itu adalah kebodohan,” itu karena hatinya belum disadarkan. Dia tidak melihat dengan mata jiwanya. 

Anda lihat, anda dapat buta di dalam jiwa anda sama seperti anda dapat buta di dalam mata jasmani anda. Itu seperti simponi musik yang sangat indah. Pemain biola sedang memainkan biola. Dan pemain cello sedang memainkah cello. Dan pemain violin sedang memainkan violin. Dan pemain piano sedang memainkan piano. Dan segala sesuatu tampak indah, setiap orang memainkan bagiannya di dalam simponi itu.

Dan ketika hal itu sedang berlangsung, akan ada seseorang yang berada di di sana dan melihat program itu dengan sebuah keluhan yang panjang: “Kapankah keburukan  dan penderitaan ini akan berakhir?” Dan di sampingnya, akan ada orang lain, yang diangkat, dan tersanjung oleh musik sorgawi ini yang sedang dia dengarkan juga, sebab manusia duniawi tidak menerima hal-hal ini, juga tidak mengetahuinya, karena mereka hanya dapat dinilai dalam bidang musik.

Demikian juga dengan kebenaran yang agung dari Allah Yang Mahatinggi. Seseorang dapat menutup hatinya. Dia dapat menutup pikirannya. Dia dapat mengeraskan kehendaknya. Dia dapat berkata: “Tidak, saya tidak mau mendengarkan. Tidak, saya tidak mau melihat. Tidak, saya tidak membiarkan Allah menyadarkan hidup saya.” Dan dia hidup dalam sebuah dunia yang tertutup terhadap misteri yang besar—Allah sendiri—semuanya yang berada di sekitarnya.

Lalu, di dalam sebuah waktu yang tersisa, bolehkan saya berbicara tentang apa yang terdapat di dalam surat 1 Korintus, bagimana kita dapat mengetahui kebenaran yang agung dari wahyu Allah. Kita mengetahuinya di dalam salib Yesus Kristus: “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.”

Saya mengenal Allah, seperti apakah Allah, di dalam salib AnakNya. Di sana ada kasih, kasih Allah. Di sana ada iman. Di sana ada pengharapan. Di sana ada pengampunan. Di sana ada penebusan. Di sana ada pencurahan hidup. Di sana ada kerendahan hati. Di sana ada undangan. Di sana ada sambutan. Di sana ada pengampunan. Di sana ada sorga. Di sana ada kemuliaan. Saya mengetahuinya di dalam salib Anak Allah.

Dan saya mengambilnya untuk diri saya sendiri. Saya menerima kebenarannya yang agung dan wahyu dari Allah—saya menerimanya dengan iman. Saya percaya dan takluk. Saya yakin dan saya telah menang. Saya menyerah dan takluk dan itu adalah jaminan bagi saya.

Saya datang untuk mengetahui Allah di dalam pertobatan, di dalam penyesalan, di dalam iman, di dalam kepercayaan, di dalam penguburan, di dalam ketundukan. Allah berbicara dan kita dapat mendengar dan di sana ada sebuah wahyu. Dan hal itu menyelamatkan jiwa dan mengubah hidup.

Dengan cepat, bolehkan saya menutup dalam sebuah cara yang saya pikir anda dapat melihatnya lebih mudah dari pada saya berkhotbah dalam setahun? Saya sedang duduk dalam sebuah kelompok pria. Mereka telah berburu. Dan ketika mereka sedang berbicara dan anda tahu, hanya ingin mengetahui apa yang telah mereka lalui, mengapa, karena salah satu orang pria itu menyampaikan sebuah hal yang tidak biasa yang pernah saya dengar. Dia berkata, saat dia sedang berburu, dia mendengar suara gonggongan anjing, anjing-anjing pemburu. Dan dia berhenti untuk mendengarkan.

Setiap pemburu, setiap Esau, setiap orang yang berhubungan dengan kayu dan hutang, senang mendengar gonggongan anjing dan anjing-anjing pemburu. Dan kemudian, dia berkata, “Saya berhenti dan mendengarkan. Dan semakin dekat serta semakin dekat berlari ke arah saya.” 

Dan dia berkata, “Ketika saya berdiri di sana dan sedang mendengarkan,” dia berkata, “tiba-tiba dari dalam hutan keluarlah sebuah rusa kecil, seekor kijang kecil.”

Dan dia berkata, “Hewan kecil itu berlari dan terus berlari hingga kelelahan hingga kelelahan dan tidak dapat lagi berlari. Dan hewan kecil itu berpaling menghadapi wajah dari anjing-anjing itu, siap untuk mati.”

Dan dia berkata, “Ketika rusa kecil itu berhenti dan berpaling itu melihat terror dan di dalam ketakutan terhadap anjing-anjing yang menggonggong dan berlari ke arah hewan kecil itu,” dia berkata, “tiba-tiba rusa kecil itu memandang saya.”

Dan dia berkata, ‘Hewan kecil itu berlari ke arah saya dan tersungkur jatuh di bawah kaki saya.”

Dia berkata, “Saya mengambilnya ke dalam pangkuan saya. Saya mengusir anjing-anjing itu. Saya membawanya ke rumah. Saya merawatnya dan memeliharanya. Dan hewan itu telah menjadi hewan peliharaan saya pada hari ini.”

Dan dia berkata, “Bagi saya, itu adalah sebuah simbol dari kepercayaan dan dari iman.”

Itu adalah kisah yang paling ganjil yang pernah saya dengar dari seseorang. Tetapi ketika saya mendengarkan pemburu itu menceritakannya kepada kelompok itu, saya berkata, “Itu benar. Itu benar.”

Berhadapan dengan pemburu dari neraka, berkonfrontasi dengan maut yang mengerikan—semua kegelapan malam dan kejahatan, semua hal yang dilakukan oleh yang dapat dilihat dan yang tidak dapat dilihat—mendengarkan deru dan raungan, memalingkan muka dari wajah maut yang tidak terhindarkan dan sebuah alam maut, di sana berdirilah Anak Manusia dan Anak Allah. Dan di dalam ektrimitas kita, karena tidak ada orang yang pergi, tidak ada orang yang berpaling juga—di dalam ektrimitas kita, kita jatuh tersungkur di bawah kakiNya. Dia mengangkat kita dan memelihara kita dan menyelamatkan kita dan melindungi kita dari anjing neraka dan maut. Itulah iman. Dan itulah bagaimana kita datang untuk mendapat perhentian di dalam Allah.  

Orang muda, apapun yang anda lakukan, apapun yang anda ketahui, anda tidak akan pernah menemukan perhentian yang terakhir itu, kemuliaan yang final, hingga di dalam kerendahan hati, di dalam pertobatan dan iman, anda meletaakkan seluruh hidup anda di bawah kaki Pribadi yang telah disalibkan, dan melihat di dalam keyakinan, di daalam wajahNya, di dalam wajahNya yang memelihara kita dan menjaga kita hingga hari yang terakhir itu, Amin. Dan Allah memberkati anda sebagaimana anda menghadapi hidup dengan tangan anda di dalam tangan Allah.

Sekarang, Mr. Shable, Saya ingin mengubah nyanyian kita. Saya ingin supaya kita menyanyikan nomor 107:

 

Imanku memandang kepadaMu.

Engkau Anak Domba dari Kalvari,

Juruselamat ilahi.

Sekarang, dengarlah aku

Ketika aku berdoa.

Singkirkanlah seluruh kesalahanku.

Oh, lepaskanlah aku dari masa ini,

Menjadi milikMu seluruhnya.

 

Dan ketika kita menyanyian himne yang penuh berkat itu, seseorang dari anda, dari mana saja, serahkanlah hati anda kepada Tuhan. Letakkanlah hidup anda ke dalam persekutuan jemaat. Ketika kita menyanyiakan lagu ini, maukah anda datang? Maukah anda melakukannya sekarang?

“Pendeta, inilah saya, saya telah menerima Tuhan sebagai Juruselamat saya dan saya telah menyerahkan jiwa saya dan hidup saya kepadaNya. Dengan mata iman saya sungguh-sungguh memandang kepadaNya dan saya di sini saya datang.”

Atau sebuah keluarga: “Pendeta, kami meletakkan hidup kami di dalam persekutuan jemaat.”

Seseorang dari anda: Bagaimana pun Allah akan menyampaikan firman—dalam waktu seruan yang kudus ini, saat kita menyanyikan lagu, maukah anda datang? Maukah anda melakukannya sekarang, saat kita berdiri dan saat kita bernyanyi? 

 

Alih bahasa: Wisma Pandia, Th.M.